DISTOSIA LETAK DAN BENTUK JANIN
DISTOSIA
LETAK DAN BENTUK JANIN
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan
normal. Bisa disebabkan karena kelainan tenaga, kelainan letak, dan bentuk
janin, serta kelainan jalan lahir.
Gangguan jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intrauterin.
Gangguan jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intrauterin.
Diagnosa distosia akibat janin bukan hanya disebabkan
oleh janin besar, janin dengan ukuran normal namun dengan kelainan pada
presentasi intra uterin tidak jarang dapat menyebabkan gangguan proses
persalinan.
A.
POSITIO
OCCIPITO POSTERIOR PERSISTENS
Kebanyakan persalinan dengan positio
occipito posterior mengalami putaran paksi sehingga anak lahir dengan occiput
di bawah symphyse. Karena sudut pemutaran besar, maka kala II biasanya sedikit
lebih panjang. Putaran paksi ini baru terjadi di Hodge III maIahan
kadang-kadang baru terjadi di Hodge IV. Kalau pada positio occipito posterior
putaran paksi tidak terjadi maka kita sebut positio occipito posterior persistens.
Sebab-sebab tidak terjadinya putaran
paksi ialah panggul anthro¬poid, panggul android, kesempitan panggul tengah,
ketuban pecah sebelum waktunya, fleksi kepala kurang, inertia uteri. Ada
kalanya occiput berputar ke belakang dan anak lahir dengan maka di bawah
symphyse. Ini terutama terjadi kalau fleksi kurang. Jadi hanya sebagian kecil
(4%) dari position occipito posterior memerlukan pertolongan operatip.
Gambar Mekanisme lahirnya kepala
dengan ubun-ubun kecil di belakang.
Terapi:
Kalau ada indikasi dapat dipilih
antara ekstraksi vakum atau forceps.
Ekstraksi dengan forceps :
a.
Anak dilahirkan dengan occiput tetap di belakang. Ini terutama dilakukan kalau
ada faktor-faktor yang menyu-karkan rotasi ke depan seperti panggul anthropoid
atau android.
b.
Anak dilahirkan dengan occiput sebelah depan ialah : dengan rotasi manuil atau
dengan forceps. Ini dilakukan kalau tidak ada faktor-faktor yang
menghalangi.rotasi.
Penilaian
ada atau tidak adanya faktor yang menghaktngi rotasi sangat sukar maka dalam
praktek baiknya forceps dipasang biparietal .dan dilakukan tarikan, Kalau
ternyata bahwa sewaktu tarikan kepala ada tendens untuk memutar ke depan kita
bantu rotasi dengan forceps misalnya dengan teknik Scanzoni.
Sebaliknya
kalau kepala tidak ada tendens untuk memutar ke depan, kita lahirkan kepala
dengan occiput di belakang. Kalau dilahirkan dengan occiput di belakang harus
dibuat episiotomi yang cukup lebar karena kemungkinan ruptura perinei totalis
besar.
A.
LETAK MUKA
Letak muka adalah letak kepala
dengan defleksi maksimal, hingga occiput mengenai punggung dan muka terarah ke
bawah. Punggung terdapat dalam lordose dan biasanya terdapat di belakang.
Gambar a) Letak puncak kepala. b) Letak dahi. c)Letak muka.
Diagnosa:
v Dalam kehamilan.
Letak muka kadang-kadang dapat
dicurigai dalam kehamilan kalau :
o
tonjolan
kepala teraba sefihak dengan punggung dan antara be-lakang kepala dan punggung
teraba sudut yang running (sudut Fabre);
tonjolan kepala ini jugs bertentangan dengan fibak bagian-bagian kecil.
o
bunyi
jantung anak terdengar pada fibak bagian-bagian kecil
Atas penemuan tersebut di atas dibuat foto
Rontgen.
v Dalam persalinan.
Dengan pemeriksaan dalam pada pembukaan yang cukup
bescr teraba : orbita, hidung, tulang pipi, mulut dan dagu. Karena muka agar
lunak harus dibedakan dari bokong.
Sebab:
Sebab yang terpenting ialah panggul
sempit dan anak yang besar.
Secara Iengkap sebab.sebab dapat dibagi dalam 2
golongan :
a. Letak muka primer yang disebabkan oleh kelainan anak dan tat dapat
diperbaiki seperti :
1. Struma congenitalis.
2. Kelainan tulang
leher.
3. Lilitan tali pusat
yang banyak.
4. Meningocele.
5. Anencephal.
b. Letak muka sekunder : dapat diperbaiki, anak normal :
1. Panggul picak.
2. Anak besar.
3. Dinding perut kendor, hingga rahim
jatuh ke depan.
4. Bagian-bagian yang menumbung.
5. Hydramnion.
Mungkin juga letak defleksi dapat
terjadi karena tonus otot-otot extensor anak lebih kuat dari tonus otot-otot
fleksor.
Mekanisme persalinan
Gambar :
mekanisme persalinan letak muka (dagu ka belakang)
Pada permulaan defleksi ringan saja,
tetapi dengart turunnya kepala defleksi bertambah, hingga dagu menjadi bagian
yang terendah. Ini disebabkan karena jarak dari foramen magnum ke belakang
kepala lebih besar dari jarak dari foramen magnum ke dagu.
Distantia submentobregmatica melalui
jalan lahir (91/2 cm).(arena dagu merupakan bagian yang terendah dagulah yang
paling &du mengalami rintangan dari otot-otot dasar panggul, hingga me mutar
ke depan ke arah symphyse. Putaran paksi ini baru terjadi pada dasar panggul.
Dalam vulva terdahulu nampak mulut.
Kepala lahir dengan gerakan fleksi
dan tulang lidah menjadi hypo mochlion; berturut-turut lahirlah hidung, mata,
dahi, ubun-ubun bests dan akhirnya tulang belakang kepala. Vulva diregang oleh
diameter submento-occipitalis (11 1/2 cm). Caput succedaneum terbentuk di
daerah mulut hingga muka anal muncung.
