Sistem Imun Manusia: Melawan Invasi, Mencegah Infeksi
// Rubrik Biologi · Majalah 1000guru · September 2013 //
Setiap harinya tanpa kita sadari, tubuh kita diserang oleh
berbagai organisme asing seperti virus, bakteri, protozoa, dan parasit. Apabila
organisme-organisme asing atau antigen ini berhasil menembus pertahanan tubuh
dan menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh, timbullah kondisi yang dinamakan
dengan infeksi.
Untuk mencegah terjadinya infeksi, terdapat berbagai
mekanisme pertahanan tubuh. Pertahanan tubuh manusia misalnya berupa barrier
fisik berupa kulit maupun produksi asam lambung. Salah satu bentuk pertahanan
tubuh manusia adalah dengan suatu sistem pertahanan tubuh yang disebut dengan
sistem kekebalan tubuh atau imunitas.
Apa itu sistem imun?
Sistem imun merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang
berperan dalam mengenali atau mengidentifikasi senyawa asing yang masuk dalam
tubuh kita. Senyawa asing yang berpotensi membahayakan tubuh manusia ini
nantinya akan dilawan oleh sistem tersebut.
Bagaimana sistem imun bekerja?
Perlu diketahui bahwa banyak organ penting pada tubuh
bagi pembentukan komponen sistem imun, di antaranya Thymus, limpa,
kelenjar getah bening, dan sumsum tulang. Selanjutnya, komponen-komponen
tersebut akan mempertahankan tubuh manusia melawan infeksi, dengan bekerja
dalam dua cara, yaitu sistem imun alami dan sistem imun adaptif.
Sistem imun alami
Sistem imun alami merupakan pertahanan tubuh yang
pertama kali bekerja saat terdapat invasi. Sistem ini umumnya aktif sampai 12
jam pertama sejak invasi organisme. Sel yang berperan dalam sistem imun alami
di antaranya adalah makrofag dan natural killer cell. Sel-sel tersebut
dinamakan fagosit karena akan melawan invasi dengan cara fagositosis (penelanan
organisme asing).
Selain fagositosis, salah satu mekanisme lain dalam
sistem imun alami adalah dengan produksi ‘antibiotik alami’ berupa interferon
dan lysozyme. Interferon berperan dalam mengeblok replikasi dari virus
yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan lysozyme berperan dalam menyerang
dinding sel bakteri.

Proses
fagositosis bakteri. Luka yang menyebabkan bakteri masuk menembus barrier kulit
akan direspon langsung oleh fagosit yang bermigrasi dari pembuluh darah.
Kemudian membran sel fagosit akan membentuk cekungan agar bakteri bisa masuk.
Dari situ bakteri akan masuk ke dalam sel di dalam vacuola berbungkus
membran (disebut Fagosom). Lalu fagosom akan bergabung bersama lisosom untuk
proses digesti bakteri. (Sumber gambar: dengan modifikasi dari
http://www.biologymad.com/Immunology/inflammation.jpg dan John Hopkins
Bloomberg, Open Public Courseware, http://ocw.jhsph.edu/)
Sistem imun adaptif
Apabila invasi bakteri tidak dapat diatasi dengan
sistem imun alami, saat tersebut akan diaktifkan sistem imun lainnya, yaitu
sistem imun adaptif. Pada sistem imun adaptif, antigen pertama kali akan
difagositosis oleh antigen presenting cells (APC), misalnya makrofag.
Hasil dari pencernaan tersebut akan dibawa ke sel T untuk ‘dikenalkan’. Dari
proses tersebut dapat terjadi dua macam mekanisme berdasarkan jenis sel T.
Pertama, sel T akan mengaktifkan sel B menjadi sel plasma. Selanjutnya, sel
plasma ini akan memproduksi antibodi yang spesifik untuk melawan antigen. Sel T
yang terlibat pada jenis ini disebut sel T helper, atau dapat juga sel T
langsung melawan antigen tersebut. sel T yang demikian disebut sel T sitotoksik
(toksik terhadap sel yang telah terinfeksi).
Mekanisme sistem imun alami dan adaptif terutama berbeda
dalam waktu yang diperlukan. Imunitas alami merupakan mekanisme
pertahanan pertama dengan bermacam-macam cara, misalkan dinding epitel (kulit,
mukosa), serta fagosit. Sementara itu, respon imun adaptif akan muncul
selanjutnya atas inisiasi sel respon alami juga. Limfosit dan produk-produknya
akan bekerja, seperti antibodi yang memblok infeksi. Selain itu sel T akan
bersifat sitotoksik.

Perbedaan
imunitas alami dan adaptif. Perhatikan waktu yang diperlukan dari kerja
imunitas alami dan adaptif. (Sumber gambar: Sabiston Textbook of Surgery, 18th
ed)
Oleh karena itu, dengan adanya sistem imun, invasi
organisme asing terhadap tubuh kita dapat dilawan. Sangat luar biasa, bukan?
Bahan bacaan:
- J. H. L. Playfair dan B.M. Chain, Immunology at Glance 7th Edition, Blackwell Publishing (2001).
- W. C. Shen dan S. G. Loule, Immunology for Pharmacy Students, Harwood Academy Publisher (2005).
Penulis:
Deni Krisnamurti, Program Studi Profesi Apoteker Universitas Gadjah Mada.
Kontak: denikrisna(at)gmail.com, http://denikrisna.wordpress.com
Deni Krisnamurti, Program Studi Profesi Apoteker Universitas Gadjah Mada.
Kontak: denikrisna(at)gmail.com, http://denikrisna.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar