BBL DENGAN HIPOGLIKEMIA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ketakutan terhadap rendahnya kadar gula darah pada bayi baru lahir menjadi alasan baru “yang lumrah” untuk memisahkan ibu dengan bayinya, dan memberikan bayi tambahan susu formula pada masa awal setelah bayi lahir. Alasan kekhawatiran para dokter anak dan ahli neonatal tersebut adalah karena kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan kerusakan pada otak, sehingga hal ini menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan. Bagaimanapun, telah terbentuk perhatian yang berlebihan mengenai kadar gula darah rendah yang sebenarnya tidak diperlukan. Pada kenyataannya, kebanyakan bayi yang diuji kadar gula darahnya sebetulnya tidak membutuhkan pengujian tersebut, dan mereka yang menerima susu formula sebenarnya tidak memerlukan susu formula. Dengan memberikan susu formula, khususnya karena hampir selalu diberikan dengan botol, kita telah mengganggu proses menyusui dan telah memberi kesan bahwa formula adalah obat yang bagus.
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah. Terdapat teknik baru untuk menguji keadaan hipoglikemi, seperti menggunakan penganalisa oksidase glukosa atau optical bedside glucose analyzer (mis One Touch). Teknik ini lebih bermakna untuk tujuan skrining di ruang rawat karena interpretasi warna terkadang tidak subjektif. Pada praktik klinik, bayi dengan kadar glukosa kurang dari 40 mg/dL memerlukan intervensi. Juga untuk menilai glukosa plasma < 20 hingga 25 mg/dL harus diterapi dengan pemberian glukosa per parenteral tanpa mempertimbangkan usia atau masa gestasi.
Munculnya gejala dan kadar glukosa sangat bervariasi pada setiap bayi. Gejala biasanya muncul bila kadar glukosa < 40 mg/dL dan tampak antara 24 dan 72 jam setelah kelahiran atau dalam 6 jam setelah suatu kelahiran bayi mengalami stress berat. Saat bayi berusia 72 jam, pencapaian kadar glukosa sebesar 45 mg/dL atau lebih adalah hasil yang diharapkan tanpa mempertimbangkan berat badan, usia gestasi atau faktor predisposisi lainnya. Manifestasi klinis sangat beragam yaitu mencakup gemetar atau kejang, iritabilitas, letargi atau hipotonia, pernapasan tidak teratur, apnea, sianosis, pucat, menolak untuk mengisap atau kurang minum ASI, menangis dengan suara melengking atau melemah, hipotermia, diaporesis atau aktivitas kejang neonatus. Jika bayi hipiglikemia dibiarkan tidak mendapat terapi dapat menyebabkan kerusakan otak dan retardasi mental.
Pada pemberian ASI sering terdapat masalah, baik pada teknik pemberian ibu dan anatomi payudara ibu, serta kemampuan anak untuk menghisap dan anatomi orofaringeal anak. Seringkali ketidakcukupan jumlah susu sering dinilai sebagai suatu masalah, sehingga terjadi pemberhentian pemberian ASI. Seringkali juga wanita mengeluh karena luka pada puting susu, dimana hal ini terjadi karena posisi dan perlekatan anak yang salah ketika menyusui. Dalam keadaan normal, wanita secara fisiologis mampu untuk memproduksi susu yang cukup. Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol (susu formula). Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.
Menyusui merupakan aktivitas yang sangat penting baik bagi ibu maupun bayinya. Dalam proses menyusui terjadi hubungan yang erat dan dekat antara ibu dan anak. Tentunya kaum ibu ingin dapat melaksanakan aktivitas menyusui dengan nyaman dan lancar. Namun demikian, terkadang ada hal-hal yang mengganggu kenyamanan dalam menyusui. Masalah-masalah yang sering dialami oleh ibu sehubungan dengan menyusui dan bagaimana mengatasinya akan dipaparkan pada pembahasan kali ini.
Terkait dengan hal tersebut, maka penulis menyusun makalah ini guna memberikan pengetahuan mengenai persoalan hipoglikemia pada bayi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan hipoglikemia ?
2.      Apa etiologi dari hipoglikemia?
3.      Bagaimana manifestasi klinis dan prognosis dari hipoglikemia ?
4.      Bagaimana pengobatan hipoglikemia pada neonatus dan anak ?

C.     Tujuan
1.      Memahami pengertian hipoglikemia.
2.      Mengetahui etiologi hipoglikemia.
3.      Mengetahui manifestasi klinis dan prognosis hipoglikemia.
4.      Tahu cara pengobatan hipoglikemia pada neonatus dan anak












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian

Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat didefinisikan sebagai kadar glukosa di bawah 40 mg/dL setelah kelahiran berlaku untuk seluruh bayi baru lahir atau pembacaan strip reagen oxidasi glukosa di bawah 45 mg/dL yang dikonfirmasi dengan uji glukose darah.
Definisi hipogikemia pada anak belum bisa ditetapkan dengan pasti, namun berdasarkan pendapat dari beberapa sarjana dapat dikemukakan angka-angka seperti terlihat pada tabel.
Nilai kadar glukose darah/plasma atau serum untuk diagnosis Hipoglikemia pada berbagai kelompok umur anak :
Kelompok Umur
Glokuse <mg/dl 
Darah Plasma/serum
Bayi/anak
Neonatus
* BBLR/KMK
* BCB
0 - 3 hr
3 hr
<40 mg/100 ml

