KELAINAN LETAK SUNGSANG
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................
2.1 Defenisi.....................................................................................................
2.2 Etiologi......................................................................................................
2.3 Patofisiologi...............................................................................................
2.4 Diagnosis...................................................................................................
2.5 Penatalaksanaan.........................................................................................
2.6 Manajemen dalam persalinan.....................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
A. KESIMPULAN.........................................................................................
B. SARAN......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
uteri. Tipe letak sungsang yaitu: Frank breech (50-70%) yaitu kedua
tungkai fleksi ; Complete breech (5-10%) yaitu tungkai atas lurus
keatas, tungkai bawah ekstensi ;Footling (10-30%) yaitu satu atau kedua
tungkai atas ekstensi, presentasi kaki (Jhon smeeth, 2009).
Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena
persalinan presentasi bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala.
Sebab kematian perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting
adalah prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan
akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada
presentasi bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan
dengan tindakan-tindakan untuk mengatasi macetnya persalinan (I gede bagus
2010).
Kehamilan dengan
presentasi bokong merupakan kehamilan yang memiliki risiko. Hal ini dikaitkan
dengan abnormalitas janin dan ibu. Frekuensi dari letak sungsang ditemukan
kira-kira 4,4 % di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dan 4,6 % di Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi
bokong, diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian
presentasi bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak
adalah pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika
dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presentasi bokong terbanyak
adalah pada panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik
pada Pintu Atas Panggul (adam syaifuddin, 2010).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana sebenarnya
letak sunsang itu?
2.
Sebagai calon bidan
apa yang harus dilakukan ?
1.3 TUJUAN
1.
Penulis ingin
mengkaji lebih banyak lagi tentang letak sunsang.
2.
Penulis ingin
mengetahui tindakan apa – apa saja yang dapat kita lakukan sebagai seorang
bidan jika kelak di lapangan kita temui kasus ini.
BAB
II
PEMBAHASAAN
2.1
DEFENISI
Persalinan sungsang adalah persalinan
untuk melahirkan janin yang membujur dalam uterus dengan bokong atau kaki pada
bagian bawah dimana bokong atau kaki akan dilahirkan terlebih dahulu daripada
anggota badan lainnya.
2.2
ETIOLOGI
Menjelang kehamilan aterm, kavum uteri
telah mempersiapkan janin pada letak longitudinal dngan presentasi puncak
kepala. FaKtor-faktor predisposisi untuk presentasi bokong di luar usia gestasi
adalah relaksasi uterus yang disebabkan oleh multiparitas, janin multiple,
hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, riwayat presentasi
bokong, anomali uterus dan berbagai tumor dalam panggul.Fianu dan Vaclavinkova
(1978) menunjukkan hasil USG yang menyatakan bahwa terdapat prevalensi
presentasi bokong yang jauh lebih tinggi pada implantasi plasenta di daerah
kornu fundus uteri (73%) dibandingkan dengan presentasi puncak kepala (5%).
Frekuensi presentasi bokong meningkat pada plasenta previa, meskipun hanya
sedikit kasus presentasi bokong yang berhubungan dengan plasenta previa. Tidak
terdapat korelasi kuat antara presentasi bokong dengan panggul sempit.
2.3 PATOFISIOLOGI
Letak
janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam
uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban
relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang.
Pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya,
beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi
sungsang.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang,
yakni:
• Presentasi bokong
(frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi
lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu
atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba
bokong.
• Presentasi bokong kaki
sempurna ( complete breech ) ( 5-10%). Pada presentasi bokong kaki sempurna
disamping bokong dapat diraba kaki.
• Presentasi bokong kaki
tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or footling ) ( 10-30%). Pada
presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping
bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian
paling rendah adalah satu atau dua kaki.
2.4 DIAGNOSIS
Diagnosis
letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, di bagian bawah
uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala
teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat
memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain
daripada kehamilannya yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan
gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya
ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus. Apabila
diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena
misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air
ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam.
Apabila
masih ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografik atau M.R.I. ( Magnetic Resonance Imaging ). Setelah ketuban
pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya
sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus
dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan
panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan
lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk
membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong
dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan
otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang
dan alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua
kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak
sempurna, hanya teraba satu kaki di samping bokong.
