KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN MUDA
BAB
I
PANDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sekali
komplikasi pada Ibu dan janin selama masa kehamilan muda. Beberapa komplikasi
tersebut antara lain abortus, kehamilan mola hidatidosa, dan kehamilan ektopik.
Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan tersebut sangat
membahayakan baik bagi Ibu maupun janin jika tidak segera ditangani.
Dengan angka kematian
Ibu yang tinggi di Indonesia, masih perlu dipelajari dan didalami lagi
komplikasi-komplikasi pada masa kehamilan yang juga salah satu penyebabnya.
Kemahiran-kemahiran para bidan juga dituntut untuk menyelamatkan Ibu-Ibu yang
mempunyai komplikasi-komplikasi berbahaya yang akan kita bahas pada makalah
ini.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah itu abortus, mola hidatidosa, dan kehamilan ektopik?
2. Bagaimana seseorang bisa di diagnosis abortus , mola hidatidosa, dan kehamilan ektopik?
3. Bagaimana cara penanganan abortus , mola hidatidosa, dan kehamilan
ektopik?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu abortus, mola hidatidosa, dan kehamilan ektopik
2. Mengetahui cara menentukan seseorang diagnosis abortus,mola hidatidosa,
dan kehamilan ektopik.
3. Mengetahui cara penanganan abortus , mola hidatidosa, dan kehamilan
ektopik
BAB
II
PEMBAHASAN
PERDARAHAN
PERVAGINAM
Perdarahan pada kehamilan muda
adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada
masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat
berupa: abortus,kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Penanganan umum perdarahan pada kehamilan muda :
v Lakukan
penilaian secara cepat mengenaii keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda
vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu).
v Periksa
tanda-tanda syok (pucat, berkerringat banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang
90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
v Jika
dicurigai terjadi syok, segera mullai penanganan syok.
Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap
pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi
wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat
penting untuk memulai penanganan syok dengan segera.
§ Jika
pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.
§ Pasang
infus dengan jarum infus besar ((16 G atau lebih), berikan larutan garam fisiologik
atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 cc dalam 2 jam pertama).
Diagnosis perdarahan pada kehamilan muda :
1.
Pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita
dengan anemia, penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease- PID),
gejala abortus atau keluhan nyeri yang tidak biasa.
2.
Catatan : Jika dicurigai adanya kehamilan ektopik,
lakukan pemeriksaan bimanual secara hati-hati karena kehamilan ektopik awal
bisa sampai mudah pecah.
3.
Pikirkan kemungkinan abortus pada wanita usia
reproduktif yang mengalami terlambat haid (lebih 1 bulan sejak haid terakhir)
dan mempunyai 1 atau lebih tanda berikut : perdarahan, kaku perut, pengeluaran
sebagian produk konsepsi, serviks yang berdilatasi atau uterus yang lebih kecil
dari seharusnya.
4.
Jika abortus merupakan kemungkinan diagnosis,
kenali dan segera tangani komplikasi yang ada.
A. ABORTUS
Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram, sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
1.
Abortus Imminens (threatened)
v Dicurigai
bila terdapat keluarnya darah dari vagina, atau perdarahan pervaginam pada
trimester pertama kehamilan.
v Dapat
atau tanpa disertai rasa ules ringan, sama dengan pada waktu menstruuasi atau
nyeri pinggang bawah.
v Pemeriksaan
vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak adanya pembukaan serviks.
Penanganan
abortus imminens :
·
Tidak
perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.
·
Jangan
melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
·
Jika
perdarahan :
Berhenti : lakukan asuhan
antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.
Terus
berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut, khususnya jika
ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan
kehamilan ganda atau mola. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau
progestin) atau tokolitik (misalnya salbutamol atau indometasin) karena
obat-obat ini tidak dapat mencegah abortus.
Tidak
perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (misalnya
salbutamol atau indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah abortus.
2. Abortus
Insipiens (inevitable)
Ø Suatu
abortus yang mengancam, ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka.
Ø Ditandai
nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolik uterus yang hebat.
Ø Pada pemeriksaan
vagina memperlihatkan dilatasi kantong serviks dengan bagian kantong konsepsi
yang menonjol.
Penanganan abortus insipiens :
a.
Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan
evaluasi uterus dengan aspirasi vakum manual.
Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan : Berikan ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400
mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu). Segera lakukan persiapan
untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
b.
Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
1. Tunggu
ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
2. Jika
perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam
fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit
untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
3. Pastikan
untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
3. Abortus
Inkomplet (incomplete)
a) Pengeluaran
sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
yang tertinggal di dalam uterus.
b) Pada
pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari kavum uteri atau
kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Penanganan abortus inkomplit :
· Jika
perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital
atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui
serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau
misoprostol 400 mcg peroral.
· Jika
perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
1. Aspirasi
vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret
tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
2. Jika
evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler
(diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat
diulang setelah 4 jam bila perlu).
c.
Jika
kehamilan lebih 16 minggu :
· Berikan
infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau
ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi
hasil konsepsi.
· Jika
perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
· Evaluasi
sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
d. Pastikan
untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
4. Abortus Komplet (complete)
·
Semua
hasil konsepsi sudah keluar
·
Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium
uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil
·
Uji kehamilan menjadi negatif
·
Penanganan abortus komplit
·
Tidak perlu evaluasi lagi.