<20 mg/100 ml

<30 mg/100 ml
<40 mg/100 ml
<45 mg/100 ml

<25 mg/100 ml

<35 mg/100 ml
<45 mg/100 ml

Istilah hypoglikemi digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah rata-rata bayi seusia dan berat badan yang sama. Sebagai batasannya pada bayi aterm (cukup bulan) dengan berat badan 2500 gram atau lebih, kadar glukosa plasma darah lebih rendah dari 30 mg/dl dalam 72 jam pertama dan 40 mg/dl pada hari berikutnya, sedangkan pada berat badan lahir rendah dibawah 25 mg/dl.
Glukosa merupakan sumber energi utama selama kehidupan janin, walaupun asam amino dan laktat ikut berperan pada kehamilan lanjut. Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu, kadar gula darah janin sekitar dua pertiga dari kadar gula darah ibu. Karena terputusnya hubungan plasenta dan janin, maka terhenti pula pemberian glukosa. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah sekitar 50-60 mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dalam kadar 40 mg/dl.
Dikatakan juga hipoglikemi apabila kadar gula darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala hipoglikemi. Biasanya terdapat pada bayi makrosomia. Umumnya hipoglikemi terjadi pada neonatus berumur 1-2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak lagi mendapatkan glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun. Hipoglikemi jarang terjadi pada ibu yang dipantau glukosa darahnya dengan baik.
Terdapat 4 kelompok besar bayi neonatal yang secara patofisiologik mempunyai resiko tinggi mengalami hipoglikemi, yaitu :
a. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes melitus atau menderita diabetes selama kehamilan dan bayi yang menderita penyakit eritroblastosis fetalis berat, bayi demikian cenderung menderita hiperinsulinisme.
b. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang mungkin mengalami malnutrisi intrauterin, yang mengakibatkan cadangan glikogen hati dan lemak tubuh total menurun. BBLR yang termasuk rawan adalah bayi kecil menurut usia kehamilan, salah satu bayi kembar yang lebih kecil (berat badan berbeda 25% atau lebih, berat badan lahir kurang 2000 kg, bayi yang menderita polisitemia, bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita toksemia dan bayi dengan plasenta yang abnormal, terutama sangat peka dan mudah terkena gangguan ini. Faktor-faktor lain yang juga berperan akan timbulnya hipoglikemia pada kelompok ini mencakup respon insulin yang tidak normal, gangguan glikoneogenesis, asam lemak bebas yang rendah, rasio berat otak/hati yang meningkat, kecepatan produksi kortisol yang rendah dan mungkin kadar insulin yang meningkat serta respon keluaran epinefrin yang menurun.
c.  Bayi yang sangat imatur (kecil) atau yang sedang sakit berat dapat menderita hipoglikemia karena meningkatnya kebutuhan metabolisme yang melebihi cadangan kalori, dan bayi dengan berat badan lahir rendah yang menderita sindrom gawat nafas, asfiksia perinatal, polisitemia, hipotermia dan infeksi sistemik dan bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan sianotik yang menderita gagal jantung.
d. Pada bayi yang menderita kelainan genetik atau gangguan metabolisme primer (jarang terjadi) seperti galaktosemia, penyakit penyimpanan glikogen, intoleransi fruktosa, propionat asidemia, metilmalonat asidemia, tirosinemia, penyakit sirop mapel, sensitivitas leusin, insulinoma, nesidioblastosis sel beta, hiperplasia fungsional sel beta fungsional, panhipopituitarisme dan sindrom beckwith serta bayi raksasa.

B.     Frekuensi Hipoglikemia
Frekuensi hipoglikemia pada bayi/anak belum diketahui pasti. Di Amerika dilaporkan sekitar 14000 bayi menderita hipoglikemia. Gutberlet dan Cornblath melaporkan frekuensi hipoglikemia 4,4 per 1000 kelahiran hidup dan 15,5 per 1000 BBI:R. Hanya 200-240 penderita hipoglikemia persisten maupun intermitten setiap tahunnya yang masuk rumah sakit. Angka ini berdasarkan observasi bahwa penderita hipoglikemia berjumlah 23 per 1000 anak yang masuk rumah sakit, sedangkan anak yang dirawat berjumlah 80.000 pertahun.
Frekuensi keseluruhan hipoglikemia adalah 2-3/1000 kelahiran hidup, tetap secara cukup berarti lebih tinggi dikalangan bayi dengan berat badan lahir rendah, jika dihubungkan dengan usia kehamilan mereka terutama bayi yang memperlihatkan kesulitan prenatal atau yang mengalami sakit berat. Insiden di kalangan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes dapat sampai sebesar 75%. Insiden lebih rendah pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes kehamilan dan lebih rendah, tetapi masih meningkat dikalangan bayi dengan berat badan lahir rendah