2.5 PENATALAKSANAAN DALAM KEHAMILAN
Mengingat
bahaya-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang dihindarkan. Untuk
itu bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang, terutama
pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi luar menjadi presentasi
kepala. Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan antara 34 dan 38 minggu.
Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke-34 belum perlu dilakukan, karena
kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu
ke-38 versi luar sulit untuk berhasil karena janin sudah besar dan jumlah air
ketuban relatif berkurang.Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin
harus pasti, sedangkan denyut jantung janin harus baik. Apabila bokong sudah
turun, bokong harus dikeluarkan lebih dahulu dari rongga panggul, tindakan ini
dilakukan dengan meletakkan jari-jari kedua tangan penolong pada perut ibu
bagian bawah untuk mengangkat bokong janin. Kalau bokong tidak dapat
dikeluarkan dari panggul, usaha untuk melakukan versi luar tidak ada gunanya.
Setelah bokong keluar dari panggul, bokong ditahan dengan satu tangan, sedang
tangan yang lain mendorong kepala ke bawah sedemikian rupa, sehingga fleksi
tubuh bertambah.
Selanjutnya
kedua tangan bekerjasama untuk melaksanakan putaran janin untuk menjadi
presentasi kepala. Selama versi dilakukan dan setelah versi berhasil denyut
jantung janin harus selalu diawasi. Sesudah janin berada keadaan presentasi
kepala, kepala didorong masuk ke rongga panggul. Versi luar hendaknya dilakukan
dengan kekuatan yang ringan tanpa mengadakan paksaan. Versi luar tidak ada
gunanya dicoba bila air ketuban terlalu sedikit, karena usaha tersebut tidak
akan berhasil. Kontraindikasi lain untuk melakukan versi luar ialah:
a.
Panggul sempit
Pada
panggul sempit tidak ada gunanya melakukan versi luar, karena meskipun berhasil
menjadi presentasi kepala, akhirnya perlu dilakukan seksio sesarea. Tetapi bila
kesempitan panggul hanya ringan, versi luar harus diusahakan karena kalau
berhasil akan memungkinkan dilakukan partus percobaan.
b.
Perdarahan antepartum
Versi
luar pada perdarahan antepartum tidak boleh dilakukan, karena dapat menambah
perdarahan akibat lepasnya plasenta.
c.
Hipertensi
Pada
penderita hipertensi, usaha versi luar dapat menyebabkan solusio plasenta
d.
Hamil kembar
Pada
kehamilan kembar, selain janin yang lain dapat menghalangi usaha versi luar
tersebut, yang lebih berbahaya ialah bila janin berada dalam satu kantong
amnion kemungkinan tali pusat kedua janin akan saling melilit
e.
Plasenta
previa.
Kalau
versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut,
penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan. Kerugian penggunaan narkosis untuk
versi luar antara lain: narkosis harus dalam, sebab dengan narkosis ringan
versi laur jauh lebih sulit dibandingkan bila penderita tetap dalam keadaan
sadar. Disamping itu, karena penderita tidak merasakan sakit ada bahaya kemungkinan
digunakan tenaga berlebihan dan dapat mengakibatkan lepasnya plasenta.
Mengingat bahayanya, sebaiknya tidak melakukan versi luar dengan menggunakan
narkosis.
2.6 MANAGEMEN DALAM PERSALINAN
Jenis
pimpinan persalinan sungsang :
1.
Persalinan
pervaginam
Berdasarkan
tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan pervaginam
dibagi menjadi 3 yaitu:
·
Persalinan
spontan (spontaneous breech).
Janin
dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara
Bracht.
·
Manual
aid (partial breech axtraction; assisted breech delivery).
Janin
dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan
tenaga penolong.
·
Ekstraksi
sungsang (total breech extraction).
Janin
dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.
2. Persalinan per
abdominam ( seksio sesarea)
A. Prosedur Pertolongan
Persalinan Spontan
1. Tahap pertama
Fase lambat, yaitu mulai
lahirnya bokong sampai pusat (skapula depan ).disebut fase lambat karena fase
ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian yang tidak begitu berbahaya.
2.
Tahap
kedua
Fase
cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Disebut fase
cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas panggul,
sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu fase ini harus segera
diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir, janin
dapat bernafas lewat mulut.
3.
Tahap
ketiga
Fase
lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir. Disebut fase
lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus),
ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan
secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya perdarahan intra kranial
(adanya ruptur tentorium serebelli).