·
Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
·
Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah
penanganan.
·
Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet
sulfas ferrosus 600 mg per hari selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan
transfusi darah.
·
Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan
lanjut
5. Missed
Abortion
v Embrio
atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan
tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu
atau lebih
v Biasanya
didahului tanda abortus iminens yang kemudian menghilang secara spontan atau
setelah pengobatan.
6. Abortus
Habitualis (Habitual Abortion)
v Abortus
spontan yang terjadi berturut-turut 3 kali atau lebih
v Pada
umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun kehamilannya berakhir sebelum
28 minggu
Ø Pemantauan
Pasca Abortus
Insidens
abortus spontan kurang lebih 15% (1 dari 7 kehamilan) dari seluruh kehamilan.
Syarat-syarat memulai metode kontrasepsi dalam waktu 7 hari pada kehamilan yang
tidak diinginkan :
a) Tidak
terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
b)
Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam
memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai.
Ø Metode kontrasepsi pasca abortus :
a.
Kondom
v Waktu
aplikasinya segera.
v Efektivitasnya
tergantung dari tingkat kedisiplinan klien.
v Dapat
mencegah penyakit menular seksual.
b.
Pil kontrasepsi
v Waktu
aplikasinya segera.
v Cukup
efektif tetapi perlu ketaatan klien untuk minum pil secara teratur.
c.
Suntikan
v Waktu
aplikasinya segera.
v Konseling
untuk pilihan hormon tunggal atau kombinasi.
d. Implan
v Waktu
aplikasinya segera.
v Jika
pasangan tersebut mempunyai 1 anak atau lebih dan ingin kontrasepsi jangka
panjang.
e.
Alat kontrasepsi dalam rahim
v Waktu
aplikasinya segera dan setelah kondisi pasien pulih kembali.
v Tunda
insersi jika hemoglobin kurang 7 gr/dl (anemia) atau jika dicurigai adanya
infeksi.
f.
Tubektomi
v Waktu
aplikasinya segera.
v Untuk
pasangan yang ingin menghentikan fertilitas.
v Jika
dicurigai adanya infeksi, tunda prosedur sampai keadaan jelas.
v Jika
hemoglobin kurang 7 gram/dl, tunda sampai anemia telah diperbaiki.
·
Sediakan metode alternatif (seperti kondom).
Beberapa
wanita mungkin membutuhkan :
a) Jika
klien pernah diimunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml atau jika
dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
b) Jika
riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus 1500 unit
intramuskuler diikuti dengan tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
c) Penatalaksanaan
untuk penyakit menular seksual.
d) Penapisan
kanker serviks.
B. KEHAMILAN MOLA HIDATIDOSA
Disebut kehamilan anggur yaitu ada jonjot korion yang tumbuh berganda
berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai
anggur atau mata ikan. Ini merupakan bentuk neoplasma trofoblas yang jinak.
Penyebab
mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namum diduga actor penyebabnya
adalah :
·
Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga
mati, tetapi terlambat dikeluarkan
·
Imunoselektif dari tropoblast
·
Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
·
Paritas tinggi
·
Kekurangan protein
·
Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
Pasien dengan kehamilan mola akan memiliki tanda dan gejala sebagai
berikut :
ü Terdapat gejala-gejala kehamilan muda yang lebih nyata dari kehamilan
normal, misalnya mual muntah yang berlebihan.
ü Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, warna kecokelatan seperti
bumbu rujak, tidak teratur.
ü Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamialn.
ü Keluar jaringan mola (seperti anggur) yang merupakan diagnosis pasti,
namun jaringan mola ini tidak selalu ditemukan.
ü Muka dan terkadang badan kelihatan lebih pucat atau kekuningan, yang
disebut muka mola (mola face)
ü Jika gelembung mola sampai keluar, maka tanda ini akan kelihatan lebih
jelas.
ü Uterus membesar tetapi tidak sesuai dengan usia kehamilan yang
seharusnya.
ü Tidak teraba bagian-bagian ballotement janin dan gerakan janin
ü Tidak terdengar DJJ
ü Terdengar bising dan bunyi khas
ü Pada test kehamilan ditemukan kadar HCG yang tinggi
ü Rahim lebih besar
ü Konsistensi lebih lembek
ü Tidak ada bagian-bagian janin
ü Terdapat perdarahan
ü Teraba jaringan dikanalis dan vagina.
ü Pada foto rontgen abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin (pada
usia kehamilan lebih dari tiga bulan)
ü Pada pemeriksaan USG ditemukan adanya gambaran badai salju (gambaran
khas pada kehamilan mola) dan tidak terlihat adanya janin
Pengelolaan
mola hidatidosa sebaiknya dilakukan di rumah sakit, adapun langkah-langkah pengelolaannya
adalah :
·
Pengelolaan syok jika terjadi syok
·
Transfusi darah jika kadar Hb < 8 gr %
·
Kuretase sebaiknya dengan vakum kuretase, kemudian
dilanjutkan dengan sendok kuret yang
tumpul setelah terjadi pengecilan uterus dan harus dilindungi dengan
oksitosin 10 iu dalam 500 ml Dextose 5 % apabila sondase uterus > 12 cm.