Prognosa:
Letak muka dapat lahir spontan. Pada
umumnya partus lebih lama, yang meninggikan angka kematiai janin. Kemungkinan
ruptura perinei lebih bosun
Terapi:
Kalau menemukan letak muka sebaiknya
diperiksa apakah tidak ada kelainan panggul.
Dalam kehamilan dapat dicoba perasat Schatz untuk
memperbaila letak defleksi :
1. Kepala anak dimobilisasi
dan diletakkan pada fossa iliaca pada fihak punggung anak.
2. Penolong berdiri pada
fihak perut anak, satu tangan menara bokong sedang satunya dikepalkan dan
menolak dada anak.
3. Sesudah lordose
berkurang maka tangan yang tadinya menolak dada. memegang daerah belakang
kepala dan mendekatkannya dengan bokong.
Dalam persalinan asal tidak ada
kelainan panggul, terapi bersifat
konserpatip mengingat bahwa letak muka dapat lahir spontan. Juga jika dagu
terdapat sebelah belakang masih ada kemungkinan bahwa dagu memutar ke depan dan
persalinan berlansung spontan.
Jika ada indikasi untuk
menyelesaikan persalinan maka forceps hanya dipergunakan kalau :
1 Kepala sudah sampai
di H IV.
2. Dagu terdapat sebelah
depan.
Jika syarat-syarat ini tidak
terpenuhi lebih baik dilakukan SC.
Kalau pada multipara ketuban baru
pecah pembukaan lengkap, kepala masih agak tinggi dan dagu terdapat di
belakang, boleh diusahakan koreksi manuil menjadi letak belakang kepala dengan
perasat Thorn..
Perasat ini di Rumah-rumah Sakit besar tidak dilakukan lag. biasanya diambil
sikap konserpatip dan kalau dagu tidak berputc ke depan dilakukan SC.
Caranya :
1.
Kepala dibebaskan duk.
2.
Occiput dipegang dengan tangan dalam dan ditarik ke bawait supaya terjadi
fleksi.
3.
Tangan luar menolak dada supaya terjadi kyphose.
Jika dagu tetap di belakang (positio mento posterior persistens. maka
persalinan tidak dapat berlangsung spontan. Sebabnya ialah karena untuk
menyesuaikan din dengan lengkung panggul anak harus menambahkan defleksinya.
Hal ini tidak mungkin karena
defleksinya sudah maksimal.
Terapi keadaan ini ialah :
1. SC
kalau anak masih hidup.
2
Perforasi kalau anak sudah mati.
A.
LETAK DAHI
Letak dahi adalah letak kepala
dengan defleksi yang sedang hing-ga dahi menjadi bagian yang terendah.
Biasanya letak dahi bersifat
sementara, dan dengan majunya per¬salinan menjadi letak muka atau letak
belakang kepala. Letak dahi yang menetap agak jarang terjadi.Sebab-sebab letak
dahi kira-kira sama dengan sebab-sebab letak muka.
Diagnosa:
Dalam kehamilan letak dahi jarang
dapat diketahui karena dengan palpasi saja paling-paling dapat kita curiga
letak defleksi ialah kalau:
1. Tonjolan
kepala teraba pada fihak punggung anak (bertentangan dengan bagian-bagian
kecil).
2. Kalau bunyi
jantung anak dan bagian-bagian kecil anak sefihak.
Kalau atas
penemuan tersebut dibuat foto Röntgen maka dapat ditentukan letak dahi atau
letak muka.
Biasanya letak dahi baru dapat di diagnosa waktu
persa1inan kalau pembukaan sudah cukup besar ; maka teraba sutura frontalis,
ubun-ubun bestir, pinggir orbita dan pangkal hidung.
D d ki dep. (letak dahi dengan dahi
kiri depan) Pada letak dahi teraba u2 besar, tidak teraba dagu. Kalau dagu
dapat diraba diagnosa ialah letak muka.
Mekanisme persalinan :
Pada letak
dahi ukuran terbesar kepala ialah diameter mebto-occipitalis (131/2 cm) melalui
jalan lahir yang lebih besar dari semua ukuran pintu atas panggul. Maka pada
anak yang cukup besar kepala tidak dapat masuk ke dalam pintu atas panggul.
Letak dahi merupakan presentasi yang paling buruk di antara letak kepala.
Pada anak yang agak kecil kepala
dapat masuk dengan moulage yang kuat, kemudian terjadi putaran paksi, sehingga
dahi memutar ke depan ke arah symphyse. Dahi citrling dulu nampak pada vulva
dan tulang rahang atas menjadi hypomochlion.
Dengan fleksi lahirlah ubun-ubun
besar clan belakang kepala dan se telah belakang kepala lahir, dengan gerakan
defleksi berturut-turut lahir mulut, dan dagu. Vulva diregang oleh diameter
maxilla occipitalis. Caput succedaneum terjcidi pada dahi.
Prognosa:
Pada letak
dahi yang bersifat sementara anak dapat lcrhir spontan sebagai letak belakang
kepala atau letak muka. Kalau letak dahi menetap maka prognosa buruk, kecuali
kalau anak kecil.
Terapi:
Dalam
kehamilan boleh dicoba perasat Schatz. Kalau pada persalinan terdapat letak
dahi dilakukan SC, mengingat bahaya-bahaya untuk ibu dan anak.
B.
LETAK
SUNGSANG
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagt.,
bagian yang terendah (presentasi bokong). Kejadian 3%.
Letak sungsang dibagi sebagai
berikut :
1.
Letak bokong murni ;
presentasi bokong murni, dalam bahasa Inggris "Frank breech". Bokong saja yang menjadi bagian sedangkan
kedua tungkai lurus ke atas.
2.
Letak bokong kaki (presentasi
bokong kaki) di samping bokong teraba kaki dalam bahasa Inggeris "Complete breech". Disebut
letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna kalc¬di samping bokong teraba
kedua kaki atau satu kaki saja.
3.
Letak lutut
(presentasi lutut)
4.
Letak kaki (presentasi kaki)
5.
Dalam bahasa
Inggris kedua letak ini disebut disebut "Incomplete breech".
Tergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau &my= teraba satu kaki
atau lutut disebut letak kaki atau lutut sempurnz dan letak kaki atau lutut
tidak sempurna.