Teknik pengeluaran
bokong
1. Sebelum melakukan
persalinan, penolong harus memperhatikan sekali lagi persiapan untuk ibu, janin,
maupun penolong. Pada persiapan kelahiran janin harus selalu disediakan cunam
Piper.
2. Ibu tidur dalam
posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva. Ketika timbul his ibu
disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu bokong mulai
membuka vulva (crowning) disuntikkan 2-5 unit oksitosin intra muskulus.
Pemberian oksitosin ini adalah untuk merangsang kontraksi rahim sehingga fase
cepat dapat diselesaikan dalam 2 his berikutnya.
3. Episiotomi
dikerjakan pada saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir, bokong
dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang
paha, sedangkan jari-jari lain memegang panggul ( gambar 1 ).

4. Pada setiap his
ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak sangat tegang,
tali pusat dikendorkan lebih dahulu.
5. Kemudian
penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin ( gambar 2 )

guna mengikuti gerakan
rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya
mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan sehingga gerakan tersebut hanya
disesuaikan dengan gaya berat badan janin. Bersamaan dengan dimulainya gerakan hiperlordosis
ini, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller pada fundus uterus, sesuai
dengan sumbu panggul. Maksud ekspresi Kristeller ini adalah:
a.
Agar
tenaga mengejan lebih kuat, sehingga fase cepat dapat segera diselesaikan.
b.
Menjaga agar posisi kepala janin tetap dalam
posisi fleksi
c.
Menghindari
terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dengan kepala janin sehingga tidak
terjadi lengan menjungkit.
6. Dengan melakukan
gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir tali pusat, perut, bahu dan
lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.
7. Janin yang baru lahir
diletakkan diperut ibu. Seorang asisten segera menghisap lendir dan bersamaan
dengan itu penolong memotong tali pusat.
Keuntungan
a. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga
mengurangi bahaya infeksi.
b. Cara ini adalah cara yang paling mendekati persalinan
fisiologik, sehingga mengurangi trauma pada janin.
Kerugian :
a. 5-10% persalinan secara Bracht mengalami kegagalan, sehingga
tidak semua persalinan letak sungsang dapat dipimpin dengan cara Bracht.
b. Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan terutama dalam
keadaan panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku misalnya pada
primigravida, adanya lengan menjungkit atau menunjuk.
B.
Prosedur Manual Aid
Indikasi
1.
Persalinan secara
Bracht mengalami kegagalan, misalnya bila terjadi kemacetan baik pada waktu
melahirkan bahu atau kepala.
2.
Dari semula memang
hendak melakukan pertolongan secara manual aid. Di Negara Amerika sebagian
besar ahli kebidanan cenderung untuk melahirkan letak sungsang secara manual
aid, karena mereka menganggap bahwa sejak pusar lahir adalah fase yang sangat
berbahaya bagi janin, karena pada saat itulah kepala masuk ke dalam pintu atas
panggul, dan kemungkinan besar tali pusat terjepit diantara kepala janin dan
pintu atas panggul.
Tahapan
Tahapan
a.
Tahap pertama,
lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan tenaga ibu sendiri.
b.
Tahap kedua, lahirnya
bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.
c.
Tahap ketiga, lahirnya
kepala

A.
Prosedur Ekstraksi sungsang
Jenis ekstraksi total :
1.
Ekstraksi
bokong
2.
Ekstraksi
kaki
EKSTRAKSI BOKONG
Tindakan ini
dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah
berada didasar panggul.
Tehnik :
1. Jari telunjuk penolong
yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir dan diletakkan pada
lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk
memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan tangan
yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah (gambar 18 dan
19)


2. Bila dengan traksi
tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis,
jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara
serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar 20)

3. Setelah bokong lahir,
bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin
dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.
EKSTRAKSI KAKI
1. Setelah persiapan
selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan secara
obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka labia.
2. Tangan yang didalam
mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai belakang lutut
(fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi paha janin sehingga
sendi lutut menjadi fleksi.(gambar 21)

3. Tangan yang diluar (dekat
dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk mempermudah tindakan
mencari kaki janin tersebut diatas (gambar
22)

4. Setelah
lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari II dan II , kemudian
dituntun keluar vagina ( gambar 23 )



- Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir
- Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir ( gambar 24)

- Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir. (Gambar 25)





Setelah bokong lahir,
dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam dan selanjutnya
untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti yang sudah
dijelaskan
PERSALINAN SUNGSANG
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI “Hj.SITI SUSILAWATI,SKM”
MARTAPURA
MARTAPURA
PENGKAJIAN
DATA
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Mei 2013
Jam :
09.00 WIB
PENGUMPULAN
DATA
A.
