PERLUKAAN JALAN LAHIR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mengenai “Perlukaan pada jalan lahir” pada mata kuliah Askeb Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dan kami juga berterimakasih kepada dosen pembimbing kami ibu Dodoh Khodijah, SST, MPH yang telah membimbing kami sehingga terciptalah makalah ini.
            Dalam penyusunan Makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada tekhnis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan Makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Makalah ini.



Pematang Siantar ,  Mei  2014

Penyusun Kelompok V










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI                                                                                                                     2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
        1.1. Latar Belakang................................................................................................ 3
        1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
        1.3. Tujuan                                                                                                               3
BAB II PEMBAHASAN      ........................................................................................... 4
        2.1.Pengertian Robekan Serviks........................................................................ 4
        2.1.1Robekan perineum....................................................................................... 4
        2.1.2Robekan serviks............................................................................................ 7
        2.1.3Ruptur Uteri.................................................................................................... 8
BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 24
        3.1. Kesimpulan................................................................................................... 24
        3.2.Saran                                                                                                                24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 24










BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Persalinan sering kali mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka biasanya ringan, tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perinium. Pemeriksaan vagina dan serviks dengan spekulum perlu dilakukan setelah pembedahan pervaginam.
Sebagai akibat persalinan, terutama pada seorang primipara, bisa timbul luka pada vulva di sekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak, khususnya pada luka dekat klitoris.

1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan dalam menangani perlukaan jalan lahir?

1.3. Tujuan
Tujuan dari kami mempelajari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang perlukaan jalan lahir.
1.    Mengetahui pengertian dari perlukaan jalan lahir
2.    Mengetahui etiologi perlukaan jalan lahir
3.    Mengetahui patofisiologi perlukaan jalan lahir
4.    Mengetahui tanda dan gejala perlukaan jalan lahir
5.    Mengetahui penatalaksanaan medis perlukaan jalan lahir








BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1      Pengertian Robekan Jalan Lahir
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir. Perlukaan jalan lahin terdiri dari :
2.1.1     Robekan Perinium
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika
Perinium merupakan kumpulan berbagai jaringan yang membentuk perinium (Cunningham,1995). Terletak antara vulva dan anus, panjangnya kira-kira 4 cm (Prawirohardjo, 1999). Jaringan yang terutama menopang perinium adalah diafragma pelvis dan urogenital. Diafragma pelvis terdiri dari muskulus levator ani dan muskulus koksigis di bagian posterior serta selubung fasia dari otot-otot ini. Muskulus levator ani membentuk sabuk otot yang lebar bermula dari permukaan posterior ramus phubis superior, dari permukaan dalam spina ishiaka dan dari fasia obturatorius.
Serabut otot berinsersi pada tempat-tempat berikut ini: di sekitar vagina dan rektum, membentuk sfingter yang efisien untuk keduanya, pada persatuan garis tengah antara vagina dan rektum, pada persatuan garis tengah di bawah rektum dan pada tulang ekor. Diafragma urogenitalis terletak di sebelah luar diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuberositas iskial dan simpisis phubis. Diafragma urogenital terdiri dari muskulus perinialis transversalis profunda, muskulus konstriktor uretra dan selubung fasia interna dan eksterna (Cunningham, 1995).
Persatuan antara mediana levatorani yang terletak antara anus dan vagina diperkuat oleh tendon sentralis perinium, tempat bersatu bulbokavernosus, muskulus perinialis transversalis superfisial dan sfingter ani eksterna. Jaringan ini yang membentuk korpus perinialis dan merupakan pendukung utama perinium, sering robek selama persalinan, kecuali dilakukan episiotomi yang memadai pada saat yang tepat. Infeksi setempat pada luka episiotomi merupakan infeksi masa puerperium yang paling sering ditemukan pada genetalia eksterna. Luka perinium adalah perlukaan yang terjadi akibat persalinan pada bagian perinium dimana muka janin menghadap (Prawirohardjo S,1999).
Robekan  perinium, dibagi atas 4 tingkatan :
·         Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perinium
·         Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinea transversalis, tetapi tidak mengenai spingter ani
·         Tingkat III : Robekan mengenai seluruh perinium dan otot spingter ani
·         Tingkat IV : Robekan sampai mukosa rectum
A.   Etiologi
1.    Secara umum
a.    Kepala janin terlalu cepat lahir
b.    Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
c.    Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
d.    Pada persalinan dengan distosia bahu
2.    Faktor maternal
a.    Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak di tolong
b.    Pasien tidak mampu berenti mengejan
c.    Partus di selesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan
d.    Edema dan kerapuhan pada perineum
e.    Perluasan perineum
3.    Faktor janin
a.    Bayi yang besar
b.    Posisi kepala bayi yang normal
c.    Kelahiran bokong
d.    Ekstraksi forsep yang sukar
e.    Distosia bahu
B.   Patofisiologi
a.    Perineum kaku
b.    Kesalahan memimpin persalinan
c.    Kepala janin terlalu cepat lahir
d.    Regangan Perineum

