Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi
Jakarta, 13 Nopember - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia tinggi karena persalinan masih banyak dilakukan di rumah dan usia ibu melahirkan yang terlalu muda.
Karena
itu, kara Nafsiah Mboi di Jakarta, Senin (12/11/2012), Peringatan Hari
Kesehatan Nasional (HKN) 2012 harus memberikan perhatian terhadap kesehatan ibu
dan anak karena kedua indikator MDGs itu masih jauh dari target yang harus
dicapai pada 2015.
"Negara
kita besar sekali, jumlah ibu melahirkan juga terlalu banyak. Walaupun KB sudah
ada kemajuan tapi masih kurang, masih terlalu banyak ibu-ibu yang melahirkan
pada usia muda," kata Menkes pada peringatan Hari Kesehatan Nasional.
Penyebab
utama kematian pada ibu melahirkan adalah perdarahan dan infeksi yang tidak
tertolong karena banyak yang masih memilih untuk melahirkan di rumah, tidak di
rumah sakit atau puskesmas.
"Perdarahan
ini banyak terjadi pada ibu usia muda, 15-16 tahun sudah melahirkan. Kemudian
biasanya di daerah yang cukup terpencil, jarak dari rumah ke puskesmas
jauh," kata Menkes.
Di
Indonesia data SDKI menyatakan AKB telah menurun dari 35 per 1.000 kelahiran
hidup (2004) menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup (2007) sementara AKI menurun
dari 307 per 100.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 228 per 100.000 kelahiran
hidup (2007).
Meski
telah mengalami penurunan yang cukup banyak, indikator AKB dan AKI dalam MDGs
masih jauh dari target yang ditentukan dan harus dicapai pada 2015.
Pemerintah
masih harus bekerja keras untuk mencapai target MDG sesuai kesepakatan yaitu
AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
2015.
Nafsiah
mengatakan Kementerian Kesehatan menjalin kerja sama dengan pihak lain seperti
ormas dan dunia usaha untuk membantu pencapaian MDGs tersebut misalnya melalui
tempat ibadah agar membujuk ibu melahirkan untuk pergi ke puskesmas.
"Ada
ibu-ibu yang enggan ke puskesmas, ingin melahirkan di rumah. Ini belum
terjangkau sehingga kadang-kadang pertolongan terlambat. Ini kenapa penting
sekali melalui tempat ibadah untuk menyampaikan ke masyarakat agar tidak
terlambat," ujarnya.
Wakil
Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti memaparkan pemerintah telah melakukan
terobosan-terobosan untuk menurunkan AKI dan AKB seperti penerapan jaminan
persalinan (Jampersal) maupun sistem penanggulangan kegawatdaruratan terpadu
(SPGDT).
"Sekarang
ada yang kita sebut sister hospital, dimana rumah sakit di daerah sulit seperti
daerah terpencil atau perbatasan, dibantuk oleh sister hospitalnya di kota
besar, dengan mengirim tim lengkap ke daerah-daerah yang angka kematian ibunya
tinggi," kata Ghufron.
Sister
hospital itu telah dilakukan oleh beberapa rumah sakit di kota besar seperti
Jakarta, Yogyakarta, Medan dan Makassar dan diharapkan Ghufron dapat juga
dijalankan oleh rumah sakit-rumah sakit lainnya. (Ant/Gs)
Komentar
Posting Komentar