Dari
letak-letak ini letak bokong murni paling sexing dijumpc Punggung biasanya
terdapat kiri depan. Frekwensi letak sungscrn; lebih tinggi pada kehcrmilan
muda dibandingkan dengan kehamilcm a'terrne dan lebih banyak pada multigravidae
dari pada primigravidae.
Diagnosa:
Pergerakan
anak teraba oleh si ibu di bagian perut bawah, bawah pusat, dan ibu sexing
rnerasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
Pada palpasi
teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri. Punggung anak
dapat diraba pada salah satu sisi per dan bagian-bagian kecil pada fihak yang
berlawanan. Di atas sym¬physe teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
Bunyi
jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat Kalau pembukaan sudah besar
makes pada pemeriksaan dalam dapat teraba 3 tonjolan tulang ialah tubera ossis
ischii dan ujung os sacrum sedangkan os sacrum dapat dikenal sebagai tulang
yang meruncing dengan deretan processi spinosi ditengah-tengah tulang tersebut.
Gambar Macam-macam letak bokong.
Antara tiga tonjolan tulang tadi dapat diraba anus dan genitalia anak, tapi
jenis kelamin anak hanya dapat ditentukan kalau oedemc tidak terlalu besar.
Terutama kalau caput succedaneum besar, bokong harus dibedakan dari muka karena
kedua tulang pipi dapat menyerupai tubera oasis ischii, dagu menyerupai ujung
os sacrum sedcmgkan' mulut di-sangka anus.
Yang
menentukan ialah bentuk os sacrum yang mempunyai deretan processi spinosi yang
disebut crista sacralis media.
Pada letak
bokong kaki teraba kaki di samping bokong
- Pada kaki ada calcaneus, jadi ada
tiga tonjolan tulang ialah mata kaki dan calcaneus. Pada tangan hanya ada mata
tangan.
- Kaki tidak
dapat diluruskan terhadap tungkai, selalu ada sudut.
Jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki. Dalam keraguan kita membuat foto rontgen.
Etiologi :
1.
Prematurritas
karena bentuk rahim relative kurang lonjong. Air ketuban masih banyak dan
kepala tidak relatip besar.
2.
Hydramnion
karena anak mudah bergerak.
3.
Plasenta
previa karena menghalangi turunnya kepala kedalam pintu panggul.
4.
Bentuk rahim
yang abnormal seperti uterus bikornis
5.
Panngul
sempit, walaupun panggul sempit sebagai sebab letak sungsang masih disangsikan
oleh berbagai penulis.
6.
Kelainan
bentuk kepala, hydrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan
bentuk pintu atas panggul.
Mekanisme
persalinan
Garis pangkal paha masuk serong
kedalam pinu atas panggul. Pantat depan memutar ke depan setelah mengalami
rintangan dari otot-otot dasar panngul. Dengan demikaian dapat terjadi
laterokfleksi badan untuk menyesuaikan diri dengan lengkungan panggul.
Pantat depan nampak terdahulu
dalam vulva dan dengan trochan terdepan sebagai hypomochilion dan
lateralofleksi dari badan lahirlah pantat belakang pada pinggir depan perineum
disusul dengan kelahiran pantat depan.
Setelah bokong lahir terjadi rotasi
luar sehingga punggung berputar sedikit kedepan dan supaya bahu dapat masuk
dalam ukuran serong dari pintu atas panggul. Sesuai bahu turun tejadilah
putaran paksi dan bahu sampai ukuran bisa bicromial dalam ukuran muka belakang
dari pintu bawah panggul. Karena itu punggung berputar lagi ke samping.
Pada saat bahu akan lahir maka
kepala dalam keadaan fleksi masuk dalam ukuran melintang pintu atas panggul.
Kepala ini mengadakan putaran paksi sedemikian rupa
hingga kuduk terdapat di bawah shympyse dan dagu sebelah belakang.
Berturut-turut lahir pada perineum:
dagu, mulut, hidung, dahi dan belakang kepala.
Prognosa :
Prognosa bagi ibu pada letak
sungsang tak banyak berbeda dengan prognosa pada letak kepala: mungkin rupture
perinei lebih sering terjadi. Sebaiknya prognosa bagi anak dengan letak
sungsang lebih buruk terutama kalau anaknya besar dan ibunya seorang
primigravida.
Kematian anak kurang lebih 14%.
Kalau kematian karena prematuritas dikurangi maka kematian anak dengan letak
sungsang tetp tiga kali lebih besar dari pada kematian anak letak sungsang.
Sebab-sebab
kematiana anak pada letak sungsang :
1.
Setelah
pusat lahir, maka kepala anak mulai masuk kedalam rongga panggul., sehingga
tali pusat tertekan antara kepala dan rongga panggul. Diduga bahwa kepala harus
lahir dalam 8 menit, sesudah tali pusat lahir supaya anak dapat lahir dengan
selamat.
2.
Pada letak
sungsang dapat terjadi perdarahan otak karena kepala dilahirkan dengan cepat.
3.
Dapat
terjadi kerusakan dari tulang belakang karena tarikan pada badan anak.
4.
Pada letak
sungsang lebih sering terjadi prolasus foeniculi, karena bagian depan kurang
menutup bagian bawah rahim.
Selain itu karena pertolongan
mungkin terjadi fraktur dari homerus atau klavikula, paralise lengan karena
tekanan atau tarikan pada plexus brachialis.
Terapi :
Yang paling pening adalah usaha
untuk memperbaiki letak sebelum persalinan terjadi dengan versi luar.
Bertentangan dengan pendapat yang dulu hendaknya versi luar sudah dicoba pada bulan ke 7.
Versi luar masih dapat di usahakan pada penderita
inpartu dengan syarat :
1.
Pembukaan
kurang dari 3-4 cm
2.
Ketuban
masih utuh.
3.
Bokong anak
masih dapat dibebaskan.
Versi luar tidak boleh di paksakan
karena mungkin ada factor-fakror seperti kelainan bentuk rahim dan talipusat
yang pemdek yang tidak dapat memungkinkannya, jadi kalau dipaksa akan
menimbulkan kerusakan pada anak atau solusio plasenta.
