PROGRAM PEMERINTAH BERKAITAN DENGAN KIA/KB DIWILAYAH KOMUNITAS
Prinsip pengelolaan program kia/kb
Peduli kesehatan ibu :
- Meningkatkan status gizi perempuan dan remaja;
- Meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dimulai dari lingkup keluarga;
- Meningkatkan konseling pranikah untuk calon pengantin;
- Meningkatkan peran aktif suami, keluarga, tokoh agama, tokoh adat, kader dan masyarakat dalam menjaga mutu kesehatan keluarga (terutama calon ibu) sebelum dan saat hamil,
- Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K
- Pemenuhan kebutuhan pelayanan Keluarga Berencana (KB).
Target MDG 5, khususnya penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI), merupakan salah satu target MDGs yang memerlukan
perhatian khusus. Diperlukan upaya-upaya terobosan dan inovatif untuk mengejar
pencapaian target MDG 5 tersebut pada tahun 2015 Cakupan kunjungan antenatal
minimal empat kali (K4) mencapai 90,18%
Masih ditemukan
disparitas derajat kesehatan ibu, baik antar wilayah maupun antar sosial
ekonomi disebabkan oleh faktor:
·
Geografis
khususnya di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan,
·
Belum
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau,
·
Keterbatasan
tenaga kesehatan dalam hal jumlah, jenis, mutu, distribusi, retensi,
·
Hambatan
finansial masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi
termasuk KB yang disediakan oleh Pemerintah
·
Pada
Rapat Terbatas Kabinet yang dilaksanakan di Kemenkes 1 Agustus 2012, Presiden
memberikan Instruksi agar Kemenkes bersama lintas sektor terkait merumuskan
strategi dan rencana aksi untuk mempercepat penurunan AKI.
·
Menindaklanjuti
Instruksi Presiden tersebut, Dir Bina Kesehatan Ibu bersama lintas program dan
lintas sektor terkait telah merumuskan sasaran strategis dalam upaya percepatan
penurunan AKI, yaitu:
·
Menyediakan
pelayanan KIA di tingkat desa sesuai standar,
·
Menyediakan
fasyankes di tingkat dasar yang mampu memberikan pertolongan persalinan sesuai
standar selama 24 jam 7 hari seminggu,
·
Seluruh
Puskesmas Perawatan, Puskesmas PONED dan RS PONEK 24 jam 7 hari seminggu
berfungsi sesuai standar,
·
Terlaksananya
rujukan efektif pada kasus komplikasi,
·
Penguatan
Pemda Kabupaten/Kota dalam tata kelola desentralisasi program kesehatan
(regulasi, pembiayaan, dll),
·
Meningkatkan
kemitraan lintas sektor dan swasta, serta
·
Meningkatkan
perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat melalui pemahanan dan
pelaksanaan P4K serta Posyandu.
·
Dalam
mewujudkan sasaran strategis tersebut, untuk tahun 2013 Direktorat Bina
Kesehatan Ibu bersama lintas program dan lintas sektor terkait juga telah
merumuskan target rencana aksi pada tahun 2013, yaitu:
·
Penyediaan
2.000 Poskesdes
·
Penyediaan
7.655 Bidan Kit bagi Bidan Di Desa
·
Pelaksanaan
supervisi fasilitatif kepada Bidan Di Desa di 465 kabupaten/kota
·
Penyediaan
sarana dan prasarana persalinan bagi 2.070 Puskesmas
·
Pelatihan
PONED bagi 397 tenaga kesehatan
·
Pelaksanaan
Audit Maternal Perinatal (AMP) di 398 kabupaten/kota (kumulatif)
·
Distribusi
dokter SpOG dan SpA ke 22 RS kabupaten/kota
·
Penyediaan
Unit Transfusi Darah (UTD) di 22 RS kabupaten/kota
·
Pengembangan
pedoman operasional rujukan kasus maternal dan neonatal di 19 provinsi
·
Orientasi
kader kesehatan tentang tanda bahaya dan peran mereka dalam P4K di 932
Puskesmas
·
Pelaksanaan
kelas ibu hamil di 7.458 Puskesmas (kumulatif)
·
Pelatihan
KB pasca persalinan bagi tenaga kesehatan di 681 Puskesmas Perawatan dan RS
Kabupaten/Kota
·
Penyediaan
alat dan obat kontrasepsi di 60.077 fasilitas pelayanan kesehatan
(kumulatif)
PROGRAM-PROGRAM
1. JAMPERSAL
2. EXPANDING MATERNAL AND NEONATAL
SURVIVAL (EMAS)
3. PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN
PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)
4. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
JAMPERSAL
Jampersal adalah
jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan,
pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan
dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan (Kemenkes, 2011).