·
Pasca kuretase diberikan ergometrin tablet 3x1
tablet/hari
·
Adanya penyulit pre-eklamsi dikelola sesuai dengan
konsultasi internis
·
Pengamatan lanjut dilakukan intuk kemungkinan
keganasan pasca mola hidatidosa, selama 1-2 tahun dengan jadwal sbb :
Ø 1 x 1
minggu pertama selama 1 bulan (4x)
Ø 1 x 2
minggu selama 2 bulan (4x)
Ø 1 x 1
bulan selama 4 bulan (4x)
Ø 1 x 3
bulan selama 1 tahun (4x). Dilakukan
sampai 2x pemeriksaan berturut-turut negative.
Agar tidak mengacaukan
pengamatan, pasien dianjurkan menggunakan kontrasepsi kondom dan tidak hamil
selama pengawasan.
C.
KEHAMILAN EKTOPIK
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
rongga uterus. Tuba falopii merupakan tempat
tersering untuk terjadi implintasi kehamilan ektopik (>90%). Situasi ini membahayakan nyawa karena dapat menyebabkan pecahnya tuba
falopi jika kehamilan berkembang. Perawatannya harus dilakukan dengan cara
operasi atau melalui obat-obatan. Namun, aborsi medis tidak dapat mengobati
kehamilan diluar rahim.
§ Tanda dan Gejala
Pada minggu-minggu awal, kehamilan ektopik memiliki tanda-tanda seperti
kehamilan pada umumnya, yaitu terlambat haid, mual dan muntah, mudah lelah, dan
perabaan keras pada payudara.
Tanda-tanda
yang harus diperhatikan pada kehamilan ektopik adalah:
·
Nyeri hebat pada perut bagian
bawah, nyeri tersebut dapat terasa tajam awalnya kemudian perlahan-lahan
menyebar ke seluruh perut. Nyeri bertambah hebat bila bergerak
·
Perdarahan vagina (bervariasi,
dapat berupa bercak atau banyak seperti menstruasi).
Apabila seorang wanita dengan kehamilan ektopik mengalami gejala
diatas, maka dikatakan bahwa wanita tersebut mengalami Kehamilan Ektopik
Terganggu. Apabila anda merasa hamil dan mengalami gejala-gejala seperti ini
maka segera temui dokter anda. Hal ini sangat penting karena kehamilan ektopik
dapat mengancam nyawa apabila ruptur (pecah) dan menyebabkan perdarahan di
dalam.
1)
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan
seseorang, sedangkan untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat
melakukan:
2)
Pemeriksaan panggul untuk
mengkonfirmasi ukuran rahim dalam masa kehamilan dan merasakan perut yang keras
3)
Pemeriksaan darah untuk mengecek
hormon ß-hCG. Pemeriksaan ini diulangi 2 hari kemudian. Pada kehamilan muda,
level hormon ini meningkat sebanyak 2 kali setiap 2 hari. Kadar hormon yang
rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik
4)
Pemeriksaan ultrosonografi (USG).
Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan
USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran
tuba, indung telur, maupun di tempat lain
§ Tatalaksana
Karena kehamilan ektopik dapat
mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran kehamilan adalah tatalaksana
yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan melalui:
a.
Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan
ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan adalah methotrexate (obat
anti kanker)
b.
Operasi
Untuk kehamilan yang sudah
berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah tindakan yang lebih aman dan
memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-obatan. Apabila
memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi
§ Penyebab
Ada
berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Namun perlu
diingat bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi pada wanita tanpa faktor risiko.
Faktor risiko kehamilan ektopik adalah:
Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Risiko paling besar untuk
kehamilan ektopik. Angka kekambuhan sebesar 15% setelah kehamilan ektopik
pertama dan meningkat sebanyak 30% setelah kehamilan ektopik kedua.
Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesterone
·
Kehamilan ektopik meningkat apabila
ketika hamil, masih menggunakan kontrasepsi spiral (3 – 4%). Pil yang
mengandung hormon progesteron juga meningkatkan kehamilan ektopik karena pil
progesteron dapat mengganggu pergerakan sel rambut silia di saluran tuba yang
membawa sel telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi ke dalam rahim
Kerusakan dari saluran tuba
·
Telur yang sudah dibuahi
mengalami kesulitan melalui saluran tersebut sehingga menyebabkan telur melekat
dan tumbuh di dalam saluran tuba. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan
gangguan saluran tuba diantaranya adalah:
·
Merokok
Kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 – 3,5 kali dibandingkan wanita yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok menyebabkan penundaan masa ovulasi (keluarnya telur dari indung telur), gangguan pergerakan sel rambut silia di saluran tuba, dan penurunan kekebalan tubuh.
Kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 – 3,5 kali dibandingkan wanita yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok menyebabkan penundaan masa ovulasi (keluarnya telur dari indung telur), gangguan pergerakan sel rambut silia di saluran tuba, dan penurunan kekebalan tubuh.
·
Penyakit Radang Panggul
·
Menyebabkan perlekatan di dalam
saluran tuba, gangguan pergerakan sel rambut silia yang dapat terjadi karena
infeksi kuman TBC, klamidia, gonorea.
·
Endometriosis
Dapat menyebabkan jaringan parut di sekitar saluran tuba.
Dapat menyebabkan jaringan parut di sekitar saluran tuba.
·
Tindakan medis
·
Seperti operasi saluran tuba atau
operasi daerah panggul, pengobatan infertilitas seperti bayi tabung –>
menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba.