Teknik :
Sebagai persiapan:
·
Kandung
kencing harus kosong dulu
·
Pasien
ditidurkan terlentang
·
BJ anak
diperiksa dahulu (kalo buruk versi dibatalkan)
·
Kaki
dibengkokan pada lutut dan pangkal paha supaya dinding perut kendor.
1.
Mobilisasi :
bokong dibebaskan dulu.
2.
Sentralisasi
: kepala dan bokong anak dipegang didekatkan satu sama lain sehingga badan anak
membulan dan demikinan lebih mudah diputar.
3.
Versi : anak
diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah : arah pemutaran kearah yang
mudah yang paling sedikit tahanan nya.
Setelah versi berhasil, BJ anak
diperiksa lagi kalau tetap buruk diputar lagi keletak semula.
Kesukaran pada versi : versi luar tidak selalu berhasil
dan sekali-kali tidak boleh dipaksakan
misalnya dengan memberi narcose supaya dinding perut kendor.
Kesukaran pada versi luar bisa disebabkan karena:
·
Dinding
perur tegang pada primi gravidae
·
Perasan taku
atau nyeri
·
Anak dalam
letak bokong (frank breech)
·
Tali pusat
pendek
·
Kelainan
rahim seperti uterus bicornis, subseptus atau karena myoma dan lain –lain
Bahaya dari versi luar ialah solusio
plasenta, rupture uteri dan letak defleksi maka tidak boleh dilakukan pada
setiap orang atau keadaan.
Kontra
indikasi untuk versi luar misalnya:
·
Tensi yang
tinggi karena mudah terjadi sulosio plasenta
·
Kalau adal
luka dinding rahikm seperti ada luka SC atau luka enuklasi myoma
·
Pada panggul
sempit absolute karena akan di sectio juga
·
Pada
kehamilan ganda
·
Pada
hydramnion karena sukar dilakukan dan mudah kembali
·
Pada hydro
chepalus
·
Pda
perdarahan antepartum karena mungkin menimbulkan perdarahan baru.
·
BJ anak yang
buruk.
Pimpinan persalinan
:
Letak sungsang biasanya lahir
spontan, karena itu jangan terlalu kekas bertindak. Sikap konserpatif
dipertahankan sampai pusat lahir.
Indikasi waktu setelah pembukaan lengkap, biasanya
lebih pendek dibandingkan dengan letak kepala misalnya 2 jam setelah pembukaan lengkap anak sudah harus lahir.
Pertolongan
persalinan dengan letak sungsang dapat dibagi sebagai berikut:
1.
Pertolonga pada
kelahiran spontan
2.
Ekstraksi
parsil (sebagian)/manual aid
3.
Ekstraksi
4.
Sectio
caesarea
1.
Persalian
spontan
Biasanya
ditolong secara Bracht. Pda
primigravida selalu didahului dengan episiotomi.
Pada
perlonongan secara bracht bokong diangkat keatas supaya badan anak seara dengan
paksi jalan lahir, tidak dilakukan tarikan.
Teknik :
Pertolongan
dimulai setelah bokong anak lahir. Pada letak bokong, bokong ini dipegang denga
dua tangan sedemikian rupa, hingga pada kedua jari ibu pada permukaan belakang
pangkal paha dan 4 jari lainnya pada permukaan bokong.
Kalau kaki
sudah lahir seperti pada letak bokong kaki, letak lutut dan letak kaki maka
bokong dipegang sedemikian rupa hingga kedua ibu jari terletak pada lipat paha
dan jari lainnya menggenggam bokong.
Bokong ini
dibawa keatas, keraha perut ibu dan sedikit kekiri atau kekanan sesuai letaknya
punggung anak: sama sekali tidak boleh
dilakukan tarikan karena dengan tarikan lengan dapat menjungkit.
Bokong ini
terus dibawa ke atas keara perut ibu untuk sampai kepala lahir.
Keuntungan
dari pertolongan secara Bracht ialah bahwa tangan sama sekali tidak masuk
kejalan lahir, yang mengecilkan kemungkinan infeksi.
2.
Ekstraksi
parsiil (manual aid)
Biasanya
letak sungsang dapat lahir spontan samapi pusat lahir karena rintangan timbul
pada kelahiran bahu.
Kalau pusat sudah lahir dan tidak
ada kemajuan misalnya karena his lemah atau karena rintangan bahu maka tidak
boleh kita menunnggu terlalu lama karena pada saat ini kepala mulai masuk
kedalam rongga panggul dan menekan tali pusat pada dinding panggul anak harus
dilahirkan dalam ± 8 menit.
Untuk
melahirkan anak dalam keadaan ini kita pergunakan eksraksi parsiil atau manual
aid. Ekstraksi disebut parsil karena
sebagaian tubuh anak sudah lahir.
Teknik :
Terdiri dari 3 tahapan :
1.
Bokong
sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
2.
Persalinan
bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
3.
Persalinan
kepala dibantu oleh penolong.
- Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha.
- Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan lahir.
- Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-cara berikut:
- Lovset.
- Klasik.
- Müller.
Persalinan bahu dengan cara LOVSET
Prinsip :
Memutar
badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah
jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula
dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis).
Hal tersebut
dapat terjadi oleh karena :
- Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
- Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah belakang
Sehingga
setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan
posisi bahu anterior.
Keuntungan
persalinan bahu dengan cara Lovset :
- Tehnik sederhana.
- Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
- Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
Persalinan bahu dengan cara klasik
- Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER.
- Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah simfisis.
- Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.
Prinsip :
Melahirkan lengan
belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah
belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan
kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis.
- Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
- Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengah dan telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan gerakan“mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
- Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah.
Dengan
tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil dilakukan
traksi curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada
punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama.
- Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
o Gelang bahu
dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan penolong sedemikian
rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak dipunggung anak dan sejajar
dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari lain didepan dada.
o Dilakukan
pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan depan menjadi
terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada no 2
Keuntungan :
Umumnya selalu dapat dikerjakan pada persalinan bahu
Kerugian :
Masuknya tangan kedalam jalan lahir menambah resiko infeksi persalinan.
