Pembentukan Karakter Dalam Menghadapi Dilema Etik Dalam Pelayanan Kebidanan
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul Pembentukan Karakter Dalam Menghadapi Dilema
Etik Dalam Pelayanan Kebidanan
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha
Kuasa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Pematangsiantar,
Mei 2014
Penyusun
Daftar isi
Kata pengantar........................................................................................ i
Daftar isi ii
BAB I Pendahuluan..................................................................... 1
BAB II Tinjauan Teori.................................................................. 2
1.
Defenisi Etik Dan Karakter..................................... 2
2.
Pendekatan Pembentukan Karakter
Dalam Menghadapi Dilema 2
3.
Pembentukan Karakter Dalam Praktek Kebidanan. 3
4.
Kerangka Konsep Pemecahan Masalah Dilema Etik 4
5.
Strategi Penyelesaian Masalah Etik......................... 6
BAB III Kesimpulan dan saran...................................................... 7
Daftar Pustaka......................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik
dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan
tanggungjawab moral ( Nila ismani,2001 ).
Etik merupakan suatu
pertimbangan yang sistimatis tentang suatu perilaku benar atau salah, kebajikan
atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika merupakan aplikasi atau
penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan bertindak
dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak
yang menggunakan masalah etik untuk menggambarkan etika suatu profesi dalam
hubungannya dalam kode etik profesional seperti kode etik PPNI atau IBI.
Dilema
etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan kondisi dimana
setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip.
Menurut
bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu.
Bidan
memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas
berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan bidan dan berlanjut
pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang
etis mencapai puncaknya bila bidan
mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk
membantu memecahkan masalah etika.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan perbedaan etika, etik, karakter dan dilema etik ?
2. Bagaimana
pendekatan pembentukan karakter ?
3. Bagaimana
pembentukan dari karakter ?
4. Bagaimana
kerangka konsep dalam dilema ?
5. Bagaimana
solusi dalam dilema pada pembentukan karakter ?
C. TUJUAN
MASALAH
1. Mahasiswa
mengerti tentang perbedaan etika, etik, karakter dan dilema etik.
2. Mahasiswa
mengerti tentang pendekatan pembentukan karakter.
3. Mahasiswa
mengerti tentang pembentukan karakter
4. Mahasiswa
mengerti tentang kerangka konsep dalam dilema
5. Mahasiswa
mengerti tentang dilema pada pembentukan karakter
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. DEFENISI
ETIK DAN KARAKTER
Etika
adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral ( Nila
ismani,2001 ).
Etik
merupakan suatu pertimbangan yang sistimatis tentang suatu perilaku benar atau
salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika
merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi
nyata dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan masalah etik untuk menggambarkan etika
suatu profesi dalam hubungannya dalam kode etik profesional seperti kode etik
PPNI atau IBI.
Dilema
etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan kondisi dimana
setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini
sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada
perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya
Menurut
bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai
karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu
tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.
Bidan
memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas
berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau bidan
dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman.
Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat atau bidan mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan
yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika.
2.
PENDEKATAN PEMBENTUKAN KARAKTER
DALAM MENGHADAPI DILEMA
Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk
menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994)
menyatakan 4 pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain :
1. Sebaiknya mengarah langsung untuk
bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang.
2. Menghindarkan berbuat suatu kesalahan
3. Bersedia dengan murah hati memberikan
sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya.
4. Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan
resiko yang dihadapi.
Dilema
etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik dalam
bertindak. Cosntoh : seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan
progresif bagi bayi yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak
akan tapi pernah menikmati kehidupan bahagia yang paling sederhana skalipun.
Disini terlihat adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan
pilihan pengobatan bayinya tetapi dilain pihak masyarakat berpendapat akan
lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan
mempunyai harapan hidup yang besar . Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat
atau bidan terhadap sesuatu yang penting dalam etika.
3.
PEMBENTUKAN
KARAKTER DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
Pembentukan
karakter merupakan masalah umum dalam melakukan sesuatu sehingga membentuk
suatu sistem etik. Pembentukan dari karakter berfungsi untuk membuat secara
spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau diijinkan dalam
situasi tertentu. (Jhon Stone, 1989)
1.
Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada
keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa
dianggap kompoten dan memiliki kekuatan sendiri, memilih dan memiliki berbagai
keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek
terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional.
2.
Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan
sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau
kesalahan atau kejahatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
3.
Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk
terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4.
Nonmalefisien
Prinsip ini berarti tidak
menimbulkan bahaya/cedera secara fisik dan psikologik. Segala tindakan yang
dilakukan kepada pasien adalah aman.
5. Veracity
(kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh
dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat komprehensif dan
obyektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan
mengatakan yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
6.