C.   Tingkat Robekan Perineum
Tingkat I
Tingkat II
Tingkat III
Tingkat III
Pada selaput  Lendir vagina
Pada selaput lendir vagina
Robekan sampai dengan otot sfingter ani
Robekan sampai dengan otot sfingter ani + mukosa
Tanpa mengenai kulit perineum
Otot perineum transversal



D.   Penanganan
a)    Persiapan alat
·         Wadah DTT ber isi : sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit
·         Cairan antiseptik (alkohol, betadin)
·         Anastesi : lidokain 1%
b)    Persiapan pasien
Ibu posisi litotomi, pasang kain bersih di bawah bokong, atur lampu kearah vulva atau perineum bersihkan dengan cairan antiseptik
c)    Persiapan petugas
Lepas perhiasan dan cuci tangan, pakai sarung tangan DTT untuk memasukkan lidokain 1% kedalam spuit kemudian pakai sarung tangan lain
d)    Perawatan pasca persalinan
Apabila terjadi robekan tingkat IV berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal :
·         Ampicilin 500 mg/oral
·         DHN metronidazol 500 mg/oral
·         Observasi tanda-tanda infeksi
·         Jangan lakukan pemeriksaan rectal atau enema 2 mgg
·         Berikan pelembut keses selama 1 mg/oral
E.   Teknik menjahit robekan perineum
v Tingkat I
Dapat di lakukan hanya menggunakan cutgut yang di jahitkan secara jelujur (continous sutare) atau dengan cara angka delapan (figure of eight)
v Tingkat II          
·         Jika dijumpai pinggir robekan yang tidak rata aalh brgerigi maka pinggir yang bergerigi harus di rapikan lebih dulu
·         Pinggir robekan kanan, kiri masing-masing di klem kemudian di gunting dan di lakukan penjahitan
·         Mula-mula otot din jahit catgut, selaput lendir vagina di jahit dengan catgut secara terputus atau jelujur
·         Penjahitan selaput lendir vagina di mulai dari puncak robekan
·         Terakhir kulit perineum di jahit dengan benang sutera secara terputus
v  Tingkat III
·         Dinding depan rektum yang robek di jahit dulu
·         Fasia perifektal dan fasia septm rekto vaginal di jahit dengan catgut kromik sehingga bertemu kembali
·         Ujung-ujung otot sfingter ani yang terpisah di klem dengan klemplen lurus kemudian dijahit dengan 2-3 jahitan catgut kromik
·         Robekan dijahit lapis demi lapisseperti menjahit robekan perineum tingkat II
2.1.2     Robekan Serviks
Robekan serviks paling sering terjadi pada jam 3 dan 9. bibir depan dan bibir belakang servik dijepit dengan klem fenster  kemudian serviks ditarik sedikit untuk menentukan letak robekan dan ujung robekan. Selanjutnya robekan dijahit dengan catgut kromik dimulai dari ujung untuk menghentikan perdarahan.
A.   Etiologi
a.    Robekan servix dapat terjadi pada :
1.   Partus presipitatus
2.   Trauma karena pemakaian alat-alat operasi (cunam, perforator, vakum ekstraktor)
3.   Melahirkan kepala janin pada letak sungsang secara paksa karena pembukaan servix belum lengkap
4.   Partus lama
b.    Diagnosa robekan cervix
Perdarahan PP pada uterus yang berkontraksi baik harus memaksa kita untuk memeriksa servix inspekulo. Sebagai profilaksis sebaiknya semua persalinan buatan yang sulit menjadi indikasi untuk memeriksakan inspekulo.
c.    Komplikasi
1.    Perdarahan
2.    Syok
3.    inkompetensi servix atau infertilitas sekunder
d.    Penanganan menjahit robekan servix
1.    Pertama-tama pinggir robekan sebelah kiri dan kanan di jepit dengan klem sehingga perdarahan menjadi berkurang atau berhenti
2.    Kemudian sevix di tarik sedikit, sehingga lebih jelaskelihatan dari luar
3.    Jika pinggir robekan bergerigi, sebaiknya sebelum di jahit pinggir tersebut diratakan dulu dengan jalan menggunting pinggir yang bergerigi tersebut.
4.    Setelah itu robeka dijahit dengan cutgut cromik, jahitan dimulai dari ujung robekan dengan cara jahitan terputus-putus atau jahitan angka delapan
5.    Pada robekan yang dalam, jahitan harus di lakukan lapis demi lapis. Ini dilanjutkan untuk menghindari terjadinya hematoma dalam rongga di bawah jahitan.