Persalinan bahu dengan cara Müller
- Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ; disusul melahirkan lengan belakang di belakang (depan sacrum)
- Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul
Tehnik pertolongan persalinan bahu
cara Müller:
- Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.
- Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh janin sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian bawah.
- Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak (inset pada gambar 10)
Keuntungan
penggunaan tehnik ini adalah oleh karena tangan penolong tidak masuk terlalu
jauh kedalam jalan lahir sehingga tidak memperbesar resiko infeksi persalinan.
Melahirkan Lengan Menunjuk.
Nuchal Arm
Yang dimaksud dengan ‘Nuchal Arm’ adalah
bila pada persalinan sungsang, salah satu lengan anak berada dibelakang leher
dan menunjuk kesatu arah tertentu. Pada situasi seperti ini, persalinan
bahu tidak dapat terjadi sebelum posisi lengan yang bersangkutan dirubah
menjadi didepan dada
Bila lengan
yang menunjuk adalah lengan posterior : (dekat dengan sakrum)
- Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
- Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi lengan depan).
Selanjutnya
lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara KLASIK
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan
anterior : (dekat dengan simfisis). Penanganan dilakukan dengan cara
yang sama, perbedaannya terletak pada cara memegang tubuh anak dimana pada
keadaan ini kedua ibu jari penolong berada didepan dada sementara jari-jari
lain dipunggung janin.
Melahirkan lengan menjungkit
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan sungsang
pervaginam, posisi lengan anak lurus disamping kepala. Keadaan ini
menyulitkan berlangsungnya persalinan spontan pervaginam.
Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah
melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET atau dengan melahirkan lengan yang
menjungkit melalui bagian depan (dada) anak.
Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan
pertolongan persalinan sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan
lanjut untuk memastikan bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan oleh lengan
yang menjungkit.
Persalinan Kepala
~ After Coming Head
Pertolongan
untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat dilakukan dengan
berbagai cara :
Cara Mouriceau (
Viet – Smellie)
Tehnik
pertolongan persalinan ‘after coming head’ :
- Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa canina.
- Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
- Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
- Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
Note :
Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
Cara Prague Terbalik
- Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap simfisis.
- Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
- Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.
- Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.
3.
Ekstraksi
Kita lakukan
ekstraksi pada letak sungsang jika kita menarik anak ke luar pada waktu seluruh
tubuh anak masih ada dalam jalan lahir.
Ekstraksi ada 2 macam :
a.
Ekstraksi
pada bokong
Tindakan ini
dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah
berada didasar panggul.
Teknik :
1.
Jari telunjuk
penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir dan
diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait.
Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan
tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah (gambar
18 dan 19)
2.
Bila dengan
traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus
pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara
serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar
20)
3.
Setelah
bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan
janin dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong
parsialis.
Ektraksi
pada bokong jauh lebih sukar dan kurang baik prognosanya maka sedapat-dapatnya
kita lakukan ekstraksi pada kaki. Ekstraksi pada bokong hanya dilakukan jika
ekstraksi pada kaki tidak mungkin.
b.
Ekstraksi
pada kaki
1.
Setelah
persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak
dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka labia.
2.
Tangan yang
didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai belakang
lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi paha janin
sehingga sendi lutut menjadi fleksi.
Tangan yang
diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk mempermudah
tindakan mencari kaki janin tersebut diatas
Setelah
lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari II dan II , kemudian
dituntun keluar vagina
3.
Kedua tangan
penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang betis
sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering.
Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal
paha lahir
4.
Pegangan
kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha
pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini
pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir
(gambar 24)
5.
Kemudian
dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan trochanter
belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir. (Gambar 25)
6.
Setelah
bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam dan
selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti
yang sudah dijelaskan.
Sebaiknya
digunakan kain setengah basah untuk mengatasi licinnya tubuh anak. Traksi curam
bawah untuk melahirkan lengan sampai skapula depan terlihat
Jangan
lakukan gerakan rotasi sebelum skapula terlihat.
Dilakukan traksi
curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti dengan gerakan
untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.
Lengan depan
dilahirkan dengan cara yang sama dengan melahirkan lengan belakang
4.
Sectio
Caesarea
Indikasi
untuk sectio diantaranya :
- Panggul
sempit atau kelainan bentuk panggul
- Anak yang
besar terutama pada primigravida
- Tali pusat
yang menumbung,
- Janin besar,
- Janin
“viable” dengan gawat janin
- Nilai anak
sangat tinggi
- Keadaan umum
ibu buruk
- Hiperekstensi
kepala
- Bila sudah
terdapat indikasi pengakhiran kehamilan dan pasien masih belum inpartu
(beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri kehamilan dengan oksitosin drip)
- Disfungsi uterus
(beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri persalinan dengan oksitosin drip)
- Presentasi
bokong tidak sempurna atau presentasi kaki
- Janin sehat
preterm pada pasien inpartu dan atau terdapat indikasi untuk mengakhiri
kehamilan atau persalinan.
- Gangguan
pertumbuhan intrauterine berat
- Riwayat
obstetri buruk
- Operator
tidak berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan sungsang spontan
pervaginam
- Pasien
menghendaki untuk dilakukan sterilisasi setelah persalinan ini.
Komplikasi Persalinan Sungsang Pervaginam
- Komplikasi ibu :
-
Perdarahan
-
Trauma jalan
lahir
-
Infeksi
b.
Komplikasi anak
:
-
Sufokasi/aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin
sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan
sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas
dalam jalan lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.
-
Asfiksia :
Selain hal diatas, anoksia juga
disebabkan oleh terjepitnya tali pusat pada fase cepat
-
Trauma intrakranial: Terjadi sebagai akibat :
· Panggul
sempit
· Dilatasi
servik belum maksimal (‘after coming head’)
· Persalinan
kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
-
Fraktura / dislokasi:
Terjadi akibat persalinan sungsang
secara operatif :
· Fraktura
tulang kepala
· Fraktura
humerus
· Fraktura
klavikula
· Fraktura
femur
· Dislokasi
bahu
-
Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan
terjadi akibat tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat
melakukan traksi dan juga akibat regangan pada leher saat membebaskan lengan.
A.