C.    Etiologi Hipoglikemia
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berbagai kelainan mekanisme kontrol pada metabolisme glukose, antara lain : inborn erors of metabolism, perubahan keseimbangan endokrin dan pengaruh obat-obatan maupun toksin.
Berikut ini adalah penyebab hipoglikemia pada anak:
A. Hiperinsulinisme
B. Defisiensi enzim hati
C. Defisiensi endokrin
D. Hipoglikemia ketosis
E. Obat dan toksin
F. Lain-lain
D. Manifestasi Klinik Hipoglikemia
Kejadian hipoglikemi sukar diketahui karena gejalanya juga dijumpai bila disertai keadaan lain seperti infeksi terutama sepsis dan meningitis, kelainan perdarahan dan edema susunan saraf pusat, asfiksia, penghentian obat, apnea pada prematuritas, kelainan jantung bawaan, polisitemia dan juga dapat dijumpai pada bayi sehat normoglikemik.
a. Neonatus
Hipoglikemia simtomatik pada neonatus cenderung terjadi selama 6-12 jam kehidupan. Sering menyertai penyakit-penyakit seperti : distress perinatal, terlambat pemberian minum dan bayi dari ibu DM. Tidak ada perbedaan dalam hal jenis kelamin. Juga termasuk dalam golongan ini ialah bayi dari ibu DM insulin dependen (IDM) dan ibu menderita DM kehamilan (IGDM). Meskipun sebanyak 50% dari IDM dan 25% IGDM mempunyai kadar glukose < 30 mg/dl selama 2-6 jam kehidupan, kebanyakan tidak memperlihatkan akibat-akibat dari hipoglikemianya. Umumnya sembuh spontan, tetapi sebagian kecil (10-20%) kadar gula tetap rendah. Beberapa di antaranya menunjukkan respons yang balk terhadap suntikan glukagon 300 mikro gram atau 0,3 mg/kgBB im, tidak lebih 1 mg totalnya.
Hipoglikemia neonatus simtomatik gejalanya tidak khas, misalnya : apati, anoreksia, hipotoni, apnu, sianosis, pernapasan tidak teratur, kesadaran menurun, tremor, kejang tonik/klonik, menangis tidak normal dan cengeng. Kebanyakan gejala pertama timbul sesudah 24-28 jam kehidupan .
b. Bayi/Anak
Gejala-gejala dapat berupa: sakit kepala, nausea, cemas, lapar, gerakan motorik tidak terkoordinasi, pucat, penglihatan b'erkunang-kunang, ketidakpedulian, cengeng, ataksia, strabismus, kejang,malas/lemah, tidak ada perhatian dan gangguan tingkah laku.
            Hipoglikemia bisa disertai atau tidak dengan banyak keringat dan takhikardi. Serangan ulang gejala-gejala tadi dapat terjadi pada waktu-waktu tertentu setiap hari, sehingga kita harus waspada terhadap kemungkinan hipoglikemia. Pemeriksaan glukose darah pada saat timbulnya gejala sangat penting.