Data Subjektif
1. Identitas
Nama :
Ny. S Nama
suami : Tn. H
Umur :
27 tahun Umur :
29 tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama :
Islam Agama : Islam
Pendidikan :
SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan :
honorer Pekerjaan : swasta
Alamat :
Jl. Kenanga Martapura
2. Keluhan Utama
Ibu hamil cukup bulan (aterm) pada kehamilan kedua
mengeluh perut mules disertai rasa sakit yang menjalar sampai kepinggang dan
keluar lender darah sejak pukul 22.00 WIB dari vaginanya.
3. Riwayat Haid
Menarche : + 12
tahun
Siklus :
28-30 hari
Lamanya :
6 hari
Banyaknya :
2 kali ganti pembalut perhari
Dismenorrhoe : tidak ada
4. Riwayat Sosial Ekonomi
·
Status perkawinan
Kawin :
ya
Usia
kawin :
19 tahun
Lama
perkawinan : + 8
tahun
Dengan suami
sekarang : ya
Isteri
ke :
1 (pertama)
·
Riwayat kontrasepsi
Jenis :
suntik 3 bulan
Lamanya : + 5
tahun
Masalah :
tidak ada
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
No
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
Anak
|
||||||||
Tahun
|
uk
|
peny
|
JP
|
pnlong
|
tmpt
|
peny
|
peny
|
BB/PB
|
JK
|
keadaan
|
peny
|
|
1
2
|
2007
2013
|
Aterm
Aterm
|
-
sungsang
|
Sptbk
-
|
Bidan
-
|
Klinik
-
|
-
-
|
-
-
|
3000 gr/49 cm
-
|
♂
-
|
Baik
-
|
-
-
|
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT :
15-08-2012
TP :
22-05-2013
Hamil ke- :
2 (kedua)
Mulai ada
gerakan
janin :
Umur kehamilan 20 minggu
ANC
a. Trimester I
Frekuensi :
1 kali (14-10-2012)
Tempat periksa : Bidan Prakter
Mandiri
Pemeriksa : Bidan
UK : 7 minggu
Keluhan : tidak ada
Terapi : B6 3x1 (memproduksi zat kimia yang berperan
pembuatan protin)
B Complex 3x1 ( mencegah anemia)
Imunisasi : lengkap sampai TT V
Penyuluhan :
·
Menganjurkan untuk mengkonsumsi
makan yang bergizi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan dan susu.
·
Menganjurkan ibu untuk minum
obat-obatan yang diberikan secara teratur dan sesuai dosis.
·
Menganjurkan ibu makan sedikit tapi
sering
b. Trimester II
Frekuensi : 2 kali (10-12-2013 dan 14-01-2013)
Tempat periksa : Bidan Praktek
Mandiri
Pemeriksa : Bidan
UK : 16 minggu dan 21-22 minggu
Keluhan : Tidak ada
Obat :
- Vit C (untuk daya tahan tubuh dan membantu penyerapan
zat besi.
- Kalk ( untuk kalsium dan tulnag janin)
- SF 1x1
(pembentukkan sel darah merah)
Imunisasi : -
Penyuluhan : - menganjurkan
ibu untuk tetap makan-makanan bergizi..
- Mengingatkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 1 bulan kemudian.
- Menganjurkan ibu untuk ikut senam hamil
- Menganjurakan ibu untuk istirahat cukup
c. Trimester III
Frekuensi : 3 kali (02-03-2013, 22-03-2013 dan 14-04-2013)
Tempat periksa : Bidan Praktek
Mandiri
Pemeriksa : Bidan
UK : 28 minggu, 32 minggu dan 35-36 minggu
Keluhan : sering kencing
Obat : -
SF (pembentukkan sel darah merah)
- Kalk (untuk
pertumbuhan tulang dan gigi)
- Vitamin
C (membantu penyerapan zat besi).
Imunisasi : -
Penyuluhan : -
menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
- Menganjrkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilannya.
Menganjurkan ibu untuk mengkomsumsi makanan bergizi dan seimbang.