2.1.3     Rupture Uteri
Ruptur uteri merupakan peristiwa yang paling gawat dalam bidang kebidanan karena angka kematiannya yang tinggi. Janin pada ruptur uteri yang terjadi di luar rumah sakit sudah dapat dipastikan meninggal dalam kavum abdomen.
Ruptur uteri masih sering dijumpai di Indonesia karena persalinan masih banyak ditolong oleh dukun. Dukun seagian besar belum mengetahui mekanisme persalinan yang benar, sehingga kemacetan proses persalinan dilakukan dengan dorongan pada fundus uteri dan dapat mempercepat terjadinya ruptura uteri.
Menurut Sarwono Prawirohardjo pengertian ruptura uteri adalah robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miometrium. Penyebab ruptura uteri adalah disproporsi janin dan panggul, partus macet atau traumatik. Ruptura uteri termasuk salah satu diagnosis banding apabila wanita dalam persalinan lama mengeluh nyeri hebat pada perut bawah, diikuti dengan syok dan perdarahan pervaginam. Robekan tersebut dapat mencapai kandung kemih dan organ vital di sekitarnya.
Resiko infeksi sangat tinggi dan angka kematian bayi sangat tinggi pada kasus ini. Ruptura uteri inkomplit yang menyebabkan hematoma pada para metrium, kadang-kadang sangat sulit untuk segera dikenali sehingga menimbulkan komplikasi serius atau bahkan kematian. Syok yang terjadi seringkali tidak sesuai dengan jumlah darah keluar karena perdarahan hebat dapat terjadi ke dalam kavum abdomen. Keadaan-keadaan seperti ini, sangat perlu untuk diwaspadai pada partus lama.
a.    Faktor predisposisi
1.    Multiparitas atau grandemulti
2.    Pemakaian oksitosin persalinan yang tidak tepat
3.    Kelainan letak dan implantasi plasenta
4.    Kelainan bentuk uterus
5.    Hidramnion
b.    Gejala ruptur uteri
1.    Sewaktu konsentrasi yang kuat, pasien tiba-tiba merasa nyeri yang mengiris di perut bagian bawah
2.    Segmen bawah rahim nyeri sekali kalau di palpasi
3.    HIS berhenti
4.    Ada perdarahan pervagina, walaupun biasanya tidakbanyak
5.    Bagian-bagian anak mudah diraba, kalau anak masuk ke dalam rongga perut
6.    Kadang-kadang disamping anak teraba tumor ialah rahim yang telah mengecil
7.    Pada toucher ternyata bagian depan mudah di tolak ke atas malahan kadang-kadang tidak teraba lagi karena masuk ke dalam rongga perut
8.    Biasanya pasien jatuh dalam shock
9.    Kalau ruptura sudah lama terjadi maka seluruh perut nyei dan gembung
10. Adanya kencing berdarah dapat membantu kita menentukan diagnosa kalau gejala-gejala kurang jelas
c.    Etiologi
1.    Parut uterus (SC, Miometrium, reaksi kornua, abortus sebelumnya)
2.    Trauma
·         Kelahiran operatif (versi, ekstraksi bokong, forsep)
·         Perangsangan oksitosin yang berlebihan
·         Kecelakaan mobil
3.    Ruptura spontan uterus yang tidak berpaut (kontraksi uterus persisten pada kasus obstruksi pelvis)
·      Disproporsi chepalo pelvic
·      Malperentasi janin
·      Anomali janin (hidrosefalus)
·      Multiparitas tanpa penyebab lain
·      Lelomioma uteri
4.    Faktor-faktor lain
·      Placenta akreta atau perkreta  
·      Kehamilan kornua
·      Penyakit trofoblasik invasif
d.    Diagnosa banding ruptur uteri
·         Solusio placenta
·         Placenta previa
·         Ruptura uteri
e.    Klasifikasi ruptura uteri
1.    Menurut waktu terjadinya :
·         Ruptura uteri gravidarum terjadinya sewaktu hamil dan berlokasi pada korpus
·         Ruptura uteri durate partum terjadinya waktu melahirkan anak dan berlokasi pada SBR.
2.    Menurut lokasinya
·         Korpus uteri, terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami dan operasi (SC) yang kolporal atau miomektomi
·         SBR, terjadi pada partus yang sulit dan lama yatu tambah merenggang dan tipis dan akhirnya ruptur uteri.
·         Servix uter, terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forcep atau versi dan ekstraksi pada pembukaan lengkap.
·         Kolpoporeksis – kolporeksi, robekan diantara servix dan vagina.
3.    Menurut robeknya peritoneum
·         Kompleta, robekan pada dinding uterus – peritoneum (parametrium) sehingga terdapat hubungan antara rongga perut dan uterus.
·         Inkompleta, robekan pada otot rahim tapi peritonium tidak ikut robek.
4.    Menurut etiologinya
a.    Ruptura uteri spontan
·         Karena dinding rahim yang lemak atau cacat, Misal : Bekas SC, miomektomi, perforasi saat kuretase, histerorafia, pelepasan plasenta manual
·         Karena peregangan yang luar biasa dari rahimMisal : Panggul sempit, kelainan bentuk panggul, janin besar, DM, hidrops feralis, post maturitas, dan grandemulti.
b.    Ruptura violenta (traumatika)
Karena : Estraksi forsep, versi dan ekstraksi, embriotomi, versi braxton hicks, sindrom tolakah, manual placenta, kuretase, espresi kristeller atau crede.
5.    Menurut gejala klinis
·         Ruptura iminens (membakat, mengancam)
·         Ruptura uteri (sebenarnya)
f.     Profilaksis Ruptura Uteri
1.    CPD
Anjurkan bersalin di rumah sakit
2.    Malposisi kepala
·         Coba lakukan preposisi
·         Pikirkan SC primer saat inpartu
3.    Mal presentasi
Letak lintang / presentasi bahu / letak bokong / presentasi rangkap
4.    Hidrosefalus
5.    Rigid cervik
6.    Tetania uteri
7.    Tumor jalan lahir
8.    Bekas SC
·         Anjurkan persalinan di rumah sakit
·         Jika kepala cukup turun lakukan ekstraksi forceps
9.    Uterus cacat, karena miomektomi, manual uri, anjurkan bersalin di rumah sakit
10. Ruptura uteri
Rujuk
g.    Penanganan Ruptura Uteri
1.      Mengatasi syok
2.      Perbaiki KU penderita dengan pemberian infus dan sebagaimana
3.      Kardiotonika, antibiotika dan sebagainya
4.      Jika sudah mulai membaik lakukan laparatomi dengan tindakan jenis operasi
·           Histerektomi (total dan subtotal)
·           Histerorafia (tepi luka di eksidir → dijahit)
·           Konservatif (dengan temporade dan antibiotaka yang cukup














BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
DENGAN LASERASI JALAN LAHIR

I.       PENGUMPULAN DATA
A.   IDENTITAS
Nama                  : Ny.A                                     Nama suami             : Tn.I
Umur                   : 21 Tahun                             Umur                          : 24 Tahun
Agama                : Islam                                     Agama                       : Islam
Suku/Bangsa   : Batak/Indo                           Suku /Bangsa          : Batak/Indo
Pekerjaan           :  IRT                                       Pekerjaan                  :  wiraswasta
Pendidikan        :  SMA                                    Pendidikan               :  SMA
Alamat                 :  Jln.Karya Baru                  Alamat                        : Jln.Karya Baru
B.   ANEMNESE (DATA SUBJEKTIF )
Pada tanggal  : 16 Januari 2013                     Pukul                                     : 13.00 Wib     
1.    Alasan masuk kamar bersalin       :Ingin bersalin
2.    Tanda-tanda bersalin
·         Konttraksi  ada sejak tanggal   : 16 Januari 2013, Pukul : 10.00Wib
·         Frekuensi                                    : 3x setiap 10 menit
·         Lokasi ketidaknyamanan         : sekitar perut menjalar ke pinggang
·         Pengeluaran pervaginan :
Darah  lendir                  ( √  ) ada                     (     ) tidak ada
Air ketuban                    (    ) ada                      (  √ ) tidak ada
Jumlah                            : -                                 warna : -       
Darah                              (    )ada                       ( √  )tidak ada
                                