Jampersal merupakan
upaya untuk menjamin dan melindungi proses kehamilan, persalinan, paska
persalinan, dan pelayanan KB paska salin serta komplikasi yang terkait dengan
kehamilan, persalinan, nifas, KB paska salin, sehingga manfaatnya terbatas dan
tidak dimaksudkan untuk melindungi semua masalah kesehatan individu (Kemenkes,
2011).
Tujuan
Umum
Meningkatnya
akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam
rangka menurunkan AKI dan AKB melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan
persalinan.
Sasaran
Sasaran
yang dijamin oleh Jampersal
adalah:
a. Ibu
hamil
b. Ibu
bersalin
c. Ibu
nifas (sampai 42 hari pasca melahirkan)
d. Bayi
baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)
Ruang
Lingkup Layanan Jampersal
Pelayanan
Persalinan Tingkat Pertama
o
Jenis pelayanan Jampersal di
tingkat pertama meliputi :
o
Pelayanan ANC sesuai standar pelayanan
KIA dengan frekuensi 4 kali
o
Deteksi dini faktor risiko, komplikasi
kebidanan dan bayi baru lahir
o
Pertolongan persalinan normal
o
Pertolongan persalinan dengan komplikasi
dan atau penyulit pervaginam yang merupakan kompetensi Puskesmas PONED.
o
Pelayanan Nifas (PNC) bagi ibu dan bayi
baru lahir sesuai standar pelayanan KIA dengan frekuensi 4 kali
o
Pelayanan KB paska persalinan serta
komplikasinya.
o
Pelayanan rujukan terencana sesuai
indikasi medis untuk ibu dan janin/bayinya.
Pelayanan
Persalinan Tingkat Lanjutan
Pelayanan
persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan spesialistik untuk pelayanan kebidanan dan bayi baru lahir kepada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan atau
dengan komplikasi yang tidak dapat ditangani pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama yang dilaksanakan berdasarkan rujukan atas indikasi medis
Pelayanan
Persiapan Rujukan
Pelayanan
persiapan rujukan adalah pelayanan pada suatu keadaan dimana terjadi kondisi
yang tidak dapat ditatalaksana secara paripurna di fasilitas kesehatan tingkat
pertama sehingga perlu dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut
Manfaat
Pelayanan Jampersal Pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan
kehamilan (ANC) yang dibiayai oleh program ini mengacu pada buku Pedoman KIA,
dimana selama hamil, ibu hamil diperiksa sebanyak 4 kali disertai konseling KB
dengan frekuensi :
a. 1
Kali pada triwulan pertama
b. 1
Kali pada triwulan kedua
c. 2
Kali pada triwulan ketiga
Penatalaksanaan Persalinan.
Penatalaksanaan persalinan yang
dibiayai oleh program Jampersal adalah:
a.
Persalinan pervaginam
1)
Persalinan pervaginam normal
2)
Persalinan pervaginam melalui induksi
3)
Persalinan pervaginam dengan tindakan
4)
Persalinan pervaginam dengan komplikasi
5)
Persalinan pervaginam dengan kondisi bayi kembar.
Persalinan
pervaginam dengan induksi, dengan tindakan, dengan komplikasi serta pada bayi
kembar dilakukan di Puskesmas PONED dan/atau RS.
b.