- Memberitahukan
kepada ibu tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : Muka dan kaki bengkak,
Penglihatan kabur, Pergerakan janin berkurang, Sakit kepala yang hebat,
Keluarnya darah di bagian kewanitaan, Sakit perut bagian bawah.
- Menjelaskan
kepada ibu tanda-tanda persalinan yaitu perut terasa mules-mules yang semakin
lama semakin sering, sakit perut menjalar sampai ke pinggang serta keluar
lendir darah
- Menganjurkan ibu untuk memeprsiapkan persalinanannya.
7. Riwayat Persalinan sekarang
Kala I (Pukul
09.00 wita) tanggal 25-05-2013
a. Cairan Vagina
Perdarahan
vagina : Tidak ada
Lendir
bercampur darah : Ada
Aliran/semburan
darah : Ada
Aliran/semburan
ketuban : Tidak ada
b. Gerakan janin : Ibu merasakan
gerakan janin
c. Istirahat
terakhir : Jam 04.30
wita tanggal 25-05-2013
d. Makan terakhir : Jam 08.00
wita tanggal 25-05-2013
e. BAB terakhir : Jam 17.00
wita tanggal 24-05-2013
f. BAK terakhir : Jam 06.00
wita tanggal 25-05-2013
Pasien G2P1A0
hamil cukup bulan (aterm) mengeluh mules-mules dan sakit
perut menjalar ke pinggang. Palpasi dilakukan dengan hasil 3 jari
dibawah prx (29 cm) PU-KA, presentasi bokong, DJJ 144 x/menit.
8. Riwayat Kesehatan
·
Riwayat kesehatan Ibu
Ibu tidak
pernah menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Melitus, Hipertensi,
dan Jantung dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS
·
Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari pihak
keluarga ibu ataupun suami tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Jantung, dan penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis dan HIV/AIDS.
9. Data Biologis
a. Pola nutrisi
Jenis : nasi, lauk-pauk, sayur-mayur dan buah-buahan
Frekuensi : + 3 kali
Porsi : 1 piring
Pantangan : tidak ada
Masalah : tidak ada
b. Personal hygene
Frekuensi mandi :
2 kali sehari
Frekuensi gosok
gigi :
3 kali sehari
Frekuensi ganti
pakaian : 2 kali sehari
Kebersihan
vulva :
setiap sehabis mandi, BAK dan BAB
c. Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Warna : kecoklatan
Konsistensi : lembek
Masalah : tidak ada
BAK
Frekuensi : sering
Warna : kekuningan
Bau :
amoniak (pesing)
Masalah : sering kencing
d. Pola aktivitas
Ibu mengatakan mulai tidak bisa
melakukan aktivitas sehari-hari semenjak perutnya sakit
10. Data Spiritual
Ibu selalu berdoa untuk keselamatan
dirinya dan bayinya dan mendapatkan kelancaran saat persalinan.
11. Data Psikologi
Ibu,suami dan keluarga sangat
bahagia dan antusias dengan proses kehamilan dan persalinan ini. Terbukti
dengan didampinginya ibu oleh suami dan keluarganya
B. Data Objektif
1.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Kesadaran
emosional : Cemas/gelisah
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/100 mmHg
Nadi : 84 kali permenit
Pernapasan : 26 kali permenit
Suhu : 36°C

2.
Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Kepala/muka : Rambut terlihat hitam,bersih, muka tidak
terlihat oedem dan tidak ada cloasma
gravidarum.
Mata :
Bentuk mata
terlihat simetris, konjungtiva tidak anemis, dan sclera tidak anemis serta
fungsi penglihatan baik.
Telinga :
Bentuk telinga
terlihat simetris, bersih, dan tidak ada serumen yang keluar.
Mulut :
Bibit terlihat
tidak sianosis, lidah tidak kotor, dan tidak terdapat caries dentis.
Leher :Terlihat tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
Mammae : Kedua mammae
terlihat simetris, papilla mammae terlihat menonjol dan pada daerah areola
terlihat berwarna hitam kecoklatan.
Abdomen : Tidak ada
terlihat luka bekas operasi, dan terdapat linea nigra
Ekstremitas Atas : tidak
tampak odem, kuku, dan jari tampak bersih.
Bawah
: tidak
tampak odem, kuku, dan jari tampak bersih.
b. Palpasi
Leher :Tidak teraba
adanya pembesaran kelenjar tiroid, ataupun pembesaran vena jugularis.