E.Pengobatan Hipoglikemia
1. Neonatus
a)   Hipoglikemia asimptomatik
Jika pemeriksaan uji dextrostix menunjukkan kadar gula darah rendah, harus dikuatkan oleh pemeriksaan laboratorik. Bila hasil pemeriksaan laboratorik juga menunjukkan kadar gula rendah (hipoglikemia), diberikan infus gltikose 6-8mg/kg BB/menit sampai kadar glucose darah menjadi normal.
b)   Hipoglikemia simptomatik
Bila klinik dan uji dextrostix menunjukkan hipoglikemia, keadaan ini harus dikuatkan oleh pemeriksaan laboratorik. Infus glukose harus segera dimulai (glukose peroral bukan merupakan pengan adekuat untuk hipoglikemia simptomatik). Glukagon bisa diberikan selama terpasang infus glukose. Jika pemeriksaan laboratorik menunjukkan hipoglikemia dan gejala hilang sesudah pemberian glukose IV, ini membuktikan adanya hipoglikemia simptomatik. Pengobatan dilanjutkan dengan glukose parenteral 8 ­ 10 mg/kg BB/ menit. Makanan rikan NaCl (2-3 meq)/kgBB/hari sesudah 12 jam untuk mencegah hiponatremia. Dua puluh empat jam kemudian diberikan KC1 1-2 meq/kgBB/hari. Kadar gula darah dipantau setiap 4-6 jam sampai kadar gula darah tetap normal. Selanjutnya glucose hipertonik ini secara perlahan-lahan dikurangi kecepatan tetesannya (10­8­6­4 mg/kgBB/menit) dengan larutan glukose 5% untuk mencegah reaksi hipoglikemia.
Pengobatan glukose parenteral ini biasa diperlukan 48­72 jam. Penderita semacam ini berjumlah 15% kasus dan disebut hipoglikemia simptomatik transient.
c ) Hipoglikemia neonatus menetap/berulang
Sejumlah kasus (1-12%) yang gejala kliniknya menetap/berulang meskipun sudah diberikan glukose IV 12-16 mg/kgBB/menit, maka harus dipikirkan penyebab primemya. Diambil darah 5-10 cc sebelum dan sesudah pemberian glukagon (30 mikrogram/kgBB IV/IM/IC tidak lebih dari .1 mg).
2. Bayi
Makan makanan hidrat arang yang sering telang digunakan dengan hasil bervariasi. Sekarang telang digunakan pengobatan dengan pemberian makanan melalui naso gastric drips. Kurang lebih 1/3 dari energi total sehari diberikan dalam bentuk glukose dengan kecepatan 46 mg/kgBB/menit selama malam hari dengan menggunakan pompa otomatis. Makanan pagi harinya harus diberikan sebelum sonde dicabut. Pengobatan ini akanmemperbaiki asidosis kronis, zat-zat kimia darah menjadi normal, perdarahan hidung berhenti, mengecilnya hepatomegali dan diikuti dengan percepatan pertumbuhan.
3. Anak
Hipoglikemi Akietosis :Pengobatan dasar dan penyakit ini terdiri atas tindakan sederhana menghindari puasa lebih dari 1 jam dan hindari penyebab-penyebab muntah. Jika hal ini tidak mungkin maka dapat dilakukan pencegahan dengan minum air gula (air jeruk manis) pada malam hari selama beberapa tahun sampai anak mencapai umur kurang lebih 8 tahun.
Dalam keadaan serangan hipoglikemia diberikan segera 1-2 ml glukose 50%/kgBB IV, dilanjtkan dengan infuse glukose 10%. Diet tinggi protein tinggi hidrat arang dengan pemberian 4-5 kali/hari.
F. Prognosis Hipoglikemia
Saat timbulnya gejala bervariasi dari beberapa hari sampai satu minggu setelah lahir. Berikut ini merupakan gejala klinis yang disusun mulai dengan frekuensi tersering, yaitu gemetar atau tremor, serangan sianosis, apati, kejang, serangan apnea intermiten atau takipnea, tangis yang melemah atau melengking, kelumpuhan atau letargi, kesulitan minum dan terdapat gerakan putar mata. Dapat pula timbul keringat dingin, pucat, hipotermia, gagal jantung dan henti jantung. Sering berbagai gejala timbul bersama-sama. Karena gejala klinis tersebut dapat disebabkan oleh bermacam-macam sebab, maka bila gejala tidak menghilang setelah pemberian glukosa yang adekuat, perlu dipikirkan penyebab lain.
Jika tidak diobati, Hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat menyebabkan kematian pada setiap golongan umur. Pada neonatus prognosis tergantung dari berat, lama, adanya gejala-gejala klinik dan kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula etiologi, diagnosis dini dan pengobatan yang adekuat
a) Hipoglikemia neonatus
Berdasarkan tingkat beratnya Hipoglikemia neonatus dapat digolongkan:
1.   Hipoglikemia transisional
      Prognosisnya baik dan tergantung kepada kelainan yang mendasarinya misal : asfiksia perinatal. Tidak ada korelasi antara rendahnya kadar gula dengan mortalitas/morbiditas bayi. Kebanyakan bayi tetap hidup walaupun dengan kadar gula 20 mg/100 ml.
2.   Hipoglikemia sekunder
      Mortalitas neonatus pada kelompok ini disebabkan oleh kelainan yang menyertainya. Bayi yang menderita Hipoglikemia tipe ini, sedikit menderita sekuele akibat Hipoglikemianya, tetapi lebih banyak akibat kelainan patologik yang menyertainya.
3.   Hipoglikemia transien
      Bayi yang termasuk dalam kelompok ini bila tidak diobati akan mati. Bayi-bayi tersebut seringkali pada BBLR dan KMK yang bisa disertai dengan komplikasi akibat BBLR dan KMK sendiri, demikian pula masalah-masalah perinatal yang bisa menyebabkan ganggguan mental, perilaku dan kejang-kejang yang tidak ada hubungannya dengan hipoglikemia.
      Pada penelitian prospektif dengan menggunakan kontrol, bayi-bayi kelompok ini yang diamati sampai umur 7 tahun ternyata terdapat gangguan intelektual yang minimal, tetapi tidak ada cacat nerologik yang berat.
4.   Hipoglikemia berat (berulang)
Keompok ini bisa dibagi atas beberapa katagori yang masing-masing mempunyai masalah tersendiri yang mempengaruhi prognosisnya.
· Defisiensi hormon multipel (hipopituitarisme bawaan)
Sering kali disertai Hipoglikemia berat bahkan fatal pada hari-hari pertama, nampaknya akibat defisiensi hormon hipofise anterior. Dari 26 kasus yang dilaporkan 2/3 meninggal (5 pada hari pertama, 4 pada masa neonatus dan 5 antara umur 2 bulan sampai 17 tahun). Beberapa di antaranya yang hidup menunjukkan gejala retardasi.
Prognosis terhadap perkembangannya tergantung dari adanya defisiensi hormon-hormon lainnya dan berhasilnya pengobatan substitusi.
· Kelebihan hormon (hiperinsulinisme). Pada sindroma Beckwith Wiedemann, retardasi mental kemungkinan disebabkan oleh H yang tidak diobati, meskipun dengan pengobatan adekuat prognosis masih meragukan, sebab adanya anomali multipel yang menyertainya.
·  Infant giants (Foetopathia Diabetica) : Biasanya memperlihatkan hipoglikemia berat dan tidak ada respon terhadap pengobatan medikamentosadan memerlukan pankreatektomi total. Mereka yang hidupo biasanya memperlihatkan retardasi perkembangan yang sedang atau berat.
·  Adenma sel beta : Pada penderita yang diamati, bayi-bayi yang hidup menunjukkan perawakan yang relatif pendek tetapi ada yang menderita diabetes dan beberapa diantaranya memperlihatkan gangguan neurologik sedang atau berat, gangguan mental dan sering kali dengan kejang-kejang. Maka, penting diagnosis dini dan tindakan bedah yang segera.
·  Gangguan metabolisme hidrat arang: prognosis tergantung darimana masing-masing penyebabnya, misalnya hipoglikemia bisa fatal pada hari pertama, untuk glycogen strorage disease.
·  Gangguan metabolisme asam amino yang disertai hipoglikemia, misalnya:Maple syrup urine disease, asidemiametilmalok. Masing-masing mempunyai pragnosis yang meragukan.
b.)  Bayi/Anak
Hipogikemia tergantung dari etiologinya, cenderung kurang berat pada bayi yang lebih tua dan anak. Tetapi dapat berakibat gangguan kepribadian kelainan pelaku dan kelainan nerologik. Nampaknya terdapat kepekaan umur khusus pada Hipogikemia ketosis yang dimulai pada umur 9 ­ 12 bulan dan mencapai puncaknya pada umur 18 ­ 30 bulan, kemudian sembuh sendiri pada umur 4-7 tahun atau 9-10 tahun.
Adenoma sel beta frekuensi meningkat sesudah masa neonatus yaitu pada umur 5-15 tahun. Prognosisnya dapat digambarkan sebagai berikut: anak-anak yang diobati secara bedah 1 meninggal karena tindakan operasi, 1 menderita DM yang memerlukan insulin, 1 hanya memerlukan insulin selama 28 hari dan 8 mempunyai sekuele nerologik maupun kepribadian dan tingkah laku. Empat belas anak (56%) sembuh sempurna.

