Persalinan perabdominam
1)
Seksio sesarea elektif (terencana), atas indikasi medis
2)
Seksio sesarea segera (emergensi), atas indikasi medis
3)
Seksio sesarea dengan komplikasi (perdarahan, robekan jalan lahir, perlukaan
jaringan sekitar rahim, dan sesarean histerektomi).
Penatalaksanaan
komplikasi persalinan :
1)
Perdarahan
2)
Eklamsi
3) Retensio plasenta
4)
Penyulit pada persalinan.
5)
Infeksi
6)
Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu bersalin
Penatalaksanaan
bayi baru lahir
1)
Perawatan esensial neonates atau bayi baru lahir
2)
Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan komplikasi (asfiksia, BBLR, Infeksi,
ikterus, kejang, RDS)
e. Lama
hari inap minimal di fasilitas kesehatan
1)
Persalinan normal dirawat inap minimal 1 (satu) hari
2)
Persalinan pervaginam dengan tindakan dirawat inap minimal 2 (dua) hari
3)
Persalinan dengan penyulit post sectio-caesaria dirawat inap minimal 3
(tiga) hari
Pelayanan
nifas (Post Natal Care)
Tatalaksana pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4
kali, masing-masing satu kali pada :
1)
Kunjungan pertama untuk Kf1 dan KN1 (6 jam s/d hari ke-2)
2)
Kunjungan kedua untuk KN2 (hari ke-3 s/d hari ke-7)
3)
Kunjungan ketiga untuk Kf2 dan KN3 (hari ke-8 s/d hari ke-28)
4)
Kunjungan keempat untuk Kf3 (hari ke-29 s/d hari ke-42)
EXPANDING MATERNAL AND NEONATAL SURVIVAL (EMAS)
Pelayanan KB pasca persalinan dilakukan hingga 42 hari pasca salin
Program EMAS merupakan program hasil kerja sama antara
Pemerintah Indonesia dengan lembaga donor USAID, yang bertujuan untuk
menurunkan AKI dan AKN di Indonesia sebesar 25%.
Untuk mencapai target tersebut, program EMAS akan dilaksanakan di
provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian yang besar, yaitu Sumatera Utara,
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, dimana pada
tahun pertama akan dilaksanakan pada 10 kabupaten.
Upaya penurunan AKI
dan AKN melalui program EMAS akan dilakukan dengan cara:
·
Meningkatkan
kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah
Sakit (PONEK) dan 300 Puskesmas/Balkesmas (PONED)
·
Memperkuat
sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah Sakit
Dalam pelaksanaannya
di lapangan, upaya tersebut dilakukan dengan pendekatan “Vanguard”,
yaitu:
·
Memilih
dan memantapkan sekitar 30 RS dan 60 Puskesmas yang sudah cukup kuat agar
berjejaring dan dapat membimbing jaringan Kabupaten yang lain, dan
·
Melibatkan
RS/RB swasta untuk memperkuat jejaring sistem rujukan di daerah
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan
suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan
peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang
aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil.
Tujuan
umum dari program P4K adalah meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang
sehat
Tujuan
khusus dari program P4K adalah :
- Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di setiap rumah ibu hamil.
- Adanya perencanaan persalinan, termasuk pemakaian metode KB pasca persalinan yang sesuai dan disepakati ibu hamil, suami, keluarga dan bidan.
- Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
- Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal, dukun/pendamping persalinan dan kelompok masyarakat dalam perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dengan stiker, dan rencana pemakaian alat kontrasepsi pasca salin sesuai dengan perannya masing-masing.
Operasionalisasi
P4K dengan stiker di tingkat desa
Operasionalisasi program P4K dengan stiker di tingkat desa dilaksanakan
dengan kegiatan sebagai berikut :
- Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat Desa/Kelurahan.
- Mengaktifkan forum peduli KIA
- Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker
- Pemasangan stiker dirumah ibu hamil
- Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa
- Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ambulan desa
- Penggunaan, pengelolaan dan pengawasan tabulin/dasolin.