Dada/mammae :Tidak teraba
adanya benjolan abnormal, dan tidak ada nyeri tekan.
Abdomen
Leopold I : TFU 3 jari
dibawah prx (29cm) pada puncak fundus teraba keras, bulat, dan melenting.
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang (PU-KA),
bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin.
Leopold III : Bagian bawah
teraba bulat, lembek, dan tidak melenting (Pres-Bok).
Leopold IV : Bagian
terbawah sudah masuk PAP, TBJ : (29-11) x 155 = 2.790 gram.
c. Auskultasi
DJJ :
Positif (+)
Frekuensi :
144 kali permenit
d. Perkusi
Tidak dilakukan pemeriksaan
e. Kontraksi
uterus
His 3 kali dalam 10 menit selama
30-40 detik.
C.
Assesment
Ibu G2P1A0 hamil
aterm inpartu kala 1 fase aktif dengan persalinan sungsang.
D.
Planning
1. Membangun
hubungan baik antara ibu dengan bidan dengan cara menyambut dan menyapa ibu
dengan ramah dan hangat.
Ev: Antara ibu
dengan bidan sudah terjalin hubungan baik
2. Menginformasikan
atau memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa:
Ibu sudah
memasuki masa awal dari proses persalinan, yaitu pembukaan 8 cm, portio menipis. Keadaaan ibu baik, tanda vital :
Tekanan darah : 120/100 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernapasan : 26 x/menit
Temp : 36oC
Pembukaan
Serviks : 8 cm
Pendataran
Serviks : Positif(+)
dan adanya penipisan
TFU : 3 jari
dibawah prx
Keadaan janin
baik, dengan DJJ normal 144x/menit, posisi
janin sungsang dan bagian terbawah sudah masuk PAP, his 3 kali dalam 10 menit lamanya 30-40 detik, TBJ
2.790 gram
Ev: Ibu sudah
mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa sakit atau mules merupakan
hal yang wajar pada saat persalinan dikarenakan kontraksi uterus yang membantu
proses kelahiran bayi.
Ev: ibu mengerti dengan penjelasan
yang diberikan
4. Menganjurkan
ibu untuk posisi miring kiri saat berbaring agar membantu proses penurunan
kepala dan supaya janin mendapat pasokan oksigen dari peredaran darah ibu.
Ev: Ibu
mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan
5. Melakukan asuhan sayang ibu dengan cata:
o
Memberikan dukungan emosional
baikdari pihak suami,keluarga maupun penolong persalinan, seperti mendampingi
selama proses persalinan, memberikan semangat untuk tetap tenang agar proses
kelahiran berjalan lancer.
o
Menganjurkan ibu untuk tetap makan
dan minum saat tidak ada his agar menambah kekuatan saat mengedan.
Ev: asuhan sudah dilakukan
6. Menganjurkan ibu untuk memberitahukan penolong jika ada perasaan ingin
BAB karena ini merupakan salah satu tanda kelahiran.
Ev: Ibu mengerti dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan
7. Menyarankan ibu untuk tidak mengedan jika pembukaan
belum lengkap dan mengajarkan cara mengedan yang benar, yaitu :
o
meletakkan kedua telapak tangan di
bawah paha
o
Menempelkan dagu di dada dan mata
melihat ke perut tanpa menutup mata
o
Tidak mengangkat bokong saat
mengedan
o
Tidak mengeluarkan suara saat
mengedan
Ev: ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang
diberikan.
8. Memasang infus
RL 20 tpm untuk menambah tenaga ibu untuk meneran dalam proses persalinan
nanti.
Ev: Infus RL 20 tpm sudah
terpasang
9. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan persalinan serta
kebutuhan Ibud an bayi,seperti :
o
Partus set :buah klem tali pusat, 1 buah ½ kocher, 1 buah gunting
tali pusat, 1 buah gunting episiotomi, 2 buah bengkok, 1 buah bak
instrumen
o
Heacting set :Nalfoeder, Pinset anatomis, Gunting benang,Jarum otot /
kulit, Inodin cup, catgut dan Bak instrumen
o
Perlengkapan :Spuit 1/3/5/10
cc, Handscon 1 pasang,Penjepit tali pusat, Kasa steril, Kateter
o
Obat-obatan :Oksitosin 1 ampul berfungsi untuk
merangsang kontraksi, Lidocain 1 ampul berfungsi untuk
menghilangkan nyeri/ anastesi, Neo K 1 ampul
berfungsi sebagai pencegah perdarahan pada bayi terutama perdarahan pada otak,Metilergometrin 1 ampul berfungsi mengurangi
perdarahan
o
Kebutuhan ibu dan bayi :Ibu (Baju ibu, Gurita , Softex,Underpad, Kain sarung,Pakaian dalam). Bayi (baju bayi,kaos kaki dan tangan, popok,
gurita, topi, lampin, minyak telon, bedak.