3.    Riwayat kehamilan sekarang
HPHT                                                             :           09-05-2012
TTP                                                                 :           16-01-2013                           
Lamanya                                                        :           6 hari
Siklus                                                             :           28 hari
ANC                                                    :           Teratur /tidak ada
Frekuensi                                                      :           1x/bulan
Keluhan /penyulit pada kehamilan ini     :
Anemia          ( - )                                                      PE                   ( - )
DM                  ( - )                  Epilepsi          ( - )
Jantung         ( - )                 
Tidak ada penyulit kehamilan
4.    riwayat imunisasi                                         : Imunisasi TT 2 kali
5.    pergerakan janin dalam 24 jam terakhir  : > 20 kali
6.    kesiapan menghadapi persalinan                        : ( √ ) Siap       (   ) Tidak siap
7.    pendamping bersalin                                  : Suami
8.    riwayat kehamilan                                       : Kehamilan sekarang
9.    Makan dan minum terakhir pukul08.30
Jenis makanan                                     : Roti + susu
10.  BAK terakhir:pukul 10.00 wib
BAB terakhir                                        : pukul 06.30 wib
11.  Tidur                                                    : siang 2 jam ,malam 8 jam
C.   PEMERIKSAAN FISIK
1.    Penampilan fisik                                 : Baik
2.    Keadaan emosional                           : Stabil
3.    Tanda Vital                                          :
TD       : 110/80 mmHg                                   RR       : 20 x/i
HR       :  76 x/i                                                            Temp   : 37 ͦ c
4.    Muka
Kelopak mata                                      : Tidak ada oedema
Konjungtiva                                         : Tidak anemis
Sklera                                                  : Tidak ikterus
5.    Mulut dan gigi
Lidah dan gigi                                      : Tidak ada caries dan stomatitis
Tonsil                                                   : Tidak meradang
Pharing                                                : Tidak meradang

6.    Leher
Kelenjer tiroid                                                  : Tidak ada pembengkakan
Kelenjer getah bening                                     : Tidak ada pembengkakan
7.    Dada                                                               : (√  )Simetris              (   )Asimetris
Paru                                                                : ( √ )Ekstra systole     (   )Waizzing
Payudara                                                        : ( √ )Simetris
Puting susu                                                     : (    )Masuk kedalam
                                                                                      (    )Datar
                                                                                      ( √ )Menonjol
Benjolan                                                          : (    )Ada,
                                                                                      ( √ )Tidak ada
Pengeluaran                                                    : ( √ )Ada
Rasa nyeri                                                       : (    )Ada
                                                                                      ( √ )Tidak ada
Lain-lain                                                           : tidak ada

8.    Abdomen                                                        : ( √ )Simetris
            Benjolan                                                          : (  -  ) Mioma
                                                                                      (  -  )Lain-lain
Bekas luka operasi                                         : Tidak ada
Striae                                                               : ( √ )Lividae                (    )Albicans
Linea                                                               : (    )Alba                    ( √ )Nigra
Pembesaran lien/liver                                     : (     )Ada,jelaskan .......
                                                                                      ( √  )Tidak ada
Kandung kemih                                               : ( √  )Kosong
                                                                                      (     ) Penuh

Pemeriksaan kebidanan ( kala I )
Palpasi uterus
Tinggi fundus uteri                                          : 32 cm
Kontraksi                                                       : 3 x 10 menit         durasi : 45 detik
Letak                                                              : ( √ )memanjang      (  )melebar
Presentasi                                                     : kepala
Posisi                                                             : (  )puki                      (√ )puka
Penurunan                                                   : 1/5
Pergerakan                                                   : >20 kali
DJJ                                                                 : Ada terdengar
Frekuensi                                                      :130 x/I teratur 
9.    Anogetil (inspeksi
Perineum (luka parut )                                : (  )ada           ( √ )tidak ada
Vulva vagina                                                : (  )fistula       ( √ )tidak ada
                                                                                      Warna          : Merah kecoklatan
                                                                                      Luka             : Tidak ada
Pengeluaran pervaginan:warna               : Merah kecoklatan
                                                                        Jumlah :50 cc
Kelenjer bartholine                                      : Pembengkakan : tidak ada
Anus
Hemoraid                                                       : (  )ada           ( √ )tidak ada
Pemeriksaan dalam                                    : Pembukaan serviks 8 cm
                                                                          Pukul 00.05 wib
Dinding vagina          
Portio                                                  : ( √ )teraba                (  )tidak teraba
Posisi portio                                                  : ( √ )ante flexi
                                                                          (    ) retro flexi
Pembukaan serviks                                     : 8 cm
Konsistensi                                                   : ( √ )lembek            (  )kaku
Penurunan bagian terendah                    : Hodge III
                                                                                      ( √ )UUK ki-dep       (    )UUK ka-dep
                                                                                     (    )UUK ki-bel        (    )UUK ka-bel
Spina ischiadica                                          : (  )runcing                ( √ )tumpu
Promontorium                                               : (  )teraba                ( √ )tidak teraba
Linea inominata                                           : (  )teraba ½            (    )terab 2/3 
Areus pubis                                                  : (  )<90                       ( √  ) > 90