LETAK
LINTANG
Pada letak lintang sumbu panjang
anak tegak lurus atau hampir tegak lurus pada sumbu panjang ibu.
Pada letak lintang bahu menjadi
bagian terendah, maka juga di sebut presentasi
bahu atau presentasi acromion.
Jika punggung terdapat sebelah depan disebut dorsoanterior dan jika dibelakang disebut dorsoposterior.
Sebab-sebab
:
Sebab-sebab yang terpenting ialah :
·
dinding
perut yang kendur seperti pada multiparitas.
·
Kesempitan
panggul.
·
Plasena
praevia.
·
Prematuritas.
·
Kelainan
bentuk rahim seperti uterus arcuatus atau pada myoma uteri.
·
Kehamilan
ganda,
Diagnosa :
Pada inspeksi nampak bahwa perut
melebar ke samping dan fundus uteri rendah dari biasa, hanya beberapa jari
diatas pusat, pada kehamilan cukup bulan. Pada palpasi ternyata bahwa fundus
uteri maupun bagian bawah rahim kosong sedangkan bagian-bagian besar (kepala
dan bokong) teraba disamping di atas fossa illiaca.
Jika teraba tahanan sebelah depan,
maka punggung ada sebelah depan, sebaliknya jika teraba tonjolan-tonjolan, maka
ini disebabkan oleh bagian-bagian kecil, sehingga punggung terdapat sebelah
belakang.
Dalam persalinan maka dengan toucher
dapat diraba sisi thorax sebagai susunan tulang-tulang yang sejajar dan jika
pembukaan sudah besar maka teraba scapula dan pada pihak yang bertentangan
clavicular. Arah menutupnya ketiak
menunjukan arah kepala. Sering kali salah satu lengan menumbung untuk
menentukan lengan mana yang menumbung kita coba berjabat tangan, jika dapat
berjabatan maka ini tangan kanan.
Jalannya
persalinan :
Adakalanya anak yang pada permulaan
persalinan dalam letak lintang, berputar sendiri menjadi letak memanjang.
Kejadian ini disebut versio spontanea.
Versio spontaenea hanya mungkin jika
ketuban masih utuh. Anak yang menetap dalam letak lintang pada umumnya tidak
dapat lahir spontan. Hanya anak yang kecil atau anak yang sudah mengalami
macerasi dapat lahir secara spontan. Dalam kala I dan II anak ditkan sedemikian
rupa, hingga kepala anak mendekati permukaan ventral tubuh anak, akibatnya
ialah ukuran melintang berkurang sehingga bahu dapat masuk ke dalam rongga
panggul. Setelah ketuban pecah, bahu didorong ke dalam rongga panggul dan
lengan yang bersangkutan biasanya menumbung. Akan tetapi tidak lama kemudian
kemajuan bagian depan ini berhenti.
Rahim menambah kekuatan kontraksi
untuk mengatasi rintangan dan berangsur terjadilah lingkaran retraksi yang
patologis. Jika kedaan ini dibiarkan terjadilan ruptura uteri atau his menjadi
lemah karena otot rahim kecapaian dan timbulah infeksi intruterin sampai
terjadinya tymponia uteri. Hanya jika anak kecil atau telah mengalami macerasi
dapatlah persalinan berlangusng spontan. Dalam hal ini kepala tertekan ke dalam
perut anak dan seterusnya anak lahir dalam kedaan terlipat atau conduplicatio corpore.
Yang paling dulu nampak dalam vulva
ialah derah dada dibawah bahu, kepala dan thorax melalui rongga panggul
bersamaan. Cara lain yang memungkinkan kelahiran spontan dalam letak lintang
ialah : evolutio spontanea, walaupun
jarang terjadi.
Evolutio spontanea
ada 2 variasi :
a.
Mekanisme
dari Douglas
b.
Mekanisme dari Denman.
Karena his yang kuat maka bahu
turun dan kepala tertahan pada romus superior ossis pubis hingga leher
teregang. Akhirnya bahu sampai di bawah arcus pubis. Pada saat ini terjadi
laterofleksi dari tulang belakang.
Pada modus douglas laterofleksi
terjadi ke bawah dan pada tulang pinggang bagian atas maka setelah bahu lahir,
lahirlah sisi thorax, perut, bokong, dan akhirnya kepala. Pada modus Denman
laterofleksi terjadi keatas dan pada tulang pinggang bagian bawah maka setelah
bahu lahir, lahirlah bokong baru kemudian dada dan kepala.
Prognosa :
Letak lintang merupakan letak yang
tidak mungkin lahir spontan dan berbahaya untuk ibu maupun anak. Biarpun
lahir spontan anaknya lahir mati.
Bahaya yang terbesar ialah ruptura
uteri yang spontan atau traumatis karena versi dan ekstraksi selain dari itu
sering terjadi infeksi, karena partus lama.
Sebab kematian bayi ialah prolapsus
Foeniculi dan asphyxia karena kontraksi lahir terlalu kuat. Juga tekukan leher
yang kuat dapat menyebabkan kematian. Prognosa bayi sangat tergantung pada saat
pecahnya ketuban selama ketuban masih utuh bahaya bagi anak dan ibu tidak
seberapa, maka kita harus berusaha ketuban selama mungkin utuh misalnya :
·
Melarang
pasien mengejan.
·
Pasien
dengan anak yang melintang tidak dibenarkan berjalan-jalan.
·
Tidak diberi
obat his.
·
Toucher
harus hati-hati jangan sampai memecahkan ketuban, malahan diluar RS
sedapat-dapatnya jangan dilakukan toucher.
Setelah
ketuban pecah bahayanya bertambah karena :
·
Dapat
terjadi letak lintang kasip jika pembukaan sudah lengkap.
·
Anak dapat
mengalami asfiksia karena peredaran darah plasenta berkurang.
·
Tali pusat
dapat menumbung.
·
Bahaya
infeksi menambah.
Terapi :
Dalam kehamilan diusahakan versi
luar segera letak lintang didiagnosa sedapat-dapatnya dijadikan letak kepala
tapi jika ini tidak mungkin diusahakan versi menjadi letak sungsang.