BAB  IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Frekuensi hipoglikemia pada bayi/anak belum diketahui pasti. Di Amerika dilaporkan sekitar 14000 bayi menderita hipoglikemia. Gutberlet dan Cornblath melaporkan frekuensi hipoglikemia 4,4 per 1000 kelahiran hidup dan 15,5 per 1000 BBI:R. Hanya 200-240 penderita hipoglikemia persisten maupun intermitten setiap tahunnya yang masuk rumah sakit. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berbagai kelainan mekanisme kontrol pada metabolisme glukose, antara lain : inborn erors of metabolism, perubahan keseimbangan endokrin dan pengaruh obat-obatan maupun toksin.
Hipoglikemia simtomatik pada neonatus cenderung terjadi selama 6-12 jam kehidupan. Sering menyertai penyakit-penyakit seperti : distress perinatal, terlambat pemberian minum dan bayi dari ibu DM. Pada bayi/anak, gejala-gejala hipoglikemia dapat berupa: sakit kepala, nausea, cemas, lapar, gerakan motorik tidak terkoordinasi, pucat, penglihatan b'erkunang-kunang, ketidakpedulian, cengeng, ataksia, strabismus, kejang,malas/lemah, tidak ada perhatian dan gangguan tingkah laku. Hipoglikemia bisa disertai atau tidak dengan banyak keringat dan takhikardi.
Hipoglikemia asimptomatik yang terjadi pada neonatus, jika pemeriksaan uji dextrostix menunjukkan kadar gula darah rendah, harus dikuatkan oleh pemeriksaan laboratorik. Hipoglikemia simptomatik yang terjadi pada neonatus, bila klinik dan uji dextrostix menunjukkan hipoglikemia, keadaan ini harus dikuatkan oleh pemeriksaan laboratorik. Infus glukose harus segera dimulai (glukose peroral bukan merupakan pengan adekuat untuk hipoglikemia simptomatik). Glukagon bisa diberikan selama terpasang infus glukose.
Sejumlah kasus (1-12%) yang gejala kliniknya menetap/berulang meskipun sudah diberikan glukose IV 12-16 mg/kgBB/menit, maka harus dipikirkan penyebab primemya. Diambil darah 5-10 cc sebelum dan sesudah pemberian glukagon (30 mikrogram/kgBB IV/IM/IC tidak lebih dari .1 mg). Makan makanan hidrat arang yang sering telang digunakan dengan hasil bervariasi. Sekarang telang digunakan pengobatan dengan pemberian makanan melalui naso gastric drips. Hipoglikemi Akietosis :Pengobatan dasar dan penyakit ini terdiri atas tindakan sederhana menghindari puasa lebih dari 1 jam dan hindari penyebab-penyebab muntah. Dalam keadaan serangan hipoglikemia diberikan segera 1-2 ml glukose 50%/kgBB IV, dilanjtkan dengan infuse glukose 10%. Diet tinggi protein tinggi hidrat arang dengan pemberian 4-5 kali/hari. Jika tidak diobati, Hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat menyebabkan kematian pada setiap golongan umur. Pada neonatus prognosis tergantung dari berat, lama, adanya gejala-gejala klinik dan kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula etiologi, diagnosis dini dan pengobatan yang adekuat.