II.         PENGKAJIAN KALA II
Pukul :15.20 wib
A.   ANAMNESE (SUBJEKTIF )
·         Keinginan meneran                                        : ( √ )ada      (   )tidak ada
·         Perasaan adanya tekanan pada anus        : ( √ )ada      (   )tidak ada
·         Rasa nyeri                                                        : ( √ ) ada     (   ) tidak ada

B.   PEMERIKSAAN FISIK (OBJEKTIF )
1.    Penampilan fisik                                            : Baik
2.    Keadaan emosional                                      : Stabil
3.    Tanda vital                          
TD         : 110/80 mmHg                                 Pols    : 80x/i
RR         : 20 x/i                                                 Temp  : 37 c
4.    Pemeriksaan Kebidanan
a.    Abdomen
His                                                               : Frekuensi 4x/10 mnt
Lamanya                                                    :45 detik
DJJ                                                              : Frekuensi 136x/i
  Regular /irregular
b.    Gentalia
·         Perineum                                              : ( √ ) Menonjol
·         Vulva /anus                                          : ( √  ) Terbuka
: (     ) Tidak terbuka
·         bagian janin                                          : ( √ ) terlihat maju mundur
  (   )terlihat menetap,diameter    5-6 cm
III.           PENGKAJIAN KALA III
Pukul :15.50
A.   ANAMNESE (SUBJEKTIF)
·         keinginan meneran                             : ( √ )ada           (   )tidak ada
·         mulas                                                     : ( √ )ada           (   )tidak ada
·         Keluhan lain                                         : tidak ada
B.   PEMERIKSAAN FISIK
1.    Penampilan fisik                              : baik
2.    Keadaan emosional                        : labil
3.    tanda vital                                          :
TD       : 110/70 mmHg                    RR      : 20 x/i
Pols    : 76 x/i                                     Temp : 37 ͦ c
4.    Pemeriksaan kebidanan
a.    Abdomen
TFU                                               : Setinggi pusat
Konsistensi uterus                     : (    ) keras                 ( √  ) lunak
                                                                                      (    ) lembek              (    ) melebur
Kandung kemih                         : ( √ ) kosong             (     ) penuh
b.    Genetalia
·         Tali pusat                                : ( √ )semakin memanjang
  (    )menetap
·         Pengeluaran dari vagina     : Darah kurang lebih 500c
5.    Pemeriksaan Plasenta
·         Permukaan maternal                        : kotiledon lengkap 18 buah
·         Permukaanfetal                     : lengkap
·         Keutuhan selaput khorion dan amnion : utuh
·         Diameter plasenta                 : 16 cm
6.    Pengkajian tali pusat
 Insersi tali pusat : setralis
 Panjang tali pusat : 50 cm
IV.          PENGKAJIAN KALA IV
Pukul :16.05
A.   ANAMNESE (SUBJEKTIF )
1.    Perasaan                   : ( √ ) gembira            (    ) sedih,merasa tertekan
2.    Keluhan fisik            :
·         Mulas                   : ( √  ) ada                    (   ) tidak ada
·         Lelah                    : ( √   )ada,jelaskan ibu lelah setelah melahirkan
·         Kedinginan         : (   ) ada
  ( √ ) tidak ada
·         Nyeri                     : (   ) ada,
              (√ ) tidak ada
·         Haus                     : ( √  ) ada                   (   ) tidak ada
·         Lapar                    : ( √  ) ada                   (   ) tidak ada
·         Lain-lain              : tidak ada
B.   PEMERIKSAAN FISIK
1.    Penampilan fisik         
·         Pucat                    : (  √ ) ya                     (   ) tidak
·         Gelisah                : (  √   ) ya                   (   ) tidak
·         Keringat               : ( √  ) ya                  (    ) tidak
·         Gemetar               : (     ) ya                  (  √  ) tidak
2.    Keadaan emosional
·         Nampak takut             : (  ) ya                        ( √  ) tidak
Lain-lain              : tidak ada
3.    Tanda Vital
TD       : 100/70 mmHg                     Pols    : 20 x/i
RR      : 80 x/i                                     Temp  : 37 c
4.    Pemeriksaan Kebidanan
a.    Abdomen
·         TFU                                          : 2 jari dibawah pusat
·         Konsistensi uterus                : ( √  ) keras              (   ) lembek        
                                                                                      ( √  ) bulat              (    ) penuh
b.    Genital
·         luka jalan lahir                       : (   ) tidak ada          ( √  ) ada
§  Lokasi
§  Panjang /lebar
·         Pengeluaran darah pervaginam : ada  300  cc
INTERPRESTASI DATA
KALA I
Diagnosa       :Ibu inpartu G : I, P :0, A : 0 fase aktif , keadaan ibu dan janin baik ibumengatakan adanya pengeluaran pervaginam yaitu darah bercampur lendir, Ibu mengatakan ada rasa sakit dari perut menjalar kepinggan, ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah keguguran.
·         HPHT       :           09 mei 2012
·         TTP          :16 Januari 2013
·         Pemeriksaan dalam       :
Pembukaan serviks       : 8 cm
Kontraksi uterus             : 3 x dalam 10 menit 45 detik
Leopold IV                       : sudah masuk PAP (divergen )
Ketuban                           : utuh dan menonjol
Keadaan ibu dan janin baik
 Vital sign
TD                   : 120/80 mmHg
RR                  : 20 x/i
HR                  : 76 x/i
Temp              : 37 ͦ c
Ds : ibu mengatakan cemas menghadapi persalinan karena sakit semakin kuat