Jika versi berhasil kepala didorong
ke dalam pintu atas panggul supaya kepala terfiksasi oleh pintu atas panggul
dan anak tidak memutar kembali. Jika tidak berhasil terutama pada multipara
dipasang gurita. Jika partus sudah mulai maka pasien selekas mungkin harus
masuk rumah sakit.
Dalam persalinan masih dapat dicoba
versi luar asal pembukaan lebih kecil dari 3-4 cm dan ketuban masih utuh. Jika
versi luar tidak berhasil maka dilakukan Sectio Caesarea. Karena hasil versi
dan ekstraksi kurang baik, versi dan ekstraksi hanya dilakukan pada anak ke-II
Gemelli yang dalam letak lintang. Pada anak mati dengan letak lintang yang belum kasip dapat dipilih antara
dekapitasi dan VE.
Setelah pembukaan lengkap, jika
letak lintang dibiarkan maka bahu masuk ke dalam rongga panggul, his bertambah
kuat untuk mengatasi rintangan dan SBR menjadi tipis karena lingkaran retraksi
naik, jadi terjadi gambaran ancaman robekan rahim.
Pada pemeriksaan dalam kita tidak dapat lagi memasukan tangan antara
bagian depan dan jalan lahir dan bahu tak dapat digerakkan ke atas. Walaupun
diluar his atau dalam narkose yang dalam. Kedaan ini disebut letak lintang kasip. Jadi letak lintang
kasip merupakan kedaan ancaman robekan
rahim. Pada letak lintang kasip anaknya biasanya sudah mati.
Persalinan bisanya diselesaikan
dengan dekapitasi dan karena pada letak lintang kasip persalinan pada umumnya
sudah berlangsung lama, baiknya juga diberikan antibiotica dan infus glucose.
B.
LETAK
MAJEMUK (PRESENTASI GANDA, COMPOUND PRESENTATION)
Yang
dimaksud dengan letak majemuk ialah jika
disamping bagian terendah teraba anggota badan. Tangan yang menumbung pada
letak bahu tidak disebut letak majemuk, begitupula adanya kaki disamping bokong
pada letak sungsang tidak termasuk letak majemuk.
Pada letak
kepala dapat terjadi :
·
Tangan menumbung
·
Lengan menumbung
·
Kaki menumbung.
Pada tangan menumbung hanya teraba jari dan telapak tangan
di samping kepala, tidak teraba pergelangan tangan.
Jika juga pergelangan tangan atau
lebih teraba disebut lengan menumbung.
Tangan menumbung prognosanya lebih baik dari lengan menumbung, karena tangan
yang ceper bentuknya tidak banyak mengambil tempat dibandingkan denngan lengan.
Tangan menumbung pada letak kepala tidak menghalangi turunnya kepala, hanya
mungkin menyebabkan terganggunya putaran paksi, sebaliknya lengan menumbung
dapat menghalangi turunnya kepala.
Kaki yang menumbung di samping
kepala jarang terjadi pada anak hidup yang cukup besar tapi kemungkinan pada
anak yang sudah bermacerasi, pada monstrum dan anak kecil, lebih besar ; juga
dapat terjadi pada kehamilan kembar dimana di samping kepala anak I menumbung
kaki anak ke II yang dalam letak sungsang.
Pada letak sungsang jarang sekali
tangan teraba di samping bokong dan keadaan ini biasanya menimbulkan kesukaran.
Pada letak majemuk, sering juga tali
pusat menumbung dan hal ini sangta memengaruhi prognosa.
Sebab :
Letak majemuk terjadi jika pintu
atas panggul tidak tertutup dengan baik oleh bagian depan anak seperti pada :
-
Multipara,
karena kepala bayi sering masih tinggi pada permulaan persalinan.
-
Pada CPD
(cephalopelvic disproporsi)
-
Pada anak
yang prematur
-
Hydramnion
Terapi :
Tangan yang menumbung tidak menghalangi persalinan
spontan, jadi sebaiknya dibiarkan. Jika terjadi gangguan putaran paksi, dapat
diselesaikan dengan ekstraksi forcipal dengan memasang sendok forceps antara
tangan yang menumbung dengan kepala anak.
Lengan yang menumbung, sebaiknya direposisi jika pembukaan
sudah lengkap, karena dapat menghalangi turunnya kepala.
Jika kepala sudah jauh masuk ke
rongga panggul, reposisi sudah tidak mungkin lagi, jadi persalinan diselesaikan
dengan forseps. Jika reposisi tidak berhasil dan kepala tidak mau turun maka
dilakukan SC. Kaki yang menumbung di samping kepala sebaiknya direposisi.
C.
TALI PUSAT
MENUMBUNG (PROLAPSUS FOENICULI)
Jika tali pusat teraba di samping
atau lebih rendah dari bagian depan sedangkan ketuban sudah pecah, maka disebut
dengan tali pusat menumbung.
Tetapi, jika terjadi pada ketuban
yang masih utuh disebut dengan tali
pusat terkemuka.
Dulu, diduga bahwa bahaya aspiksia
anak, kurang pada tali pusat terkemuka, tapi menurut pendapat sekarang bahwa
bahaya tidak banyak kurangnya hingga usah dibedakan antara tali pusat menumbung
dan tali pusat terkemuka dalam menentukan sikap dan terapi.
Sebab :
Segala keadaan dimana PAP
kurang tertutup oleh bagian depan dapat menimbulkan prolapsus foeniculi seperti
pada :
-
CPD
-
Letak
lintang
-
Letak kaki
-
Kehamilan
ganda
-
Letak
majemuk
-
Hidramnion
Kejadian ini lebih sering terjadi
jika tali pusat panjang dan jika plasenta rendah letaknya. Tali pusat menumbung lebih sering terjadi pada multipara dibandingkan
dengan primipara.
Prolapsus foeniculi secara langsung
tidak mempengaruhi keadaan ibu, sebaliknya sangat
membahayakan anak, karena tali pusat tertekan antara bagian depan anak dan
dinding panggul sehingga terjadi asfiksia. Bahaya terbesar pada letak kepala,
karena bagian yang menekan itu bundar dan keras.
Diagnosa :
Dibuat jika pada toucher meraba
benda seperti tali yang berdenyut, atau jika tali pusat tampak keluar dari
vagina.