- Pembuatan dan penandatanganan amanat persalinan
JKN
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mempunyai
multi manfaat, secara medis dan maupun non medis. Ia mempunyai manfaat secara
komprehensive; yakni pelayanan yang diberikan bersifat paripurna mulai dari
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Seluruh pelayanan tersebut
tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya iuran bagi peserta. Promotif dan preventif
yang diberikan bagi upaya kesehatan perorangan (personal care).
JKN menjangkau semua penduduk,
artinya seluruh penduduk, termasuk warga asing harus membayar iuran dengan
prosentase atau nominal tertentu, kecuali bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu, iurannya dibayar oleh pemerintah. Peserta yang terakhir ini disebut
sebagai penerima bantuan iuran. Harapannya semua penduduk Indonesia sudah
menjadi peserta JKN pada tahun 2019.
JKN akan dimulai per 1 Januari 2014.
Jaminan kesehatan ini merupakan bentuk perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. JKN
yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari sistem jaminan sosial
nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan
sosial yang bersifat wajib (mandatory). Hal ini berdasarkan Undang-Undang No.40
Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak.
Ada 2 (dua) manfaat Jaminan
Kesehatan, yakni berupa pelayanan kesehatan dan Manfaat non medis meliputi
akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari
Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS
Kesehatan.
Paket manfaat yang diterima dalam
program JKN ini adalah komprehensive sesuai kebutuhan medis. Dengan demikian
pelayanan yang diberikan bersifat paripurna (preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif) tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta.
Promotif dan preventif yang diberikan dalam konteks upaya kesehatan perorangan
(personal care)
Meskipun manfaat yang
dijamin dalam JKN bersifat komprehensif namun masih ada yang dibatasi, yaitu
kaca mata, alat bantu dengar (hearing aid), alat bantu gerak (tongkat
penyangga, kursi roda dan korset). Sedangkan yang tidak dijamin meliputi:
o
Tidak sesuai
prosedur
o
Pelayanan diluar
Faskes Yg bekerjasama dng BPJS
o
Pelayanan
bertujuan kosmetik
o
General check up,
pengobatan alternatif
o
Pengobatan untuk
mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensi
o
Pelayanan
Kesehatan Pada Saat Bencana
o
Pasien Bunuh Diri
/Penyakit Yg Timbul Akibat Kesengajaan Untuk Menyiksa Diri Sendiri/ Bunuh
Diri/Narkoba
DISTOSIA
Distosia ialah persalinan yang sulit.
Penyebab : 3 golongan : Kelainan tenaga , Kelainan janin ,
Kelainan jalan lahir
DISTOSIA KARENA KELAINAN TENAGA
Jenis-jenis kelainan his
n Inersia uteri.
His bersifat
biasa : fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu
Kelainannya :
kontraksi uterus lebih lemah, singkat dan jarang
Keadaan umum
: baik
Rasa nyeri
tidak seberapa
èinersia uteri primer atau
hypotonic
uterine contraction
Kalau timbul
setelah berlangsungnya his kuat untuk waktu yang lama: inersia uteri sekunder.
n His terlampau kuat. : hypertonic uterine contraction.
His yang terlalu kuat dan terlalu efisien è persalinan
selesai dalam waktu yang sangat singkat(< tiga jam) è partus presipitatus
sifat his
normal, tonus otot di luar his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan
his.
Resiko :
Batas antara bagian atas dan segmen bawah atau lingkaran retraksi menjadi
sangat jelas dan meninggi è
lingkaran retraksi patologik atau lingkaran Bandl è ruptura uteri.
n Incoordinate uterine action.
sifat his
berubah: Tonus otot uterus meningkat, juga di luar his: kontraksinya tidak
sinkron è his tidak efisien mengadakan
pembukaan.
n rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan
dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. è
uncoordinated hypertonic uterine contraction.
n kelainan his : spasmus sirkuler setempat, sehingga
terjadi penyempitan kavum uteri pada tempat itu è lingkaran kontraksi atau lingkaran konstriksi.