III.ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
   “Tidak ada yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial”

IV.TINDAKAN SEGERA
“Tidak ada yang mendukung perlunya tindakan segera”
V.PERENCANAAN
1.    Informasikan pada ibu tentang keadaannya dan janinnya.
2.    Anjurkan pada ibu untuk melakukan vulva hygiene dan kosongkan kandung kemih
3.    Anjurkan ibu untuk memilih posisi persalinan senyaman mungkin
4.    Perhatikan kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
5.    Berikan dukungan emosional
6.    Buat catatan dan partograf selama fase aktif persalinan
VI.PELAKSANAAN
1.         Menjelaskan kondisi ibu dan janin baik.
2.         Menganjurkan ibu untuk melakukan vulva hygiene dan kosongkan kandung kemih.
3.         Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai keinginan ibu
4.         Memperhatikan kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
5.         Memberikan ibu dukungan emosional
6.         Patograf sudah di catatat selama fase aktif


VII.EVALUASI
1.         Ibu telah mengetahui keadaannya dan janinnya.
2.         Ibu sudah melakukan vulva hygiene.
3.         Ibu telah mengerti dan melakukan posisi yang nyaman selama persalinan  dan kelahiran
4.         Ibu dan keluarga telah mencukupi kebutuhan nutrisi
5.         Ibu dan keluarga sudah mengerti untuk mendukung ibu selama persalinan

KALA II
Ds :     Ibu mengatakan adanya keiginan untuk meneran
Ibu mengatakan adanya tekanan pada anus dan vagina
Ibu mengatakan adanya rasa nyeri
Do :     Penampilan fisik ibu dan janin : baik
Tanda vital :
TD       :100/70 mmHg
RR       : 20 x/i
HR      : 70 x/i
Temp   : 37 c
·         Pemeriksaan kebidanan
a.    Abdomen
His                               : Frekuensi 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik
Djj                               : Frekuensi 136 x/i
b.    Genetalia
Perenium                     : menonjol
Vulva/anus                  : terbuka
c.    Periksa dalam
Pembukaan                : Lengkap 10 cm
Ketuban                      : Pecah
Bagian terdepan        :UUK teraba didepan perenium ,tidak terdapat
  bagian kecil, Tidak  teraba tali pusat memanjang
III.ANTISIPASI DIAGNOSA /MASALAH POTENSIAL
“Tidak ada yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial”
IV.TINDAKAN SEGERA
“Tidak ada yang mendukung perlunya tindakan segera”