Terapi :
Yang penting adalah supaya diagnosa
dapat dibuat dengan cepat maka hendaknya dilakukan toucher jika ketuban sudah
pecah, sedangkan kepala masih tinggi.
Dan jika denyut jantung janin
menjadi buruk dalam persalinan, hendaknya diperiksa apakah bukan disebabkan
oleh tali pusat menumbung.
Tali pusat yang menumbung merupakan
indikasi untuk segera menyelesaikan persalinan jika BJ masih ada. Sebaliknya,
jika anak sudah mati, persalinan dapat ditunggu berlangsung spontan.
v Tali pusat menumbung pada letak kepala :
-
Jika pembukaan belum lengkap, dilakukan
SC kecuali jika BJ sudah sangat buruk.
Selama
menunggu persiapan operasi diusahakan supaya tekanan pada tali pusat
dihindarkan atau dikurangi, misalnya dengan letak Trendelenburg dan diberi
Oksigen.
Sebelum
melakukan SC, BJ anak diperiksa sekali lagi.
-
Jika pembukaan sudah lengkap, maka
dilakukan SC, jika kepala masih tinggi dan ekstraksi dengan forceps kalau
kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul.
Pada anak
kecil (anak II gemeli) dapat diusahakan ekspressi dan sesudah syarat-syarat
forceps terpenuhi dilakukan ekstraksi dengan forceps.
-
Jika anak sudah meninggal ditunggu
persalinan spontan.
Jangan
membuang waktu dengan mengusahakan
reposisi tali pusat.
v Tali pusat menumbung pada letak sungsang (anak hidup) :
-
Jika pembukaan
masih kecil dilakukan SC
-
Jika
pembukaan lengkap dilakukan SC atau ekstraksi.
v Tali pusat menumbung pada letak lintang (anak hidup) dilakukan SC
D.
JANIN YANG
BESAR
Yang dimaksud dengan anak besar
adalah anak yang beratnya lebih dari
4000 gram. Menurut kepustakaan, anak yang besar baru akan menimbulkan
distosia jika beratnya melebihi 4500 gram.
Sebab-sebab anak yang besar yaitu :
-
Diabetes
-
Keturunan
(orang tuanya besar-besar)
-
Multiparitas
Kesukaran yang ditimbulkan dalam
persalinan yaitu karena besarnya kepala
atau besarnya bahu. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat
besar dapat timbul inertia dan kemugkinan perdarahan postpartum lebih besar.
Terapi :
Jika anak pada palpasi diduga besar,
maka ibu harus diperiksa apakah diabetes. Jika panggul normal, biasanya
diusahakan persalinan per vaginam karena penentuan besarnya anak yang masih
dikandung sangat sulit.
Kadang-kadang setelah kepala lahir,
ternyata bahwa kita tidak bisa melahirkan bahu anak karena besarnya bahu
tersebut. Dalam hal ini, baik dibuat dengan segera episiotomi yang lebar.
E.
HYDROCEPHALUS
Pada hydrocephalus terdapat
kebanyakan cairan otak di dalam ventrikel otak, sehingga kepala (tengkorak) melebar.
Hydrocephalus sering disertai cacat
bawaan lain seperti spina bifida. Hydrocephalus menimbulkan distosia sampai
ruptura uteri dan yang sering anak lahir dalam letak sungsang, karena kepala
terlalu besar untuk masuk ke PAP.
Etiologi :
Salah satu sebabnya adalah toxoplasmosis.
Diagnosa :
Diagnosa dini sangat penting karena
jika hydrocephalus telah dikenal terapinya, sederhana sekali. Sebaliknyan jika
tidak dikenal merupakan bahaya karena dapat terjadi ruptura uteri.
Memang hydrocephalus merupakan salah
satu sebab penting dari ruptura uteri. Ruptura uteri pada hydrocephalus dapat
terjadi pada pembukaan yang belum lengkap malahan dalam kehamilan.
Jika tulang-tulang tengkorak tipis,
kadang-kadang tengkorak dapat ditekan ke dalam, menimbulkan perasaan seperti
waktu menekan bola pingpong. Karena kepala besar, badan anak terdesak ke atas
dan bunyi jantung anak terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari biasanya.
Jika pembukaan sudah cukup besar
dapat teraba fontanel dan sutura yang
lebar sedangkan tulang tengkorak tipis mudah tertekan ke dalam oleh jari
kita. Kadang-kadang menyerupai ketuban.
Pada letak sungsang diagnosa jauh
lebih sulit dan sering baru diketahui jika badan anak sudah lahir, dan kepala
tidak dapat dilahirkan apalagi jika ada spina bifida. Pada saat ini, di atas
simpisis teraba tumor yang besar. Pada legtak sungsnag lebih jarang terjadi
ruptura uteri.
Ada kemungkinan hydrocephalus jika :
a.
Kepala tetap
tinggi walaupun panggul baik dan his kuat.
b.
Kepala tetap
dapat digoyangkan dan sangat lebar saat perabaan.
c.
Jika nampak
ada spina bifida pada tubuh yang sudah lahir pada letak sungsang.
Prognosa :
Bahaya yang terbesar adalah rupture uteri
Pengobatan :
Setelah diagnosa dibuat maka pada
anak yang hidup dilakukan punksi dengan
jarum yang panjang dan besar. Segera setelah pembukaan cukup besar
(pembukaan 2 jari) untuk mengecilkannya. Dengan punksi, tengkorak mengecil dan
selanjutnya persalinan dapat berlangsung spontan.
Pada anak yang mati dapat dilakukan
perforasi. Setelah anak lahir selalu harus dilakukan eksplorai vacum uteri.
DAFTAR
PUSTAKA
FK, Unpad. 1984. Obstetri
Patologi. Bandung : Elstar Offset
Martohoesodo S, Hariadi: Distosia karena kelainan
letak serta bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd ed
Jakarta, YBP-SP,1997
American
College of Obstetricians and Gynecologists: ACOG committee opinion. Mode of
term singleton breech delivery. Number 265, December 2001.
Cunningham
FG (editorial) : Breech Presentati
Komentar
Posting Komentar