Etiologi
n Primigravida: primigravida tua.
n Multipara
n Herediter
n Emosi
n Kelainan letak janin atau disproporsi sefalopelvik.
n Peregangan rahim
n Kelainan uterus
Penanganan
Persalinan
lama : awasi seksama.
n Tekanan darah diukur tiap empat jam.
n Denyut jantung janin dicatat tiap setengah jam
n Awasi dehidrasi dan asidosis
n Berikan infus larutan glukosa 5% dan larutan NaCI
isotonik
n Mengurangi rasa nyeri : pethidin 50 mg atau 10 mg morfin.
Inersia uteri.
Setelah diagnosis inersia uteri ditetapkan :
n CPD è seksio sesarea.
n Disproporsi ringan è
Ø Keadaan umum penderita diperbaiki
Ø Kandung kencing serta rektum dikosongkan.
Ø Ketuban boleh dipecahkan
Ø Oksitosin, 5 satuan dalam glukosa 5% : infus IV è12 tetes per menit è
dinaikkan sampai kira-kira 50 tetes ètidak
ada kemajuan è istirahat èdicoba
lagi beberapa jamè tidak ada kemajuan è seksio sesarea
His terlalu kuat.
n bayi dapat lahir tanpa ada seorang yang menolong.
n partus presipitatus : dapat berulang Persalinan keadaan diawasi dengan
cermat,
n Episiotomi untuk menghindarkan ruptura perinea
n His kuat + rintangan è lingkaran retraksi patologik, è ruptura uteri.
Incoordinate uterine action.
n Terapi
simtomatis
è mengurangi tonus otot dan mengurangi ketakutan
penderita
n analgetika, seperti morphin, pethidin
n Ketuban sudah pecah dan pembukaan belum lengkap è seksio sesarea.
n Lingkaran konstriksi è seksio sesarea
Distosia Kelainan Janin
A. Kelainan letak, posisi dan presentasi
n POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR PERSISTEN
n PRESENTASI PUNCAK KEPALA
n PRESENTASI MUKA
n PRESENTASI DAHI
n LETAK SUNGSANG
n LETAK LINTANG
n PRESENTASI GANDA
B. KELAINAN
DALAM BENTUK JANIN
n MAKROSOMIA
n HIDROSEFALUS
n KEL BENTUK JANIN YANG LAIN: Janin kembar-melekat (double monster), Janin
dengan perut besar Tumor-tumor lain pada janin
n PROLAPSUS FUNIKUL
POSISI OKSIPITALIS POST PERSISTEN
n Kejadian 10 %
n Ubun-ubun kecil tidak berputar ke depan, sehingga
tetap di belakang
Etiologi
n diameter anteroposterior panggul > diameter
transversa : panggul antropoid,
n segmen depan menyempit : panggul android,
n otot-otot dasar panggul yang sudah lembek pada
multipara
n kepala janin yang kecil dan bulat
Penanganan : Ekstraksi cunam
PRESENTASI PUNCAK KEPALA
n Presentasi puncak kepala ( presentasi sinsiput)
è derajat defleksi ringan è UUB bagian terendah
n merupakan kedudukan sementara
PRESENTASI MUKA
n Presentasi muka ialah è defleksi maksimal è
oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap ke
bawah.
n Presentasi muka
primer : sudah terjadi masa kehamilan
n Presentasi muka
sekunder : bila baru terjadi pada waktu persalinan
PRESENTASI DAHI
n Presentasi dahi è
kedudukan kepala berada di antara fleksi maksimal dan defleksi maksimalè dahi merupakan bagian terendah
n Merupakan kedudukan sementara
LETAK SUNGSANG
è janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Beberapa Jenis letak sunsang :
n presentasi bokong
n presentasi bokong kaki sempurna,
n presentasi bokong kaki tidak sempurna kaki.