V. PERENCANAAN
1.    Informasikan kepada ibu tentang keadaannya
2.    Persiapkan alat dan pertolongan persalinan
3.    Beri tahu ibu akan dilakukannya persalinan 
4.    Anjurkan ibu untuk meneran
5.    Berikan dukungan emosional
6.    lihat derajat robekan jalan lahir pada ibu
7.    pantau jumlah perdarahan pada ibu
VI. PELAKSANAAN
1.    Menjelaskan kondisi ibu dan janinnya baik
2.    Mempersiapkan alat
3.    Menganjurkan untuk meneran
4.    Memberikan dukungan emosional
5.    Memberi tahu kepada ibu bahwa kepala bayi telah terlihat divulva
6.    Melihat robekan jalan lahir pada ibu
7.    Memantau jumlah perdarahan pada ibu
VII.EVALUASI
1.    Ibu sudah mengerti dengan keadaannya
2.    Ibu sudah melakukan meneran
3.    Ibu sudah diberi dukungan emosional
4.    Ibu sudah melahirkan bayinya dengan selamat
KALA III
II. INTERPRETASI DATA
DX      :Ny.A 21 tahun kala III baik, dengan laserasi jalan lahir derajat II.
Ds       : Ibu mengatakan merasa mulas dan ingin meneran
Do       : Keadaan emosional : stabil
            Tanda vital :
                        TD:100/70
                        HR :71 x/i
                        RR:20 x/i
  TM : 36,5 C
Abdomen :
TFU                                        : setinggi pusat
Kontraksi                               : 3 x dalam 30 detik
Kandung kemih                               : Kosong
Selaput kotiledon dan amnion      : utuh
III.IDENTIFIKASI MASALAH
“Perdarahan sampai Syok”
IV.TINDAKAN SEGERA
“HEACTING ”
V.PERENCANAAN
1.    Beritahu ibu tentang keadaannya
2.    Beritahu ibu bahwa akan dilakukan suntikan oksitosin
3.    Penanganan tali pusat, masase Fundus
4.    Beritahu ibu bahwa akan dilakukan penjahitan pada perinuem (heacting).
5.    Lihat jumlah kehilangan darah.
VI.PELAKSANAAN
1.    Memberitahu ibu tentang keadaanya
2.    Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan :
·      Suntikan oksitosin
·      Penanganan tali pusat terkendali
·      Masase fundus
·      Heacting perineum
3.    Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan penjahitan perineum (heating)
4.    Melihat jumlah kehilangan darah.
VII. EVALUASI
1.    Ibu sudah mengetahui tentang keadaanya
2.    Ibu sudah diberi tahu tentang apa yang dilakukan.
3.    Ibu sudah tahu akan dilakukan penjahitan perineum (heating).
4.    Sudah tahu jumlah kehilangan darah.
KALA IV
Ds       : Ibu mengatakan merasa gembira
  Ibu mengatakan lelah setelah melahirkan
Do       : Penampilan fisik ibu dan bayi     : baik
  Pemeriksaan kebidanan              :
a.    Abdomen
·         TFU                           : 2 jari dibawah pusat
·         Konsistensi uterus     : keras,bulat
III.DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
“Tidak ada yang mendukung untuk terjadi masalah potensial”
VI.TINDAKAN SEGERA /KOLABORASI
“Tidak ada yang mendukung perlunya tindakan segera’
V.PERENCANAAN
1.         Beritahu kepada ibu tentang keadaannya
2.         Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
3.         Perhatikan kebutuhan nutrisi dan cairan ibu 
4.         Beritahu ibu untuk melakukan vulva haygine
VI.PELAKSANAAN
1. Memberitahu kepada ibu tentang keadaannya
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif
3. Perhatikan kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
4.Memberi tahu ibu tantang vulva haygine
VII.EVALUASI
1. Ibu sudah mengerti tentang keadaannya
2. Ibu sudah memberikan ASI eksklusif
3. Ibu dan keluarga sudah mencukupi kebutuhan nutrisi
4.Ibu sudah melakukan vulva haygine












BAB IV
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Kami dapat menyimpulkan bahwa robekan pada jalan lahir, sebagai akibat persalinan.Baik itu berupa robekan perinium, robekan serviks atau rupture uteri. Hal ini dapat diatasi apabila seorang tenaga kesehatan dapat mengelolanya dengan baik.

3.2  saran
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan agar dapat mengerti tentang robekan jalan lahir sampai dengan bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan medisnya, menerapkan konsep asuhan kebidanan kepada klien dengan robekan jalan lahir.
Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapakan mampu mengerti tentang robekan jalan lahir dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien serta mampu memberikan asuhan secara komprehensif.












DAFTAR PUSTAKA

FK UNPAD, 1981, Obstetri Patologi, Bandung.
Mochtar, rustam, 1998, Patologi dan Fisiologi Persalinan, Yayasan Essensia Medica, Yogyakarta.
Pearce, Evelyn, 2002, Anatomi Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.Syaifuddin, 1997, Kedaruratan Obsetri dan Ginekologi, ECG, Jakarta.






Komentar

Postingan Populer