Saran
Diperlukan suatu pemahaman yang baik agar tidak salah dalam memahami tentang pengertian, frekuensi penderita, etiologi, manifestasi klinik, pengobatan dan pragnosis dari hipoglikemia.
























DAFTAR PUSTAKA
CornblathM, HawdonJM, WilliamsAFAynsley-Green A, WardPlatt-MP, SchwartzR, KalhanSC. Kontroversimengenaidefinisihipoglikemianeonatal: disarankanambangoperasional. Pediatrics2000;105:1141-5
HosethE, JoergensenA, EbbesenF, kadar glukosadarahMoellerM.dalam populasiyang sehat, ASI, bayi cukup bulandengan ukuran yang sesuaiuntuk usia kehamilan. ArchDisChildFetalNeonatalEd2000;83: F117-9
M Sacharin, Rosa. 1986. Prinsip Keperawatan Pediatrik., Jakarta: EGC.
Masjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Saifudin, Abdul Bari, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.
Nelson Waldo E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 1. Jakarta : EGC


























BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. A Usia 2 hari Neonatus Cukup Bulan Jenis Kelamin Perempuan dengan diagnosa Hipoglikemia

I.PENGUMPULAN DATA
A. Identitas
Nama bayi       : Bayi Ny. A
Umur               : 2 hari
Tanggal/jam     : 16 Maret 2014 / 04.00 WIB
Jenis kelamin   : Perempuan
Nama ibu         : Ny. A                                                Nama suami    : Tn. X
Umur               : 25 tahun                                Umur               : 29 tahun
Agama             : Islam                                     Agama             : Islam
Suku                : Batak                                     Suku                : Batak
Pendidikan      : SMA                                     Pendidikan      : SMA
Pekerjaan         : Ibu Rumah Tangga               Pekerjaan         : Karyawan
Alamat                        : Jl. Mawar No. 37                  Alamat                        : Jl. Mawar No. 37

Pasien masuk pada tanggal 18 Maret 2014, pukul 09.30 WIB
Data Subjectif :
Keluhan utama            : Ibu mengatakan usia anaknya 2 hari. Ibu mengeluhkan anaknya gemetar, tangisannya lemah, pucat dan timbul keringat dingin, tidak mau menyusui dan bola mata anaknya berputar.
Riwayat kehamilan     : Ibu mengatakan ini adalah hamil anak pertama. Ibu mengatakan rutin periksa satu bulan sekali ke bidan dan hasilnya ibu tidak mengalami penyulit dalam kehamilan hingga mendekati proses bersalin, ibu pernah mendapat imunisasi TT sebanyak dua kali. Ibu melahirkan pada usia kehamilan 9 bulan.
Riwayat persalinan      : Ibu melahirkan di BPS ditolong oleh bidan secara spontan, usia kehamilan saat bersalin adalah cukup bulan. Saat proses persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga            : Ibu mengatakan memiliki riwayat penyakit diabetes atau penyakit gula yang diderita oleh ibu sebelum hamil hingga saat hamil. Dan ibu mengatakan tidak mempuny            ai penyakit kelamin, darah tinggi, hepatitis, TBC, asma dan HIV/AIDS begitu pula dengan keluarganya.
Riwayat laktasi           : Ibu mengatakan bayinya kesulitan minum ketika di beri ASI sejak lahir, daya hisapnya pun lemah. Ketika disusui bayi terlihat malas dan tertidur.
Riwayat eliminasi        : Bayi BAB 2 kali sehari. Dan BAK 7 kali dalam sehari.
Riwayat imunisasi       : Ibu mengatakan bayinya telah mendapat imunisasi Hb0 pada umur 1 hari.