§ Pencegahan
Berhenti
merokok akan menurunkan risiko kehamilan ektopik. Wanita yang merokok memiliki
kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik. Berhubungan
seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi risiko kehamilan
ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan melindungi seseorang dari
penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang
panggul. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran
tuba yang akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Kita tidak
dapat menghindari 100% risiko kehamilan ektopik, namun kita dapat mengurangi
komplikasi yang mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana secepat
mungkin. Jika kita memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, maka kerjasama
antara dokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan untuk mencegah komplikasi
kehamilan ektopik.
Kemungkinan kehamilan di masa depan
Adalah
suatu kewajaran untuk khawatir menganai masalah kesuburan setelah mengalami
kehamilan ektopik. Seseorang yang mengalami kehamilan ektopik bukan berarti
tidak dapat mengalami kehamilan normal namun berarti seseorang memiliki
kemungkinan untuk mengalami kehamilan ektopik lagi di masa depan. Apabila
saluran tuba ruptur (pecah) akibat kehamilan ektopik dan diangkat melalui
operasi, seorang wanita akan tetap menghasilkan ovum (sel telur) melalui
saluran tuba sebelahnya namun kemungkinan hamil berkurang sebesar 50 %. Apabila
salah satu saluran tuba terganggu (contoh karena perlekatan) maka terdapat
kemungkinan saluran tuba yang di sebelahnya mengalami gangguan juga. Hal ini
dapat menurunkan angka kehamilan berikutnya dan meningkatkan angka kehamilan
ektopik selanjutnya. Pada kasus yang berkaitan dengan pemakaian spiral, tidak
ada peningkatan risiko kehamilan ektopik apabila spiral diangkat.
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.O
G1P0A0 UMUR 24 TAHUN
KEHAMILAN 16 MINGGU DENGAN MOLAHIDATIDOSA
I.
PENGKAJIAN DATA
Nama
: Ny.
O nama : Tn. J
Umur
: 27
tahun umur : 30 tahun
Agama
:
Islam agama : Islam
Suku/ Bangsa
: Jawa /
Indonesia
suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan
:
SMA
pendidikan : SMA
Pekerjaan
:
IRT pekerjaan : pegawai SWASTA
Alamat
: Jl.
Medan
alamat : jl. Medan
Tanggal/jam : 6 April 2014
/12.15 WIB, Oleh : Bidan
S : keluhan utama : ibu mengatakan
keluar darah sedikit-sedikit, merasa pusing, penglihatannya kunang-kunang, dan
sering muntah.
Riwayat penyakit saat ini : ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama umur
kehamilan 16 minggu, belum pernah
keguguran, mengeluh
keluar darah seperti hati ayam dari jalan lahir, ada gelembung seperti telur
ikan, darah membasahi 1 pembalut per hari, ibu mengaku mengalami perdarahan ±
10 hari.
O :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : cm
Tanda-tanda vital
a.
TD :
110/60 mm Hg
b.
Pols : 88x/i
c.
R/R :
20 x/i
d.
Temperature : 36 C
e.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera putih.
f.
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tirod, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening.
g.
Dada
Bentuk simetris,
jantung : bunyi jantung normal (reguler), paru-paru : normal, tidak ditemukan
adanya sesak nafas maupun whezing.
h.
Abdomen :Cembung dan lembek
i.
Ekstremitas
Atas: Tidak ada oedema
Bawah: Tidak ada oedem
dan tidak ada varises
j.
Genetalia
Pemeriksaan dalam:
Vulva dan Vagina tidak ada keluhan, pembukaan tertutup
A. Pemeriksaan Penunjang
a.
HB : 12 gr%
A : Ny O umur 27 tahun dengan kehamilan
molahidatidosa(hamil anggur)
Pelaksanaan
.
Melakukan persetujuan dengan ibu dan keluarga, bahwa akan dilakukan pemeriksaan
dan pengobatan kepada ibu. (ibu menyetujui dan bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan dan pengobatan).
2.
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu akan di rawat inap selama beberapa hari
demi kesembuhan ibu. (Ibu setuju untuk dilakukan rawat inap)
3.
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu akan dilakukan kuretase demi keselamatan
jiwa ibu. (Ibu dan keluarga menyetujui dengan tindakan yang akan dilakukan)
4.
Memasang infus RL.
5.
Memantau tanda-tanda vital ibu.
6.
Memantau perdarahan.
7.
Melakukan pemeriksaan Lab (Hematologi)
a) Hasil: Hemoglobin = 12.6
gr/dl
b) Hematokrit = 37 %
c) Leukosit
= 8.200/mm3
d) Trombosit
= 335.000/mm3
e) Eritrosit
= 4.23 juta/mm3
S:Ibu mengatakan lemas
O: Kesadaran : cm
Tanda-tanda vital
k.
TD :
110/60 mm Hg
l.
Pols : 88x/i
m. R/R :
20 x/i
n.
Temperature : 36 C
A : : Ny O umur
27 tahun dengan kehamilan molahidatidosa(hamil anggur)
Planing :
·
Memberitahu ibu dan
keluarga bahwa ibu akan di rawat inap selama beberapa hari demi kesembuhan ibu.
·
Memberitahu ibu dan
keluarga bahwa ibu akan dilakukan kuretase demi keselamatan jiwa ibu.