Penanganan Dalam kehamilan
n Primigravida, è
versi luar menjadi presentasi kepala.
n Versi luar
dilakukan è 34 dan 38 minggu.
n Kontraindikasi versi luar
1) panggul sempit
2) perdarahan antepartum
3) hipertensi
4) hamil kembar
5) plasenta previa
6) air ketuban sedikit
Dalam persalinan
n seksio sesarea è
kesempitan panggul, plasenta previa, tumor rongga panggul.
n tidak didapatkan kelainan è per vaginam
Untuk melahirkan bahu dan kepala :
n Perasat Bracht
n Manual aid.
Untuk melahirkan lengan dan bahu :
n cara klasik
n cara Mueller
n cara Loevset.
Untuk melahirkan kepala :
n cara Mauriceau (Veit Smellie).
Ekstraksi bokong atau ekstraksi kaki è janin harus segera lahir : ibu atau janin dalam
bahaya.
LETAK LINTANG
n Letak lintang : janin melintang di dalam uterus dengan
kepala pada sisi yang satu dan bokong berada pada sisi yang lain.
n Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi
daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
n Punggung janin :
di depan (dorsoanterior)
dibelakang (dorsoposterior)
diatas (dorsosuperior)
dibawah (dorsoinferior)
Etiologi
n multiparitas : dinding uterus dan perut lembek
n Prematur
n Hidramnion
n Kehamilan kembar,
n Panggul sempit,
n Tumor di daerah panggul
n Plasenta previa
n Kelainan bentuk rahim: uterus arkuatus atau uterus
subseptus
Penanganan
n Versi luar.
n Seksio sesarea.
pertimbangan sbb:
1. bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik,
2. dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli;
3. pada primigravida versi ekstraksi sukar dilakukan.
n Versi ekstraksi : kehamilan kembar setelah bayi pertama
lahir, bayi kedua berada dalam letak lintang.
PRESENTASI GANDA
è di samping kepala janin dijumpai tangan, lengan atau
kaki
è di samping bokong janin dijumpai tangan.
n tidak ada indikasi untuk mengambil tindakan,
n dapat dilakukan : reposisi lengan.
n prolapsus funikuli :
tergantung kondisi janin dan pembukaan serviks. è janin baik dan pembukaan belum lengkap : seksio
sesarea
è pembukaan lengkap, panggul normal, multipara : per
vaginam.
è janin sudah meninggal : persalinan spontan
DISTOSIA KELAINAN PANGGUL
Jenis panggul
Caldwell dan Moloy è 4 jenis pokok yaitu :
n Panggul ginekoid
n Panggul antropoid
n Panggul android
n Panggul platipelloid
Kesempitan Panggul :
n Kesempitan PAP
cv
< 10 cm atau diam transversa <12 cm
n Kesempitan panggul tengah
diam interspinarum + diam sag post <13,5
n Kesempitan PBP
dist
inter tuberosum < 8 cm
n Kesempitan panggul umum
DISTOSIA KELAINAN ALAT KANDUNGAN
VULVA
n ATRESIA VULVA
o
KELAINAN
KONGENITAL
o
TIDAK TJD PEMBUAHAN
KCL DIOPERASI
o
SERING ATRESIA VULVA PARSIAL AKIBAT PERLEKATAN/JARINGAN
PARUT
o
MENYEBABKAN
TAHANAN THD KEPALA JANIN

n EDEMA
o
DAPAT TIMBUL
WAKTU HAMIL AKIBAT PREEKLAMSI/ GANGGUAN GIZI
o
MENERAN SEBELUM
PEMBUKAAN LENGKAP
n TUMOR
o
JARANG DALAM
BENTUK NEOPLASMA
o
INFLAMASI
PERINEUM LUAS/ JAR. PARUT SULIT MELAHIRKAN, EPISIOTOMI, PERBAIKAN LASERASI
o
KONDILOMA,
KISTA/ABSES GL. BARTHOLIN
B. VAGINA
n ATRESIA
VAGINA
HAMPIR SELALU MRPK KEL. KONGENITA ( ATRESIA VAGINA
TOTALIS)

MANIFESTASI PERTUMB YG KELIRU ATAU
KECELAKAAN POST NATAL:
SERING DITEMUKAN SEPTUM LONGITUDINALIS DPT BERSIFAT
KESELURUHAN, MEMBENTANG DR VULVA-SERVIK, ATAU PARSIAL ATAS/BWH VAGINA
ATRESIA
VAGINA
o
KD BAG. ATAS
VAGINA T’PISAH DR BAG. LAIN
o
KRN SEPTUM
TRANSVERSALIS YG MPY LUBANG KECIL. SBGN BERHUB DGN PEMAKAIAN DIETILSTILBESTROL
IN UTERO
o
DPT TIMBUL AKIBAT
INFLAMASI/CEDERA PADA VAGINA YAITU JARINGAN PARUT YANG LUAS
n TUMOR VAGINA
o DPT B’SIFAT KISTA SPT KISTA DUKTUS GARDNER ATAU
SITOKEL
o DPT BERUPA NEOPLASMA SPT FIBROMA, CA / SARKOMA YG
BERASAL DR DINDING VAGINA ATAU STRUKTUR DI SEKITARNYA.