Data Objectif :
a.       Pemeriksaan Umum
Keadaan umum           : Bayi terlihat lemas dan mengantuk
Tanda-tanda vital        : Suhu : 36°C                           Pols : 134x/menit
                                      Pernapasan : 70x/menit
b.      Ukuran Antropometri
BB                   : 3,5 kg
PB                   : 50 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lila                  : 9 cm
Lingkar dada   : 32 cm
c.       Pemeriksaan Fisik
·         Kepala             : Tidak ada moulase, tidak ada caput succadenum, tidak ada cephalhematom, ubun-ubun lunak, tidak cekung/cembung, tampak verniks di kulit kepala.
·         Telinga            : Simetris, letak sejajar dengan ujung mata.
·         Mata                : Mata tidak kering, konjungtiva merah muda, sklera putih, gerakan mata berputar.
·         Hidung            : Tidak ada napas cuping hidung, tidak ada ronchi dan wheezing, pernapasan belum teratur.
·         Mulut              : Tidak ada labiopalatoskizis, reflek hisap lemah
·         Leher               : Pergerakan leher tampak ekstensi bila badan diangkat, tidak ada fraktur klavikula, tidak ada pembesaran abnormal.
·         Dada               : Normal, payudara dan puting susu simetris, bunyi nafas dada vaskuler, tidak terdengar bunyi jantung ke tiga.
·         Abdomen        :  Bentuk normal. Tidak ada pembesaran hepar, keadaan tali pusat masih basah dan tidak ada tanda infeksi.
·         Punggung        : Tidak ada spina bifida.
·         Genital                        : Jenis kelamin perempuan, labia mayora menutupi labia minora
·         Anus                : Berlubang dan sudah mengeluarkan mekonium.
·         Kulit                : Terdapat verniks kaseosa sedikit, warna kulit merah tidak keriput, turgor kulit jelek, tidak ada pembengkakan dan tidak ada tanda lahir.
·         Ekstremitas
Atas                 : Gerakan tangan lemah, jari-jari tangan lengkap, dan tidak ada kelainan.
Bawah             : Gerakan kaki lemah, jari-jari lengkap, dan tidak ada kelainan.

·         Reflek
Reflek menghisap (sucking)    :   (lemah) bayi tidak mau menghisap sesuatu yang menempel di mulut.
Reflek kaki (staping)             :   (lemah) bayi tampak lemah menendangkan kakinya.
Reflek menggenggam (graping): (ada) terhadap benda yang diikatkan pada jarinya.
Reflek moro                        :   (ada) bayi tampak bisa memeluk bila dikejutkan.
·         Apgar score : 5/6
d.      Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada virus / kuman yang dapat menyebabkan hypoglikemia
HB                   : 18,6 gr%
Eritrosit            : 4,5 juta/ul
Leukosit           : 9700 juta/ul
Trombosit        : 20500 /ul
GDS                : 46
Bilirubin : Total         : 8,42 mg/dl
                  Direct       : 2,9   mg/dl
                  Indirect    : 5,52 mg/dl

Analisa :
Diagnosa :Bayi Ny. A usia 2 hari neonatus cukup bulan dengan hipoglikemia
                  DS : a. Ibu mengatakan sejak lahir bayinya menangis lemah
                          b. Ibu mengatakan 1 jam setelah lahir bayinya belum diberi ASI
                  DO            : a. Bayi lahir hanya menangis lemah
                           b. Bayi kurang aktif dalam bergerak
                           c. Bayi tidak mau menyusu
                           d. Warna kulit bayi pucat
                           e. Bayi nampak lemas dan lesu
Masalah : Gangguan pada kebutuhan nutrisi karena daya isap tidak ada dan sangat lemah
                   DS :  Ibu mengatakan bayinya nampak kelihatan sangat lemah karena tidak minum ASI
                   DO : a. Terdapat gangguan kebutuhan nutrisi
                            b. Kurangnya kebutuhan oksigen
                            c. Terdapat gangguan pola eliminasi
                            d. Terdapat gangguan rasa nyaman karena bayi menggigil
                            e.  Terdapat gangguan aktifitas
                b.  Gangguan pola istirahat

Planning :
  1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, suami, dan keluarga bahwa bayi memiliki kadar gula darah kurang.
  2.  Melibatkankeluargapadasaatkitamelakukantindakanpada bayi
  3. Mengobservasikeadaanumumbayidantanda-tanda vital
a.       Memantaukeadaanbayi, bayi terlihat lemah
b.      Memantautanda-tanda vital denganhasil:
BB                     : 3500 gr
Suhu badan        : 36 0C
Nadi                   : 134 kali / menit
Pernafasan         : 70 kali /menit
c.       Lakukan pemberian oksigen.
  1. Mempertahankansuhutubuhbayi agar tetaphangat
a.       Membungkusbayidenganselimut yang keringdan hangat
b.      Menjagasuhulingkungan di sekitarbayi agar tetaphangat
  1. Menganjurkanpadaibu agar tetapmemberikan ASI sesering mungkin pada bayinya
  2. Mengajarkankepadaibumengenaicarapemberian ASI minimal 3-4 jam sekalidenganporsisedikit 30 cc tapisering. Jika bayi tidak mau menyusu, mulai pemberian makan dengan menggunakan sonde dalam waktu 1-3 hari lahir dengan menggunakan susu khusus untuk bayi hipoglikemia.
  3. Pemberian nutrisi dengan memasang sonde ukuran 8 F, mengajarkanpadaibuuntukmengolesimaduatausiruppadamukosapipibayi.
  4. Lakukanrangsangantaktil dengan mengusap-usappunggungbayi, sentilbagian kaki, lakukanpenilaianbayi, perhatikandannilaipernapasanbayi, hitungfrekuensidenyutjantungbayi, nilaiwarnakulitbayi, jikapucatkemerah-merahanobservasidanpantau
  5. Pantaunilailaboratorium :Periksajumlah HB, periksajumlaheritrosit, leukositdantrombosit, pantaujumlah GDS.
  6. Anjurkan ibu untuk komsumsi sayur-sayuran.
  7. Menganjurkanpada keluarga untukmembawaanaknyake Rumah Sakit apabila keadaanya belum membaik.