·
Memasang infus RL
·
Memeriksa tanda-tanda vital ibu
·
Memantau perdarahan
S:ibu
mengatakan keadaannya baik
O
: Kesadaran : cm
Tanda-tanda vital
TD :
120/80 mm Hg
Pols : 88x/i
R/R :
20 x/i
Temperature :
36 C
A: Ny A umur 27 tahun dengan kehamilan
molahidatidosa
Planning and action
·
Atur posisi pasien dengan posisi trendenburg (kepala
lebih rendah daripada kaki)
·
Observasi tetesan infus
·
Observasi tanda-tanda syok
·
Lakukan pemasangan oksigen 4-6 lt/mnt
·
Observasi TFU, kontraksi, TTV, kandung kemih,
perdarahan
·
Menyiapkan inform concent untuk persiapan operasi
·
Melakukan persiapan op
o
Memasang DC
o
Mengambil spesimen darah ( elektrolit, SGOT, SGPT)
o
Konsul ke bagian anestesi
o
Pasien dipuasakan
o
Premedikasi
o
Lepaskan kosmetik dan perhiasan
o
Ganti baju pasien dg pakaian op
Pukul 15.00 wib Ny O masuk ke ruang op......
Pukul 17.00 ny O masuk ke ruang
recovery room.... post histerektomi.....
Pukul 17.45 WIB Ny O masuk ke ruang perawatan. dengan ligasi arteri
uterina dan avarika, KU : baik, Kesadaran : CM TD : 110/70 mmhg RR : 24x/i Pols
: 88x/i
EVALUASI
a. Ibu
sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.
b. Ibu
sudah mengetahui tentang kehamilan fisiologis TM II, terlihat ibu bisa
mengulangi perkataan bidan.
c. Ibu
sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan, terlihat ibu dapat menjawab pertanyaan
dari bidan.
d. Ibu
bersedia untuk istirahat yang cukup.
e. Ibu
bersedia untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
f. Ibu
bersedia untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
g. Ibu
masih terlihat cemas.
h. Telah
diberikan terapi obat pada ibu.
i.
Telah dilakukan rujukan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M” GESTASI 9 MINGGU DENGAN
MASALAH ABORTUS INKOMPLIT
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas istri / suami
Nama : Ny ”M” / Tn “S”
Umur : 24 tahun / 30 tahun
Nikah / lamanya : 1 X / 2 tahun
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan :IRT / POLRI
Alamat : BTN. Pepabri Blok FF.12
A. Identitas istri / suami
Nama : Ny ”M” / Tn “S”
Umur : 24 tahun / 30 tahun
Nikah / lamanya : 1 X / 2 tahun
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan :IRT / POLRI
Alamat : BTN. Pepabri Blok FF.12
Tanggal/jam : 6 April 2014
/12.15 WIB, Oleh : Bidan
S : ibu mengatakan Ini merupakan kehamilan pertama
bagi ibu.
O : Abdomen
tampak tegang.
A : ibu merasakan perut tegang dan mengalami perdarahan
Pelaksanaan
:
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan janin..
2. Observasi tanda – tanda vital.
3. Beri penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang abortus dan tanda-tandanya.
4. Anjurkan ibu untuk istirahat baring..
5. Beri penjelasan pada ibu tentang Healt Education
6. Anjurkan ibu untuk mengurangi pekerjaan sehari – hari
7. Memberi tahu ibu dan keluarga tentang tindakan kuretase
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan janin..
2. Observasi tanda – tanda vital.
3. Beri penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang abortus dan tanda-tandanya.
4. Anjurkan ibu untuk istirahat baring..
5. Beri penjelasan pada ibu tentang Healt Education
6. Anjurkan ibu untuk mengurangi pekerjaan sehari – hari
7. Memberi tahu ibu dan keluarga tentang tindakan kuretase
Pukul 13 : 00
S : Ibu
mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran.
Ibu mengatakan nyeri perut dan keram pada bagian bawah
Ibu belum merasakan pergerakan janinya.
Ibu mengatakan nyeri perut dan keram pada bagian bawah
Ibu belum merasakan pergerakan janinya.
a) : 1. kesadaran komposmentis
2. Tanda – tanda vital
• TD : 120/80 mmHg
• N : 80 x/i
• S : 36,50C
• P : 22 x/i
3. TB : 154 cm
4. BB
• Sebelum hamil : 40 kg
• Setelah hamil : 43 kg
5. Lila : 23 cm
6. Ekspresi wajah ibu tampak cemas
7. Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus
8. Hidung simetris kiri dan kanan
9. Payudara simetris kiri dan kanan, tampak hyperpigmentasi pada areola mammae.
10. Abdomen tampak tegang
11. Tidak ada varices pada tungkai.
2. Tanda – tanda vital
• TD : 120/80 mmHg
• N : 80 x/i
• S : 36,50C
• P : 22 x/i
3. TB : 154 cm
4. BB
• Sebelum hamil : 40 kg
• Setelah hamil : 43 kg
5. Lila : 23 cm
6. Ekspresi wajah ibu tampak cemas
7. Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus
8. Hidung simetris kiri dan kanan
9. Payudara simetris kiri dan kanan, tampak hyperpigmentasi pada areola mammae.
10. Abdomen tampak tegang
11. Tidak ada varices pada tungkai.
A : GI
P0 AO, Gestasi 9 minggu , abortus inkomplit , dengan masalah kecemasan.
P :1 .
Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
2. Memberikan healt education
3. Menjelaskan pada ibu tanda – tanda abortus
4. Member dukungan psikologis pada ibu
5. Menganjurkan ibu untuk mengurangi pekerjaan sehari – hari
2. Memberikan healt education
3. Menjelaskan pada ibu tanda – tanda abortus
4. Member dukungan psikologis pada ibu
5. Menganjurkan ibu untuk mengurangi pekerjaan sehari – hari
Pukul 13:45
S : Ibu mengatakan terlambat datang
bulan ± 2 bulan lamanya
Ibu tidak
pernah tes kehamilan
Ibu belum
pernah memeriksakan ke hamilannya
Ibu tidak pernah ke dukun dan tidak pernah minum
obat-obatan dan jamu.
Ibu khawatir
dengan keadaanya sekarang
O : 1. Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
a.
Tekanan darah : 100/80 mmHg
b.
Nadi :
84 x/menit
c. Suhu badan : 38,50C
d. Pernafasan : 20x/menit
3. Inspeksi
a. Ekspresi wajah cemas dan meringis
menahan sakit jika bergerak
b. Konjungtiva tidak anemis
c. Tampak
keluar darah dari vagina berwarna merah kehitaman dan varises tidak ada
4. palpasi
TFU : 3 jari di atas simfisis dan terasa
nyeri
Pemeriksaan dalam oleh dokter
a. Vagina : tidak ada kelainan
b. Portio : lunak
c. Pembukaan : 3 cm
d. Pelepasan : darah dan sisa
jaringan
5. Pemeriksaan
laboratorium oleh petugas laboratorium jam 17.00
a. Plano test : (-)
b. Haemoglobin : 11,0 gr% (normal 12-14
gr%)
c. Leucsyt :
12.540 ribu (normal 5-10 ribu )
d. Trombocyt : 224
ribu / mm3 (normal 150 -400
ribu /mm3)
A :GI P0 AbO Gestasi, 9 minggu abortus inkomplit dengan masalah nyeri perut
bagian bawah.
P : Jam
penatalaksanaan pemberian cairan infus ringer laktat 500 ml+ ketorolac
28 tetes/menit botol 1
2. Menjelaskan
pada ibu dan keluarganya tentang pentingnya dilakukan kuret dan ibu bersedia
dilakukan tindakan kuretage serta suami sudah menandatangani persetujuan kuret
3. Menyiapkan
alat kuret
4. Jam
15.00 WIB dilakukan kuret oleh dokter
“I”
5. Pemberian obat-obatan :
·
Jam 15.30 WIB pemberian amoxan 1 gram secara IV
·
Jam 16.00 WIB memberikan injeksi oksitosin 10 unit dan
ergometrin 0,2 mg secara IM
6.
Observasi
jam :
a)
Jaringan dapat
dikeluarkan seluruhnya atau uterus kosong
b)
TFU 2 jari atas
symphisis kontraksi uterus baik
c)
Perdarahan sedikit pada
pembalut
d)
Nyeri dirasakan ibu
berkurang pada perut bagian bawah
e)
Ekspresi wajah ibu
tenang dan tidak meringis lagi
7.Tanda-tanda vital dalam batas normal:
a. Tekanan
darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80
x/menit
c. Suhu
badan : 360C
d. Pernafasan : 20
x/menit
Evaluasi
Ny “D” sudah sesuai
dengan tujuan yang diharapkan yaitu jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya atau
uterus kosong,
TFU 2 jari atas symphisis
kontraksi uterus baik
perdarahan sedikit,
nyeri yang dirasakan ibu berkurang
pada perut bagian bawah,
ekspresi wajah ibu tenang dan tidak meringis
lagi,
tanda-tanda vital dalam batas normal
yaitu:
·
tekanan darah 110/80 mmHg,
·
nadi 80 x/menit,
·
suhu badan 360C,
·
pernafasan 20 x/menit
Kasus
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
I. PENGUMPULAN DATA
A.
IDENTITAS
Nama ibu
: Jamila Nama suami : Suswanto
Umur : 25 tahun umur : 29 tahun
Suku
/kebangsaan : Jawa/ indonesia Suku/ kebangsaan : Jawa / Indonesia
Agama :
Islam Agama : Islam
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat
rumah :Jl.Sangnawaluh no 18 Alamat rumah :
Jl.Sangnawaluh no18
B. ANAMNESE
Pada
tanggal : 13 Januari 2014 Pukul
: 05.00 wib
1. Alasan
kunjungan ini : Ibu dengan
KU: buruk,syok,disertai Pingsan
2. Keluhan
– keluhan : Nyeri perut
bawah,dan keluar darah dari vagina
3. Riwayat
Menstruasi
a. Haid pertama
umur :12 tahun Teratur/Tidak :Tidak
b. Siklus : 28 hari,30
hari Lamanya : 6 hari
c. Banyaknya : 4-5 x ganti duk Sifatnya darah : encer, merah
d. Dismenorhoe :ada
4. Riwayat
kehamilan sekarang
1.
Hari pertama Haid terakhir : 09-9-2013
2.
Tafsiran Persalinan :16-06-2014
3.
Keluhan – keluhan pada
·
Trimester I :
Mual dan Muntah,pusing
·
Trimester II :
Tidak Ada
·
Trimester III :
Tidak Ada
4.
Tanda – tanda bahaya
·
Perdarahan :
Ada
5.