n KONTRAKSI
TETANIK MUSC. LEVATOR ANI
o
JRG TP DPT M’
TIMBUL GGN SERIUS PD PENURNAN KEPALA JANIN
o
ANALOG DGN
VAGINISMUS PD ♀ TDK
HAMIL
o
KOREKSI DG
ANLGESIC REGIONALDG BLOK PUDENDAL/ SUB ARAKNOID
3. SERVIKS
n ATRESIA SERVIK
-
ATRESIA SERVIK TOTAL TDK
MGKN TJD PEMBUAHAN
-
HANYA TJD SETELAH PEMBUAHAN
-
STENOSIS SERVIK AKIBAT SIKATRIKS DITEMUI :
KATETERISASI LUAS, STLH PARTUS SULIT DISERTAI
INFEKSI DAN KERUSAKAN JAR. YG LUAS
n KONGLUTINASI ORIFISII EKSTERNI
-
KANALIS SERVISIS SAAT PERSALINAN MENGALAMI
OBLITERASI TOTAL MLL PENDATARAN, SEMNTR
SERVIK
TTP KECIL PRESENTASI
T’PISAH LAP. TIPIS
-
KDG PERLU DILATASI MANUAL/ INSISI SILANG
n KARSINOMA SERVIKS
-
DISEBABKAN INFILTRASI KARSINOMA YG LUAS PD
SERVIK KRN DILATASI TDK MEMADAI SEMENTARA
KONTRAKSI UTERUS TTP KUAT
D. UTERUS
n ANTEFLEKSI
o ANTEFLEKSI YG NYATA WANITA HAMIL SERTA MEMBESAR, BIASANYA
DISERTAI DIASTASIS REKTI & ABDOMEN PENDULUM
o MENGHALANGI MASUKNYA BGIAN PRESENTASI KE DALAM PANGGUL
(ENGAGEMENT)
n RETROFLEKSI
o
RETROFLEKSI
PERSISTENT PARTUS TDK
MAJU
o
DPT MENGALAMI SAKULASI (UTERUS MELEKAT/MENEMPEL PD
DSR PANGGUL SMTR DINDING ANTERIOR UTERUS TEREGANG)
o
PARTUS SPONTAN
IMPOSSIBLE RUPTURA UTERI
n MIOMA UTERI
·
TUMOR JINAK DPT
BRUPA MIOMA SUB MUKOSA, SUB SEROSA, MAUPUN INTRAMURAL
·
BISA B’TAMBAH BESAR/
MENETAP SELAMA HAMIL
·
MENJADI DISTOSIA
BILA :
F
LETAK MIOMA M’HALANGI LAHIR JANIN PERVAGINAM
F
TDP KELAINAN LETAK JANIN AKIBAT ADANYA MIOMA
F
MIOMA MENIMBULKAN INERSIA UTERI
Komentar
Posting Komentar