                                   
CATATAN PERKEMBANGAN
1. Tanggal 19 Maret 2014 pukul 08.00 WIB pada hari ke-3 dari kelahiran bayi
Subjectif              : a.  Ibu mengatakan anaknya sudah menangis pelan
                                  b.  Ibu mengatakan anaknya masih menyusu kurang
Objectif               : a.  Bayi tampak lemah
  b.  Kadar glukosa rendah
  c.  Badan mendadak pucat
  d. Tanda-tanda vital :
       BB                    : 3500 gr                      RR                    : 70 x/ menit
       Temp             : 35°C                         Pols                   : 134 x/ menit
  e.  Eliminasi
       BAB                 : 1 x/ hari
       BAK                 : 5-6 x/ hari
Analisa                 :  Diagnosa belum teratasi
   Bayi baru lahir umur 2 hari pemenuhan oksigen ke jaringan berhubungan dengan suplai oksigen sudah mulai terpenuhi
DS           : keluarga mengatakan bayinya sudah mau minum ASI sedikit
DO          : bayi sudah tampak aktif dan reflek hisap sudah mulai ada
Kebutuhan         : 1. Pertahankan suhu tubuh
 2.  Pemenuhan kebutuhan cairan
3.       Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Planning              :
  1. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
·         Bungkus bayi dengan selimut yang kering dan hangat
·         Jaga suhu lingkungan di sekitar bayi agar tetap hangat
2.   Monitor keadaan umum bayi
·         Monitor tanda-tanda vital bayi :
BB           : 4400 gr                      RR       : 70 x/menit
Temp       : 350C                          Pols     : 170 x/menit
·         Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
3.  Ajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari
  • Ajarkan ibu cara merawat tali pusat
  • Ajarkan ibu cara merawat bayi
  • Ajarkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi

2. Tanggal 21 Maret 2014 pukul 08.00 WIB  pada hari ke-5 dari kelahiran bayi
Subjectif              :  Ibu mengatakan anaknya sudah mulai lebih aktif
                   Ibu mengatakan anaknya sudah sering menyusu
Objectif               :   Bayi tampak aktif dan kulit bayi sudah nampak kemerahan
                                    Tanda-tanda vital :
                                    BB    : 4200 gr                     RR       : 65x/menit
                                    Temp    : 35,50C          Pols     : 160x/menit
                                    Eliminasi : BAB  : 1x/hari
                                         BAK : 6 x/hari
Analisa                 :
Diagnosa : Bayi baru lahir normal umur 5 hari. Pemenuhan oksigen yang berhubungan dengan suplai oksigen sudah terpenuhi
DS           : keluarga mengatakan bayinya suadah sering minum ASI
DO          : bayi sudah tampak lebih aktif dan reflek hisap sudah ada
Planning              :
1.   Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
  • Bungkus bayi dengan selimut yang kering dan hangat
  • Jaga suhu lingkungan di sekitar bayi agar tetap hangat
2.   Monitor keadaan umum bayi
a. Monitor tanda-tanda vital bayi
    BB             : 4200 gr                                  RR       : 65 x/menit
   Temp         : 35,50C                                   Pols     : 160 x/menit
b.  Kebutuhan cairan dan  nutrisi sudah terpenuhi

3.    Ajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari
·         Anjurkan pada keluarga mengenai perawatan bayi sehari-hari
·         Anjurkan pada ibu untuk selalu merawat tali pusat
·         Anjurkan pada ibu agar tetap memberikan ASI

3.  Tanggal 24 Maret 2014 pukul 08.00 WIB  pada hari ke-8 dari kelahiran bayi
Subjectif              :   Ibu mengatakan merasa bahagia karena keadaan bayinya saat ini sudah sangat aktif dan membaik , keluarga berencana akan pulang hari ini pukul 12.00 WIB setelah dilakukan visit oleh bidan
Objectif               :   a. Keluarga tampak bahagia
    b. Keluarga dan bayi pulang pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 12.00 WIB
Analisa                 :   Masalah sudah teratasi
Planning              :
1. Mengajarkan dan menganjurkan pada keluarga mengenai perawatan bayi sehari-hari
2. Menganjurkan pada ibu agar tetap memberikan ASI
3. Anjurkan pentingnya immunisasi pada bayi untuk mencegah penyakit infeksi
4. Anjurkan pada ibu untuk membawa anaknya ke Posyandu secara rutin untuk memantau tumbuh kembang anak




Komentar

Postingan Populer