Obat – obatan yang dikonsumsi
·
Atibiotik :
Ada
·
Tablet ferum :
Tidak Ada
·
Jamu :
Tidak Ada
5. Status
emosional :
-
6. Riwayat
Kehamilan persalinan dan Nifas lalu
No
|
Tgl lahir
|
Usia kehamilan
|
Jenis persalinan
|
Tempat persalinan
|
Komplikasi
|
Penolong
|
Bayi
|
Nifas
|
|||
Umur
|
Ibu
|
Bayi
|
PB/BB
JK
|
keadaan
|
keadaan
|
laktasi
|
|||||
1.
|
K E H A M I L A N S E K A R A N G
|
||||||||||
7. Riwayat
penyakit keluarga
· Jantung :
Tidak Ada
· Hipertensi :
Tidak Ada
· DM :
Tidak Ada
h. Alat
kontrasepsi yang pernah digunakan:pil progesteron
C.
PEMERIKSAAN
FISIK
1. Tinggi
Badan :160 cm
Berat badan :
60 kg
2. Vital
sign
Tekanan darah :
70/60 mmhg
Denyut nadi :
100 x /menit
Pernafasan :
16 x/ menit
Suhu :
38 oC
a. Wajah : Cloasma Gravidarum : tidak ada
Pucat :Ada
Oedema :
Tidak Ada
b. Mata : konjungtiva : anemis
Sklera Mata :
Tidak ikterik
D.
UJI
DIAGNOSTIK
HB : 7gr %
Urine :Glukosa :
- (negatif)
Protein : - (negatif)
Subyektif
Ny.Jamila umur 25 Tahun mengalami shok dan pingsan, uterus tidak
berkontraksi.sebelum ibu pingsan ia mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
dan keluar darah dari vagina ibu.
Obyektif
Keadaan Umum ibu : Lemah
Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 70/40 mmHg
Nadi :
100 x/menit
Pernafasan :
18 x/menit
Suhu :
36 Celcius
HB :
7gr %
Urine :Glukosa :
- (negatif)
Protein : - (negatif)
Wajah :Conjungtiva :Anemis
Skelra :tidak
ikterik
Pucat :Ada
Odema :Tidak
ada
Palpasi abdomen :TFU tidak sesuai dengan Usia kehamilan
Uterus :Kontraksi :Tidak ada
Assesment
Diagnosa ; Ny.Jamila Perdarahan antepartum
Masalah :Perdarahan keluar 400cc
Kontraksi tidak ada
Syok yang disertai pingsan
Kebutuhan : -Menstabilkan
kondisi pasien
-Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring kekiri untuk meminimalkan
risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah
dan untuk memastikan jalan napasnya terbuka.
-Memperbaiki volume cairan sirkulasi darah(pemberian cairan infuse RL 15 tetes/menit)
Mengefisiensikan
system sirkulasi darah
Planning
1.
Menjelaskan
kepada keluarga pasien supaya pasien mendapatkan pertolongan segera dengan
melakukan rujukan kerumah sakit sesuai yang
2.
Lakukan persiapan
untuk merujuk pasien ( pemberian oksigen,infuse terpasang dengan baik,pantau
tanda-tanda vital)
3.
Melakukan
pemeriksaan USG untuk mengetahui hasil lebih jelas
Pada pukul 06.00
wib pasien segera dirujuk ke RS.Vita Insani pematangsiantar….
Pemeriksaan segera
dilakukan oleh tenaga medis melalui pemeriksaan USG
Subyektif
Ny. Jamila 25 Tahun
mengalami nyeri tekan perut bagian bawah,perdarahan pervaginam,uterus tidak
berkontraksi serta mengalami syok dan pingsan.
Obyektif
Keadaan Umum ibu: Lemah
Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 80/70 mmHg
Nadi :
80 x/menit
Pernafasan :
20x/menit
Suhu :
38 celcius
Wajah :Conjungtiva :Anemis
Skelra :tidak
ikterik
Pucat :Ada
Odema :Tidak
ada
HB : 7gr %
Urine :Glukosa :
- (negatif)
Protein : - (negatif)
HCG :Meningkat
2 x lipat setip 48 jam (< 66 %)
Pemeriksaan
Dalam : Kavum douglas
menonjol,nyeri goyang porsio atau Massa disamping uterus, infeksi alat kandungan
Pemeriksaan USG :ditemukan kantong gestasi dengan djj dengan kavum uteri
yang kosong dan terdapat massa berdiameter 1-3 cm dengan pinggir ekhogenik yang
mengelilingi pusat yang hipoekhoik
Assesment
Diagnosa :Ny.Jamila 25 Tahun usia kehamilan 16
minggu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu
Masalah
: Nyeri Perut bawah yg
gradual,perdarahan pervaginam setelah keterlambatan haid
Kebutuhan :
Diagnosis secara bedah,dapat dilakukan dengan laparskopi dan laparatomi
dalam
rahim
Planning
Berikan surat
persetujuan kepada keluarga untuk
dilakukakan Operasi Laparatomi
Persiapan operasi :
1.
alat-alat
yang digunakan harus steril
2.
ruangan
operasi yang kondusif
3.
ganti
pakaian pasien dengan pakaian operasi
4.
melepaskan
perhiasan pasien
5.
cukur bulu
pubis pasien
6.
gunting
kuku pasien
7.