Ev: peralatan,perlengkapan dan segala kebutuhan
sudah siap.
10. Observasi kemajuan persalinan
Ev: pukul 13.00 WITAibu merasa
sakitnya semakin sering, pembukaan lengkap 10 cm, portio tidak teraba, ketuban
(-), bokong berada di hodge IV, his 4 kali dalam 10 menit lamanya lebih dari 40
detik.
11. Mendokumentasikan asuhan dengan metode SOAP
Ev: pendokumentasian asuhan dengan
metode SOAP sudah dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN
No
|
Hari/Tanggal/jam
|
Keterangan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1
2
3
.
|
Sabtu,
25 Mei 2013
13.00 wita
Sabtu,
25 Mei 2013
13.50 WITA
Sabtu,
25 Mei 2013
14.00 WITA
|
S : Ibu
merasa perutnya mules – mules semakin sering dan kuat, dan ingin BAB serta
mengedan dan juga ada keluar air – air dari vagina.
O : VT
pembukaan lengkap (10cm) portio tidak teraba, ketuban (-), bokong di hodge
IV.
A : Kala II (pengeluaran bayi)
P :
1. Menjelaskan
kepada ibu bahwa ia akan segera melahirkan.
Ev: Ibu telah
mengetahui bahwa ia akan melahirkan.
2. Mendekatkan
alat-alat penolong persalinan yang sudah disiapkan.
Ev: Alat penolong persalinan sudah disiapkan dan
didekatkan.
3. Memberikan
asuhan kala II :
a. Memberikan
dukungan kepada ibu dan menyuruh ibu berdoa
b. Memimpin
persalinan :
· Mengatur
posisi ibu dorsal recumben (ibu berbaring terlentang dengan kedua lutut
fleksi ditarik atau direnggangkan).
· Membersihkan
vulva ibu dengan kapas lubrikan steril.
· Memimpin
mengedan setiap kali ada his dengan cara tarik
nafas yang panjang, tahan, kemudian meneran seperti mau BAB.
· Menganjurkan
ibu istirahat bila tidak ada his.
· Memberikan
asupan cairan bergula pada ibu diantara his.
· Menyiapkan
kain bersih untuk persiapan pertolongan janin dan handuk bersih pada perut
ibu.
Ev: Asuhan kala II sudah dilakukan
4. Melakukan
pertolongan persalinan sungsang:
Cara Bracht
- Penolong
berada disamping kanan ibu , tunggu hingga bokong membuka vulva 5-6 cm, tahan perineum agar tidak
terjadi laserasi.
- Segera
setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong
sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul)
- Jangan
melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
- melonggarkan
tali pusat setelah lahirnya perut dan sdebagian dada.
- Lakukan
hiperlordosisjanin pada saat angulus skapula inferior tampak dibawah simfisis
(dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kearah
perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
- menggerakkan keatas
hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
“Bayi lahir pada jam 13.45
wita dengan jenis kelamin Laki-laki, dengan berat badan 2.500 gram, panjang badan 47 cm, menangis
spontan, APGAR score 7, 8, 9, LK 31 cm, LD 31 cm.
- Meletakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan
handuk hangat, bersihkan jalan nafas bayi,
- Potong tali pusat dengan cara meletakkan klem 2
cm dari permukaan perut bayi, lalu letakkan lagi klem kedua 2-3 cm dari klem
pertama kemudian potong tali pusat diantara kedua klem tadi.
- Melakukan IMD
Ev: bayi sudah lahir
S : Ibu
merasa perutnya nyeri dan mules-mules karena ada kontraksi.
O : Tinggi
fundus uteri sepusat teraba keras, uterus menjadi bundar, tali pusat
memanjang dan keluar darah secara mendadak.
A : Kala III (kala uri)
P : Melakukan
manajemen kala III :
1. Melakukan
pemeriksaan fundus uteri untuk memastikan janin tunggal dan kandung kemih
kosong.