Fidelity
Prinsip fidelity individu untuk
menghargai janji dan komitmennnya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien.
7.
Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini
adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga privacynya. Apa yang terdapat
dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diijinkan oleh klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada
teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan yang lain harus
dicegah.
4.
KERANGKA
KONSEP PEMECAHAN MASALAH DILEMA ETIK
Kerangka
pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah secara ilmiah, antara
lain :
1.
Model pemecahan masalah (Megan,1989)
Ada lima langkah-langkah dalam
pemecahan masalah dalam dilema etik.
a.
Mengkaji situasi
b.
Mendiagnosa masalah etik moral
c.
Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d.
Melaksanakan rencana
e.
Mengevaluasi hasil
2.
Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 1989)
a.
Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat memerlukan pengumpulan
informasi sebanyak mungkin meliputi :
·
Siapa yang
terlibat dalam situasi tersebut dan keterlibatannya
·
Apa tindakan
yang diusulkan
·
Apa maksud
dari tindakan yang diusulkan
·
Apa
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan.
b.
Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c.
Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d.
Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
e.
Mengidentifikasi kewajiban bidan
f.
Membuat keputusan
3.
Model Murphy dan murphy
a.
Mengidentifikasi masalah kesehatan
b.
Mengidentifikasi masalah etik
c.
Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi
peran bidan
e.
Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f.
Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
g.
Memberi keputusan
h.
Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum untuk perawatan klien
i.
Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
4.
Model Curtin
a.
Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan masalah
b.
Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan
c.
Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d.
Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari npilihan itu
e.
Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan
f.
Memecahkan dilema
g.
Melaksanakan keputusan
5.
Model Levine – Ariff dan Gron
a.
Mendefinisikan dilema
b.
Identifikasi faktor-faktor pemberi pelayanan
c.
Identifikasi faktor-faktor bukan pemberi pelayanan
·
Pasien dan
keluarga
·
Faktor-faktor
eksternal
d.
Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu
e.
Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi
f.
Identifikasi pengambil keputusan
g.
Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik
h.
Tentukan alternatif-alternatif
i.
Menindaklanjuti
6.
Langkah-langkah menurut Purtillo dan Cassel (1981)
Purtillo dan Cassel menyarankan 4
langkah dalam membuat keputusan etik
a.
Mengumpulkan data yang relevan
b.
Mengidentifikasi dilema
c.
Memutuskan apa yang harus dilakukan
d.
Melengkapi tindakan
7.
Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson (1981) mengusulkan 10 langkah
model keputusan biotis
a.
Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan,
komponen etis dan petunjuk individual
b.
Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c.
Mengidentifikasi issue etik
d.
Menentukan posisi moral
e.
Menentukan posisi moral pribadi dan profesional
f.
Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait
g.
Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
5.
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
ETIK
Dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan etis, antara bidan dan dokter
tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan pendapat. Bila ini berlanjut dapat
menyebabkan masalah komunikasi dan kerjasama, sehingga menghambat perawatan
pada pasien dan kenyamanan kerja. (Mac Phail,1988)
Salah satu cara menyelesaikan masalah etis adalah dengan melakukan rounde
(Bioetics Rounds) yang melibatkan bidan dengan dokter. Rounde ini tidak
difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi
secara terbuka tentang kemungkinan terdapat permasalahan etis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Etik adalah norma-norma yang menentukan
baik buruknya tingkah laku manusia, baik secara sendirian maupun bersama sama
dan mengatur hidup kearah tujuannya (Pastur Scalia,1971)
2. Etik Kebidanan adalah norma-norma yang
dianut oleh perawat dalam bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega atau
tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat
profesional. Perilaku etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat,
dan interaksi sosial dalam lingkungan.
3. Kode etik kebidanan.
Kode etik adalah suatu tatanan tentang prinsip-prinsip imum yang telah diterima
oleh suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan
praktek kebidanna, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat,
teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain
Pembentukan karakter dalam pelayanan kebidanan dapat
berupa otonomi, berifisiensi, keadilan, Nonmalefisien, Veracity (kejujuran), Fidelity, Kerahasiaan (confidentiality),
B. SARAN
Salah satu
cara meningkatkan pengetahuan yang banyak adalah dengan membuat hal sederhana
yang mmberikan keberhasilan luas dalam pembelajaran. Untuk implementasinya,
makalah ini merupakan pengembangan dalam media pendidikan. Kritik dan saran
dari pembaca sengat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Selebihnya saya
ucapkan terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Ismani Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta. Widya Medika
Amir amri. 1997. Hukum Kesehatan. Jakarta. Bunga Rampai
Lubis Sofyan. 2009. Mengenal Hak Konsumen dan Pasien. Jakarta. Pustaka
Yusticia
Komentar
Posting Komentar