puasakan
pasien
kolaborasi dengan
bagian anastesi sebelum dilakukan tindakan operasi
dilakukan bedah
Salpingostomi dan Salpingotomi
pada pukul 10.12 wib segera dilakukan operasi
Subyektif
Ny.Jamila 25Tahun
mengatakan nyeri jika ditekan bagian perut bawah,keluar darah dari vagina dan
perasaan lemas akibat syok disertai pingsan
Obyektif
Keadaan umum ibu : Buruk, syok berat
Dasar :
HPHT : 09 Agustus 2013
TTP : 16 Mei 2014
Vital
sign
Tekanan
Darah : 70/60 mmhg
Denyut
Nadi : 100 x/i
Suhu : 38 oC
Pernafasan : 16 x/i
Pemeriksaan
laboratorium
HB : 7 gr %
Urine
:Glukosa :
-
Protein : -
HCG :meningkat 2 x lipat
setiap 48 jam (<66 %)
Assesment
Ny.Jamila 25tahun
usia kehamilan 16 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu
Diagnosa :
G : I P : 0000 A : 000
Masalah :Perdarahan pervaginam
Kebutuhan :dilakukan operasi laparatomi
Bedah
salpingostomi dan salpingotomi
Planning
Penatalaksanaan
medis : dapat merusak integritas jaringan dan sel hasil konsepsi
Syarat syarat
berikut ini:
1.
keadaan
hemodinamik yang stabil
2.
Bebas
nyeri perut bawah
3.
Tidak ada
aktifitas jantung janin
4.
Tidak ada
cairan bebas dalam rongga abdomendan kavum douglas
5.
Harus
teratur menjalani terapi
6.
Harus
menggunakan kontrasepsi yg efektif selama 3-4 bulan pasca terapi
7.
Tidak
memiliki penyakit-penyakit penyerta
8.
Sedang
tidak menyusui
9.
Tidak ada
kehamilan intrauterine yang koeksis
10.
Memiliki
fungsi ginjal,hepar dan profil darah normal
11.
Tidak
memiliki kontraindikasi terhadap pemberian methotrexate
Obat obatan Terapi
a)
Methotrexate : untuk terapi keganasan
b)
Actinomycin
:menterminasi kehamilan ektopik pada pasien-pasien dengan kegagalan terapi
methotrexate sebelumnya
Penatalaksanaan Bedah :
1.
Salpingostomi
: suatu prosedur untuk mengangkat hasil konsepsiyg berdiameter kurang dari 2 cm
dan berlokasi di sepertiga distal tuba fallopi
2.
Salpingotomi
: sama halnya seperti salpingostomi kecuali bahwa pada salpingotomi insisi
dijahit kembali
Setelah selesai
operasi pasien dirawat sementara diruang ICU untuk memantau keadaan ibu sebelum
dipindah keruang perawatan
Subyektif
Ny.Jamila 25tahun
post operasi salpingostomi 6 jam
Obyektif
Keadaan umum ibu : Sudah mulai membaik dan dalam masa pemulihan
Dasar :
HPHT : 09 Agustus 2013
TTP : 16 Mei 2014
Vital
sign
Tekanan
Darah : 110/70 mmhg
Denyut
Nadi : 80 x/i
Suhu : 36 oC
Pernafasan : 22 x/i
Pemeriksaan
laboratorium
HB : 13 gr %
Urine
:Glukosa :
-
Protein : -
Assesment
Ny.Jamila 25tahun
usia kehamilan 16 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu
Diagnosa :
G : I P : 0000 A : 000
Masalah :Perdarahan pervaginam
Kebutuhan :istirahat total
-konsumsi
makanan yang bergizi
Planning
-Jelaskan kepada
ibu dan keluarga bahwa operasi telah selesai
-jelaskan kepada
ibu untuk tidak melakukan aktifitas sampai keadaan ibu benar benar membaik
-jelaskan kepada
ibu untuk istirahat yang teratur
-anjunrkan ibu
untuk tidak melakukan aktifitas yang berat jika keadaan sudah pulih kembali
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
ü Perdarahan pada kehamilan muda adalah
perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 22 minggu.
ü Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram, sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
ü Abortus
ada beberapa macam, antara lain Abortus Imminens (threatened), Abortus
Insipiens (inevitable), Abortus Inkomplet (incomplete), Abortus Komplet
(complete), Missed Abortion, Abortus Habitualis (Habitual Abortion)
ü Kehamilan
mola hidatidosa disebut kehamilan anggur yaitu
ada jonjot korion yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang
mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan.
ü Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
rongga uterus. Tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadi implintasi
kehamilan ektopik (>90%).
B. KRITIK
DAN SARAN
Pepatah
pun mengatakan tak ada gading yang tak retak, maka penulis sangat mengharapkan
sekali kritik dan saran dari para pembaca, karena makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan penuh dengan kekurangan.
Daftar Pustaka
Suririnah, 2008. Kehamilan dan Persalinan. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama
Dini, Kasdu, 2001. Kehamilan dan persalinan. Cetakan.1.
Jakarta: 3G Publisher
Manuaba, 2008. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita . Jakarta: Arcan
Arikunto,S. 2006. Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktik
edisi VI. jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarvono Prawirahardjo
Hidayat,A.Aziz Alimul, 2007. Metode Penilitian Kebidanan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Jane Coad, Melvin Dunstall.2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta
: EGC
Komentar
Posting Komentar