2. Memberikan
injeksi oksitoxin 10 unit secara IM segera 1 menit setelah bayi lahir untuk
merangsang fundus uteri berkontraksi dengan efektif sehingga membantu
pelepasan plasenta dan mengurangi perdarahan.
3. Melahirkan
plasenta dengan PTT :
· Memindahkan
klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm didepan vulva.
· Pada saat
uterus berkontraksi meregangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara
tangan kiri mendorong uterus dengan hati – hati kearah dorsokranial.
· Apabila
dengan PTT tali pusat bertambah panjang dan terasa ada pelepasan plasenta,
ibu diminta untuk meneran, sementara tangan kanan meregangkan tali pusat
kearah bawah dan keatas sesuai dengan jalan lahir plasenta tampak pada vulva.
· Setelah
plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dan melakukan
putaran searah jarum jam untuk membantu melahirkan plasenta. Jam 14.00 wita
plasenta lahir spontan lengkap dengan selaputnya.
· Segera
setelah lahirnya plasenta melakukan masase fundus uteri yaitu dengan gerakan
melingkar secara lembut, sehingga uterus berkontraksi (fundus uteri menjadi
keras) selama 15 detik. Kemudian cek kelengkapan plasenta yaitu dengan cara
tangan kiri melakukan masase dan tangan kana mengecek apabila ada selaput
plasenta yang tertinggal.
Ev: Manajemen
kala III telah dilakukan sesuai dengan prosedur.
S :
Ibu merasa nyeri didaerah jalan lahir
O :
1. Terdapat luka
pada perineum karena ruptur
2. Perdarahan
masih ada sedikit – sedikit
3. Kontraksi
uterus baik, TFU 3 jari dibawah pusat
A : Kala IV
P :
1. Membersihkan
vulva dan memeriksa jalan lahir.
Ev: vulva sudah dibersihkan
2. Menjahit luka
jalan lahir dengan cara :
· Menginjeksi
anastesi (lidocain)
· Menjahit luka
di mukosa vagina dan kulit perineum
· Memastikan
hasil jahitan dengan memasukkan jari ke rektum secara perlahan
· Meletakkan
kasa betadine pada jahitan di perineum
Ev: luka perineum sudah dijahit
3. Melakukan
asuhan kala IV :
· Mengobservasi
jumlah darah yang keluar 75 cc
· Memastiksn
tanda – tanda vital dalam keadaan normal TD= 120/90 mmHg, R= 20x/menit, N= 84x/menit, T= 36,1oC
· Memeriksa
kontraksi uterus dan TFU : kontraksi baik dan TFU 3 jari dibawah pusat
· Memastikan kandung
kemih kosong
· Memastikan
tidak ada tanda – tanda perdarahan
· Membersihkan
dan merapikan ibu dari cairan ketuban, lendir dan darah
· Memasang
tella dan mengganti pakaian ibu
· Mengatur
posisi ibu senyaman mungkin dan mempersilahkan ibu untuk istirahat
· Melakukan
pengawasan 2 jam post partum
· Menganjurkan
ibu untuk memeriksa fundus uteri yang berkontraksi dengan baik ( fundus
teraba keras) dan tidak ada tanda bahaya postpartum
· Melakukan pencegahan
infeksi dengan cara :
a. Dekontaminasi
alat – alat yang sudah dipakai kedalam larutan klorin selama 10 menit. Air :
larutan klorin -> 9:1
b. Cuci atau
sikat yang sudah direndam dalam larutan klorin, cuci dengan sabun
c. Bilas alat dengan
air bersih dan mengalir yang mengalir
d. Mengeringkan
alat dan mensterilkan alat selama 25 – 30 menit setelah itu menyimpannya
dengan rapi
e. Dekontaminasi
tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5 % kemudian bilas dengan air
bersih
f. Cuci tangan menggunkan sabun dan bilas pada air
mengalir
· Melakukan pengawasan 2 jam postpartum
Hasil observasi kala IV pada 1 jam
pertama (per 15 menit)
Hasil
observasi kala IV pada 1 jam pertama (per 30 menit)
Ev: asuhan
kala IV telah dilakukan
4. Mendokumentasikan asuhan dengan metode SOAP
Ev: pendokumentasian asuhan dengan
metode SOAP sudah dilakukan
|
DAFTAR PUSTAKA
PDF download
Komentar
Posting Komentar